
__ADS_3
"Kumohon jangan percaya sepenuhnya kepada Sherly.." Aditya menatap Fatimah tajam.
Kata kata itu yang terus terngiang-ngiang di pikiran Fatimah saat ini.
Fatimah memberitahu Aditya perihal kedatangan Sherly kemarin, dia menjelaskan maksud dan tujuan dari mantan istri suaminya itu.
Aditya mendengarkan dengan seksama, dan hanya satu kalimat itu yang keluar dari mulutnya.
"Kumohon jangan percaya sepenuhnya kepada Sherly.."
-----------
Fatimah menjemput Zahra ke sekolah, akan tetapi tiba-tiba dia merasa kaget karena ada sesosok wanita yang sangat dikenalnya disana.
"Sherly apa yang kamu lakukan disini..?"
Sherly tersenyum menyambut Fatimah.
"Syukurlah kamu datang Fatimah, aku gak bisa masuk karena kata mereka tidak punya id card.."
"Tidak ada yang bisa menemui dan menjemput murid disini kalau tidak punya id card ini.." Jelas Fatimah sambil menunjukkan sebuah kartu yang yang bisa di scan dan otomatis gerbang akan terbuka.
Semenjak peristiwa penculikan yang menimpa Zahra, sekolah yang bertaraf internasional itu semakin meningkatkan keamanannya.
"Maaf Sherly apa kamu mau menemui Zahra..?"
"Tentu saja Fatimah.. Aku sudah lama sekali tidak bertemu dengannya, aku sangat merindukannya.."
Fatimah terlihat diam.
"Aku yakin dia belum siap lagi bertemu denganmu.."
"Karena itu aku minta tolong sama kamu..tolong bujuk Zahra.."
Fatimah terdiam kemudian mengangguk.
"Aku akan membantumu, tapi jangan sekarang kamu menemuinya, setelah Zahra siap aku akan memberi tahu kamu.."
"Terimakasih Fatimah..kamu memang orang yang baik.." Ucap Sherly seraya memeluk Fatimah.
"Aku tunggu ya.."
-------
"Surprise..."
Teriak seorang wanita sambil memasuki kantor Aditya.
Aditya tersenyum. Dia berdiri menyambut kedatangan wanita itu.
Mereka merangkul satu sama lain.
"Kapan datang..?" Tanya Aditya.
"Dari bandara langsung kesini.."
"Kamu jahat, tidak memberitahuku tentang pernikahanmu dan aku tahu dari berita...sangat jahat.." Lanjut wanita itu sambil menepuk halus dada Aditya.
Aditya merintih seolah-olah kesakitan.
"Maaf..maaf.. semuanya dadakan.."
"Jadi siapa wanita itu yang sudah mengambil kamu dari aku..?" Tanya wanita itu sembari duduk di atas sofa.
Aditya menghampiri dan duduk disampingnya.
"Dia wanita istimewa..aku beruntung mendapatkannya.."
"Oh ya..seperti apa dia..?"
"Dia wanita yang mencintai Zahra dengan tulus.."
"Membuat aku semakin penasaran ingin cepat bertemu dengannya.."
"Kalian memang harus bertemu..."
__ADS_1
"Dan aku sangat kangennnnn sama keponakan kecilku.. Zahra, aku membawa oleh oleh banyak buat dia.."
"Zahra sudah hampir setahun tidak bertemu denganmu, mungkin dia sudah melupakanmu.."
"Tidak mungkin..."
Mereka tertawa.
-------
Margareth menyambut Ayu di depan pintu.
"Selamat datang dirumah kita sayang.." Ucap Margareth sambil memeluk Ayu.
Ayu tersenyum, dia menghampiri ayah mertuanya kemudian menyalaminya.
"Kenapa baru sekarang kamu bawa mantu mamah ini kesini..?" Margareth memarahi Romi.
"Maaf mami..Kami sibuk sekali, banyak barang yang harus dibeli seperti peralatan dapur dan bahan makanan.." Ayu yang menjawab
"Kalian pindah saja kesini..?" Pinta Margareth.
Ayu melihat ke arah Romi.
"Biarkan kami mandiri mami..tapi kami berjanji akan sering sering mengunjungi kalian.." Jawab Romi.
"Baiklah..dan berikan kami cucu secepatnya.." Kali ini papi Romi yang menjawab.
"Benar...berikan kami berita bahagia secepatnya.." Timpal Margareth menggandeng Ayu.
