My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Clara..


__ADS_3

"Silahkan duduk.." Pak Handoko mempersilahkan Aditya untuk duduk.


Aditya mendatangi Pak Handoko dan istrinya di rumah sakit dimana Annisa dirawat.


"Langsung ke intinya saja, maksud kedatangan saya kesini adalah ingin meminta kalian untuk tidak menggangu Fatimah.."


"Jangan sampai Fatimah mengetahui semuanya.."


Pak Handoko dan istrinya terdiam.


"Jadi kalau ada niat dari kalian untuk mendatangi istri saya, saya minta untuk mengurungkannya.."


"Tapi..pak Aditya.. kesehatan istri saya tergantung pada anaknya sekarang.."


"Maaf Pak Handoko..bukan maksud saya tidak bersimpati kepada istri anda dan penyakitnya, saya mengajukan opsi lain dimana saya akan membantu istri anda agar mendapatkan donor ginjal secepatnya, saya akan mengerahkan segala kemampuan saya..saya sudah meminta bantuan semua dokter dan orang yang sekiranya bisa membantu.."


Pak Handoko dan Annisa terdiam.


"Akan tetapi, kalau kalian berniat mendatangi istri saya dan memintanya untuk mendonorkan ginjalnya, saya orang pertama yang akan menentangnya.."


"Istri saya baru saja melahirkan, keadaannya masih sangat lemah, dan kami sedang menikmati masa-masa bahagia bersama kedua anak kami..tolong jangan hancurkan kebahagian yang baru saja dia rasakan.."


"Mungkin anda tidak tahu, sepeninggal anda Fatimah mengalami masa masa sulit setelah ayahnya mengalami kecelakaan, di usia 5 tahun dia harus hidup sebagai yatim piatu yang dibesarkan oleh kakeknya. Apa anda tahu, kemalangan terus menimpanya ketika pamannya sendiri akan menjualnya kepada juragan tanah sampai dia harus melarikan diri ke kota, sampai akhirnya dia bekerja dirumah saya sebagai pengasuh.."


Annisa menangis mendengar penuturan Aditya.


"Dia baru saja menemukan kebahagiaannya, tolong jangan hancurkan itu.."


"Kalau kalian memberitahukan semuanya, istri saya pasti akan terguncang.."


"Dan pasti akan membuatnya sangat bersedih.."


"Dan perlu anda tahu, Fatimah putri anda adalah wanita yang sangat baik, kakeknya berhasil membesarkannya menjadi seorang muslimah yang taat..dia tidak akan pernah menyimpan dendam dan gampang memaafkan seseorang, ketika anda datang dan meminta maaf kemudian meminta ginjalnya, saya yakin dia akan memaafkan anda dan memberikan ginjalnya.."


"Tapi saya yakin kalian orang yang berpendidikan, yang tentu saja mempunyai rasa malu atas semua perbuatan kalian kepadanya selama ini. Lucu rasanya, selama ini anda meninggalkan putri anda dan mengabaikannya, ketika anda sakit, anda baru mencari Fatimah dan meminta ginjalnya..semua orang pasti akan menganggap anda ibu yang kejam.."


"Sudah cukup penderitaan yang anda berikan kepadanya.."


"Sekali lagi saya minta jangan ganggu Fatimah..anggap saja ini adalah peringatan dari saya.."


Annisa terus saja menangis, sedangkan pak Handoko diam seribu bahasa.


"Saya berjanji tidak akan menemui Fatimah.." Ucap Annisa tiba tiba dalam tangisnya.


"Saya tidak akan memintanya mendonorkan ginjalnya.."

__ADS_1


"Saya lebih baik mati daripada harus mendapatkan ginjal dari putri saya yang sudah saya telantarkan.." Annisa semakin terisak.


Pak Handoko terkejut mendengar perkataan istrinya tapi dia tidak bisa berkata apa-apa.


"Terima kasih.." Jawab Aditya sambil berdiri.


"Tolong jaga anak saya..tolong bahagiakan Fatimah.." Pinta Annisa dengan terisak.


"Jangan ragukan itu, saya sangat mencintainya dan pasti akan membahagiakannya.."


