My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Tamu tak diundang..


__ADS_3

Romi melihat Ayu yang sedang bercengkrama dengan mami, mereka terlihat akrab, tidak akan ada yang menyangka bahwa dulu maminya pernah tidak menyetujui Ayu menjadi menantunya.


Sebenarnya Romi sangat terganggu dengan foto foto itu, walaupun sepertinya Ayu memang tak terpengaruh sama sekali, dia bahkan tak pernah mengungkitnya lagi.


Dia mengingat ucapan Aditya yang mengatakan mungkinkah Ayu tidak mencintainya, hal itu sebenarnya cukup menganggu dirinya, walaupun dia sangat yakin istrinya juga mencintainya.


Mereka memutuskan untuk menginap, Ayu sudah terlebih dahulu masuk kedalam kamar, sementara Romi masih berbincang dengan papi.


Tiba tiba maminya datang dan menghampiri, Romi berpikir dia akan menceritakan tentang foto itu kepada orang tuanya.


Sudah pasti kedua orangtuanya sangat terkejut melihat foto foto tersebut, bahkan maminya hampir menangis mendengar Ayu menantunya menerima foto ini dan bahkan tidak marah sama sekali kepada Romi.


"Pokoknya kamu harus segera mencari tahu siapa yang sudah mengirim semua foto ini kepada Ayu.." Perintah Margareth.


"Dan pastikan Ayu tidak akan menerimanya lagi.." Sela papi.


Margareth mengangguk.


"Kalau saja wanita lain yang menerimanya, sudah pasti akan menjadi masalah besar.."


"Kamu beruntung Ayu menerima semua masa lalu kamu nak.." Lanjut Margareth.


Romi dan papi mengangguk.


"Bagaimana selama kamu belum menemukan siapa pelakunya, kamu dan Ayu tinggal disini dulu.." Saran Papi.


Margareth membenarkan.


"Iya betul itu..kalau kalian masih tinggal dia apartemen kemungkinan ayu akan menerima paket foto itu sangat besar.."


"Kalau tinggal disini, mami bisa mengawasi paket untuk Ayu.."


Romi setuju, dia akan berbicara dengan Ayu untuk sementara tinggal bersama kedua orangtuanya.


----------


Ayu sudah tertidur, Romi membaringkan badannya di samping istrinya dan memeluk Ayu perlahan.


Ayu terbangun.


Dia tersenyum melihat Romi.


"Sayang.." Ucap Romi pelan.


"Hmm.." Jawab Ayu.

__ADS_1


"Kamu cinta aku kan..?"


Ayu tersenyum. Dia hanya mengangguk.


"Jawab, jangan hanya mengangguk.." Pinta Romi.


"Aku mencintaimu suamiku.."


Romi senang mendengar jawaban Ayu.


"Aku juga mencintaimu istriku.." Jawab Romi bahagia.


"Tapi sayang.." Ucap Romi ragu ragu.


"Hmm..?"


"Kenapa kamu tidak marah melihat foto itu..?"


Ayu kembali tersenyum.


"Kamu ingin aku marah..?"


Romi menggeleng.


"Cemburu bukan berarti harus marah.." Ucap Ayu.


"Aku cemburu melihat foto itu, aku cemburu melihat suamiku pernah memeluk dan mencium wanita lain selain diriku.."


"Tapi aku tidak bisa marah.."


"Aku mencoba bersikap dewasa, menyadari bahwa itu semua hanya masa lalu.."


"Sekarang aku hanya ingin menunjukkan kepadamu bahwa aku lebih baik dari semua wanita yang pernah kamu kencani.." Jawab Ayu panjang lebar.


Romi kini mengerti.


"Terimakasih sayang.." Romi memeluk Ayu.


"Oh iya, Mami meminta kita untuk sementara tinggal disini.."


Ayu mengangguk.


"Dimana saja, asal sama kamu.." Goda Ayu.


"Udah bisa gombal ya sekarang.." Jawab Romi memeluk Ayu semakin erat.

__ADS_1


Ayu tertawa geli.


---------


"Sepertinya jenis kelaminnya laki laki..ini ada Monas kelihatan.." Kata Dokter itu sambil menunjuk layar monitor.


Aditya dan Fatimah tersenyum.


"Alhamdulillah dok..apa saja, laki laki atau perempuan sama saja.." Jawab Fatimah.


"Di semester ketiga kehamilan ini, pendarahan semakin rentan terjadi ya, jadi tetap saya sarankan untuk istirahat total.."


"Jangan sampai terjadi pendarahan, karena akibatnya janin bisa dikeluarkan sebelum waktunya.." Jelas Dokter panjang lebar.


Aditya dan Fatimah mengangguk.


Setelah cukup lama berkonsultasi, mereka oergi meninggalkan rumah sakit.


Keterangan dokter tadi jujur saja membuat Aditya semakin khawatir, kini dia merasa harus merawat sendiri istrinya dan mengawasinya secara langsung.


Akibatnya Aditya akhir akhir ini semakin jarang masuk ke kantor, kalaupun ke kantor itu hanya karena pekerjaan yang sangat penting yang tidak bisa diwakilkan oleh bawahannya dan itupun hanya sebentar. Aditya tidak berani meninggalkan istrinya lama lama.


Ditambah keadaan Fatimah yang semakin hari semakin lemah saja, dia sudah meminta istrinya untuk sementara tidak mengurusi Zahra, karena ada bik Minah dan ART yang lain, akan tetapi Fatimah tidak mendengarkan permintaan suaminya, dia masih mengurusi semua keperluan Zahra. Bukan karena Fatimah tidak mempercayai orang lain untuk mengurus Zahra, dia hanya tidak ingin kehamilannya melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu.


Bagi Fatimah, Zahra dan bayi yang sedang dikandungnya sama penting dalam hidupnya, dia tidak akan mengabaikan Zahra hanya karena lebih mementingkan diri sendiri dan janinnya. Kedua anaknya itu sangat berharga buat Fatimah.


---------


Kehadiran Ayu di keluarga Romi menambah kebahagiaan untuk kedua orangtuanya, Margareth semakin menyadari kalau Ayu memang gadis yang baik, dia semakin hari semakin menyayangi menantunya itu.


Pada suatu hari, Ayu dan Margareth sedang berbincang di teras rumah, pembantu menghampiri mereka dan berkata ada seorang tamu wanita yang ingin bertemu dengan Margareth.


Margareth menghampiri dan melihat sesosok wanita yang sedang hamil besar.


"Maaf.. siapa ya..?" Tanya Margareth ramah.


Wanita itu menghampiri Margareth dan mengulurkan tangannya.


"Saya Nita.."


"Saya mantan pacarnya Romi, dan sekarang saya sedang mengandung anaknya.." Jawab Nita pelan


Margareth tersentak kaget.


Tak terkecuali Ayu yang rupanya mendengar semua perbincangan mereka.

__ADS_1


__ADS_2