"Kalian tenang saja, kami sedang berusaha keras membuat cucu buat kalian.." Jawab Romi.
Ayu hanya tersenyum.
Margareth menjamu anak dan menantunya dengan makan malam malam yang indah, dia meminta Ayu dan Romi untuk menginap.
Ayu memasuki kamar Romi, dia melihat sekeliling dan melihat beberapa foto suaminya sewaktu kecil.
"Lihat kan..aku dari kecil sudah tampan.." Ucap Romi tiba tiba sambil memeluk Ayu dari belakang.
"Baju aku banyak.." Ucap Romi sambil terus menciumi Ayu.
Ayu menghampiri sebuah lemari, dia melihat baju baju suaminya yang sepertinya memang sudah lama tidak dipakai.
Ayu memilih satu baju kaos oblong, tapi dia tidak menemukan celana pendek.
"Tidak ada celana pendek disini..?"
"Gak usah pake celana.." Goda Romi.
Ayu melihat Romi setengah cemberut.
"Kamu gak denger permintaan mami dan papi tadi..? Mereka meminta kita segera memberikan cucu..jadi kita harus bekerja keras sekarang.." Kata Romi seraya menghampiri Ayu dan memeluknya.
"Tapi.."
"Apa..?" Jawab Romi menciumi bibir ayu dengan bergairah.
"Aku lagi merah.."
Romi melihat Ayu setengah melotot. Dia menghela nafas panjang.
-------
"Cepat pulang.." Kata Fatimah di ujung telepon.
"Kenapa, apa terjadi sesuatu..?" Jawab Aditya cemas.
"Iya.."
"Apa..Kamu baik baik saja kan..?"
"Aku tidak baik.." Jawab Fatimah merengek.
"Apa yang terjadi..?"
__ADS_1
"Aku kangen bau badan kamu.."
Aditya menghela napas. Dia tersenyum
"Cepat..aku tunggu" lanjut Fatimah.
"Baik sayang..tunggu aku.."
Ini masih jam 3 sore, dan pekerjaan Aditya masih banyak, akan tetapi permintaan Fatimah lebih penting dari apapun, walaupun itu hanya karena 'bau badan'. Aditya tersenyum sendiri mengingat istrinya yang mengidamkan hal aneh.
Dan benar saja, sesampainya dirumah Fatimah terus membenamkan kepalanya di pelukan Aditya.
"Oh iya ada seseorang yang ingin aku kenalkan kepadamu.." Ucap Aditya memeluk Fatimah
"Siapa..?"
"Sahabat lamaku..kami berteman dari kecil..Dulu rumah kami berdekatan, dan orang tua kami pun bersahabat.."
"Oh ya..siapa? kenapa baru mau dikenalkan sekarang..?"
"Selama ini dia di luar negeri..melanjutkan pendidikannya disana.."
"Tadi siang dia baru kembali..dia sangat ingin bertemu dengan kamu.." lanjut Aditya
"Bertemu denganku? kenapa.."
"Dia ingin melihat wanita yang telah menaklukan hatiku.."
Fatimah tersenyum.
"Bawa dia segera kesini..aku juga ingin mengenalnya.."
"Mungkin besok.."
"Aku tunggu.."
"Dan sekarang aku mau buang air.." Ucap Aditya.
"Jangan.." Fatimah semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku akan mengompol disini.."
"Silahkan.."
"Sayang..aku sudah tidak tahan.
Fatimah melepaskan pelukannya.
"Cepat.."
"Iya sayang.." Jawab Aditya.
Zahra masuk kedalam kamar dengan berlari.
"Dede bayi.." Zahra menciumi perut ibunya.
Fatimah tersenyum dia terus mengelus rambut putrinya.
"Zahra..ada seseorang yang mau bertemu Zahra.."
"Siapa?"
"Zahra ingat Tante yang beliin Zahra banyak mainan..?"
Zahra terdiam.
"Gak mau mama..mama gak mau bertemu dengan Tante itu lagi.." Jawab Zahra yang langsung teringat dengan Sherly, dia memeluk Fatimah erat
Aditya yang keluar dari kamar mandi ternyata mendengar perbincangan mereka, Aditya memandang Fatimah
"Jangan paksa Zahra.."
Fatimah terdiam.
Dia sudah berjanji kepada Sherly akan mempertemukan Zahra dengannya.
__ADS_1
__ADS_2