"Saya pamit.."


Aditya akan berjalan keluar tiba tiba seseorang membuka pintu kamar itu dari luar.


"Aku mendengar pembicaraan kalian..dan meminta penjelasan.." Clara, putri Handoko berjalan menghampiri ayah dan ibunya terlihat bulir air mata di pipinya.


Pak Handoko dan Annisa kaget.


Aditya juga mengenali wanita muda itu, dia adalah putri satu-satunya dari pak Handoko, seorang pengusaha wanita muda yang juga sukses seperti ibunya.


Aditya berpikir tidak mau ikut campur dengan permasalahan keluarga mereka, dia memilih untuk pergi meninggalkan mereka.


"Tunggu..Pak Aditya saya juga meminta penjelasan dari anda.."


"Sebaiknya orang tuamu yang menjelaskan..saya permisi.." Aditya meninggalkan kamar itu.


Menjelaskan bahwa Annisa bukanlah ibu kandung dari Clara dan Kevin, dan bahwasanya Annisa mempunyai anak kandung lain yaitu istrinya Aditya.


"Jadi selama ini hanya aku yang tidak mengetahuinya..?"


Annisa terisak, dia hanya bisa diam tanpa bisa mengatakan apapun.


"Pada waktu itu, kamu masih kecil sedangkan Kevin sudah besar dan mengerti semuanya.."


"Kenapa tidak pernah mencoba memberitahuku..?"


"Karena kami takut, kamu akan terluka mengetahui bahwa mama bukanlah ibu kandungmu.." Annisa menjawab dengan deraian air mata


"Mengetahui seperti ini, lebih sakit rasanya.." Clara semakin terisak.


"Kami tahu..maafkan kami.." Pak Handoko mencoba memeluk Clara.


"Papa harap, mengetahui segalanya tidak mengubah rasa kasih sayangmu kepada mamamu.." Handoko berbisik di telinga putrinya.


"Tetap sayangi dia, dia sangat membutuhkannya saat ini.."

__ADS_1


Clara melihat Annisa yang terus saja menangis diatas kasur.


"Tapi kenapa mama tega meninggalkan anak kandung mama sendiri..?" Tanya Clara setengah marah.


Annisa semakin terisak dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.


"Apa mama meninggalkan anak kandung mama karena tergoda dengan harta papa.."


"Clara..!!!!" Bentak Handoko.


"Itu benar kan..?"


"Kalian benar benar hina, kalian berdua sama saja.." Clara mundur menjauhi kedua orangtuanya.


"Dan sekarang kalian mencoba menemukan anak kandung mama hanya untuk ginjalnya..?"


"Kalian benar-benar bejad.." Clara semakin marah.


"Hentikan Clara.." Bentak Handoko lagi.


"Jangan lupakan semua kasih sayang yang sudah diberikan mama kepadamu.." Ucap Handoko dengan marah.


"Menyayangi anak orang lain, sedangkan anak sendiri ditinggalkan.."


"Hentikan atau papa akan memukulmu.."


"Silahkan pukul aku, rasa sakitnya tidak akan sebanding dengan luka dari anak kandung mama yang mama tinggalkan.."


"Kalian menghujani aku dan kak Kevin dengan curahan kasih sayang yang begitu besar, sedangkan kalian tidak memikirkan bagaimana dengan nasib dari anak yang ditinggalkan oleh mama.."


"Kalian tahu, aku merasa sangat bersalah kepadanya.."


Annisa tidak tahan mendengar semua perkataan Clara.


"Hentikan..mama mohon hentikan.." Annisa memohon sambil menangis.


"Maafkan mama.." Lanjut Annisa.


"Kenapa..? apa mama menyesal sekarang..?"


"Bukan padaku mama harusnya meminta maaf, tapi pada anak yang mama telantarkan.."


"Clara..kamu sudah kelewatan..!!" Bentak Handoko lagi.


"Aku malu mempunyai orang tua seperti kalian.."

__ADS_1


Clara meninggalkan ruangan itu dengan sangat marah.


Handoko mendekati istrinya dan memeluknya.


__ADS_2