My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Kehamilan Ayu


__ADS_3

"Maaf pak..golongan darah kalian berbeda..anda bukan ayah kandung dari bayi ibu Nita.."


Mata Margareth berbinar mendengar perkataan Dokter, dia menghampiri Ayu dan memeluknya.


"Ayah kandungnya harus segera mendonorkan darahnya, karena keadaan bayi sangat kritis.." Lanjut Dokter.


Semua orang terdiam, hanya terdengar suara tangis dari ibunya Nita.


Hanya Nita yang mengetahui siapa ayah kandung dari anak yang baru saja dia lahirkan.


"Kamu tidak ada yang mengetahui siapa ayah kandungnya dok.." Jawab Ibu Nita sembari sesenggukan.


Dokter kembali ke dalam ruangan.


"Maafkan saya..sudah menyusahkan keluarga kalian.." Lanjut Ibunya Nita.


Margareth menghampiri dan memeluknya.


"Sekarang yang terpenting adalah kesehatan Nita dan bayinya.." Ucap Margareth.


Romi menghampiri Ayu lalu memeluknya.


"Kita harus tetap menolong Nita dan bayinya.." Pinta Ayu.


Romi mengangguk.


Bayi itu dibawa ke ruangan NICU.


Keluarga Romi masih setia menunggu dirumah sakit walau kenyataannya bayi itu bukan anak kandung dari Romi.


Mengetahui Nita sudah sadar, Romi segera memasuki ruangan Nita.


"Bayi itu bukan anakku.." Ucap Romi tiba tiba.


"Syukurlah.." Jawab Nita tersenyum kecil.


"Dengan begitu aku tak menyakiti Ayu yang sudah sangat baik kepadaku.."


"Beritahu aku siapa ayah kandungnya, karena bayi itu harus segera di transfusi darah.."


"Hanya ayah kandungnya yang bisa menolongnya sekarang.." Lanjut Romi.


Nita menggeleng.


"Aku sendiri tidak tahu.." Jawab Nita meneteskan air mata.


"Apa maksudmu..?"


Nita menggeleng, dia meminta Romi untuk meninggalkannya.


Romi keluar dengan disambut oleh tatapan orang yang penuh harap membawa jawaban siapa ayah kandung dari bayi itu.


Romi menggeleng.


"Nita tidak mau memberitahu siapa Ayah dari anak itu.."


Jawaban Romi disambut isak tangis ibunya Nita.


Keluarga Romi masih tetap bertahan di rumah sakit, mereka masih ingin mengetahui perkembangan bayi Nita, entah kenapa mereka merasa kasihan dan iba kepada bayi kecil yang tidak berdosa itu.

__ADS_1


Nita masih tetap bungkam tentang Ayah kandung si bayi, walaupun didesak oleh orangtuanya sendiri maupun dokter.


Kali ini Ayu mencoba untuk masuk dan bertanya.


"Bayi kamu butuh ayahnya sekarang.."


Nita menangis.


"Ayu..aku tidak tahu siapa ayahnya, karena aku diperkosa.."


Ayu tersentak kaget.


"Malam itu, malam dimana Romi memutuskan hubunganku dengannya, aku bersama teman temanku minum, aku minum begitu banyak hingga tak sadarkan diri.."


"Ketika sadar, aku sudah berada di sebuah hotel dan ....." Nita tidak sanggup melanjutkan kata-katanya karena menangis.


Ayu kaget mendengar cerita Nita.


"Kalau saja kedua orangtuaku tidak memaksa, aku tidak akan menuduh suamimu, walaupun sebenarnya aku berharap ini memang anaknya padahal aku sendiri tidak yakin.."


"Kenapa kamu tidak melaporkannya ke polisi..?"


"Aku malu.."


Ayu terdiam.


"Sekarang kita hanya bisa berdoa semoga bayi kamu sehat.."


Nita menganggukkan kepalanya.


Kini semuanya sudah mengetahui apa yang terjadi, setelah Ayu bercerita.


Begitu juga Romi, dia terus menebak siapa kira kira yang telah memperkosa Nita.


Ayu terlihat sangat lelah, Romi mengajak Ayu untuk kembali kerumah, tapi dia tidak mau dan masih ingin mengetahui perkembangan bayi Nita.


Keadaan bayi sangat kritis, terlihat para dokter dan perawat yang terus bolak balik ke ruangan NICU.


Sampai akhirnya dokter memberikan kabar buruk.


Bayi Nita tidak bisa bertahan lebih lama lagi.


dan akhirnya menghembuskan nafas.


Kabar itu disambut dengan Isak tangis semua orang.


------------


Beberapa hari kemudian.


Masalah Nita sudah mereka lupakan, mereka kembali menjalani hari-hari seperti biasanya.


Romi berencana mengajak Ayu untuk kembali ke apartemen mereka, tapi diurungkan karena melihat kesehatan Ayu yang menurun, Ayu terlihat pucat dan lemas, membuat Romi dan Margareth mengkhawatirkannya.


"Kita pergi ke dokter sayang.." Ajak Romi.


Ayu menggelengkan kepalanya, dia memeluk Romi diatas tempat tidur.


"Ga usah ke dokter sayang..cukup belikan aku rujak buah, aku akan sehat lagi.." Jawab Ayu.

__ADS_1


"Kamu ini aneh, lagi sakit minta dibeliin rujak.."


"Aku mau rujak sekarang.."


"Gak..nanti sakit kamu tambah parah,dan aku lihat beberapa hari ini kamu tidak makan nasi.."


"Pokoknya aku mau rujak.." Kali ini Ayu memaksa.


Romi mengalah, dia keluar kamar dan berencana mencari rujak di luar.


"Kamu mau kemana nak..?" Tanya Margareth melihat putranya bersiap akan pergi.


"Ayu minta dibeliin rujak mih.." Jawab Romi sambil berlalu pergi.


"APAAAAAAAAA.......??" Margareth berteriak membuat Romi berhenti berjalan.


"Mami kenapa..?" Tanya Romi kaget.


Tak lama Ayu juga keluar kamar karena mendengar teriakan mertuanya.


"Ayu..kamu mau rujak buah..?" Tanya Margareth bersemangat


Ayu mengangguk polos.


"Kamu sudah telat mens..?"


Ayu terdiam dan terlihat menerawang sesuatu.


"Iya mih.. kayaknya telat 2 minggu.." Jawab Ayu.


Terlihat Margareth melompat kegirangan mendengar jawaban Ayu.


"Ada apa mih..?" Tanya Romi semakin penasaran.


"Ayu hamil nak.."


"Mami akan punya cucu.." teriak mami.


"Mami harus segera memberi tahu papi.." lanjut mami seraya mencari ponselnya.


Romi dan Ayu kaget.


"Tapi belum di cek mi.." Ucap Ayu.


"Kita cek sekarang.."


"Mami sudah beli banyak testpack buat kamu untuk persiapan.." Kata Margareth seraya mengajak Ayu pergi masuk ke kamar.


Meninggalkan Romi yang masih syok mendengar perkataan ibunya yang mengatakan Ayu sedang hamil.


Dan ternyata hasilnya sesuai dengan tebakan Margareth.


Ayu positif hamil.


Margareth menciumi Romi.


Mereka melompat bahagia.


"Ka.. rujaknya.." Ucap Ayu tiba tiba.

__ADS_1


__ADS_2