
__ADS_3
Romi berdiri di depan pintu rumah Ayu.
Seorang anak kecil yang sepertinya adik Ayu melihatnya dan kemudian berlari ke dalam rumah sambil berteriak.
" Bapak...ada tamu diluar.."
Tak lama si empunya rumah datang, yang kemudian kaget melihat tamu yang dimaksud.
"Nak Romi.."
Romi dengan segera membungkuk dan menyalami Pak Sobri.
Pak Sobri mempersilahkan Romi untuk masuk dan duduk di kursi.
Romi melihat sekeliling. Dia mencari sosok Ayu.
"Ayu sedang pergi.." Ucap Pak Sobri seakan akan mengerti isi pikiran Romi.
"Kemana Pak..?"
Pak Sobri terdiam sejenak.
"Pergi dengan adiknya dan calon suaminya.." Jawab Pak Sobri ragu ragu.
Romi menundukkan kepalanya. Hatinya teramat sakit mendengar penuturan Pak Sobri
"Pak.. Maafkan saya dan ibu saya.." Kata Romi pelan dengan masih menundukkan wajahnya.
Pak Sobri tersenyum.
"Allah saja maha pemaaf, apalagi saya sebagai manusia biasa..Bapak dan sekeluarga sudah memaafkan ibu nak Romi.."
Romi senang mendengar jawaban Pak Sobri.
Akan tetapi hatinya masih terasa sakit.
"Terima kasih pak.."
Pak Sobri tersenyum.
"Pak saya masih ingin menikahi Ayu.."
Kali ini Pak Sobri yang menunduk.
"Saya sangat mencintainya pak.."
"Nak Romi..saya juga menyukai nak Romi, saya akan senang kalau nak Romi menjadi menantu saya..saya lihat nak Romi begitu mencintai anak saya, tetapi Ayu bersikeras menerima lamaran pria lain, dan sebentar lagi dia akan menikah.."
"Tapi saya yakin, Ayu juga mencintai saya.. bagaimana dia bisa menikah dengan laki-laki yang tidak dia sukai pak..?"
Pak Sobri menunduk.
__ADS_1
Tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti depan rumah.
Romi berdiri dan berjalan menuju ke teras rumah.
Dia melihat ayu turun dari kursi penumpang di depan dan seorang gadis yang Romi pikir itu adalah adiknya Ayu.
Dan kemudian seorang laki-laki keluar dari mobil.
Ayu yang berjalan memasuki rumah tersentak melihat Romi yang sudah menyambutnya.
"Kak Romi.."
Semuanya terdiam seketika, termasuk lelaki yang bersama Ayu tadi.
"Ayu.."
Romi melihat mata Ayu berkaca kaca, sama seperti dirinya, yang akhirnya bertemu lagi dengan gadis yang dicintainya setelah sekian lama terpisah.
Romi berjalan pelan melewati Ayu. Dia menghampiri lelaki yang bersama Ayu tadi.
"Perkenalkan saya calon suami Ayu.." Ucap Romi kepada Lelaki tadi
Ayu kaget.
"Kak Romi jangan begitu kak.." Ucap Ayu sambil menangis.
Romi tak bergeming, di tetap mengulurkan tangannya kepada lelaki tadi.
"Apa maksudnya ini..?" Tanya lelaki itu dengan heran tidak menerima uluran tangan Romi.
"Apa maksudnya ini pak?" Tanya pria itu kepada Pak Sobri setelah mereka masuk dan duduk di kursi.
Romi tak menghiraukan pertanyaan lelaki itu, dia terus menatap Ayu yang terisak menangis di samping ayahnya.
"Begini Nak Agus, ini adalah Romi, dia adalah lelaki yang pernah melamar Ayu.."
"Saya yang melamarnya dan saya yang akan menikah dengannya.." Lanjut Romi.
Lelaki itu menghela napas.
"Terus kenapa kalau Ayu sudah ada yang melamar, lamaran saya kemarin diterima..?" Tanya lelaki itu kesal.
Ayu semakin terisak.
"Ayu.. kamu yang harus memutuskan.." Ucap Pak Sobri kepada putrinya.
Ayu kaget dengan perkataan ayahnya.
"Ayu..pernikahan bukan main-main, sesuatu yang akan kamu jalani kalau bisa seumur hidup, bukan untuk sebulan atau setahun dua tahun, kamu harus memilih pasangan yang benar-benar kamu inginkan, yang kamu cintai.."
Ayu menunduk.
__ADS_1
"Yakinkan hatimu dan jangan sampai kamu salah pilih nak.."
Romi dan Agus sama sama menatap Ayu, masing-masing penuh harap dirinya yang akan dipilih oleh Ayu.
"Dan masalah ibunya Nak Romi, maafkanlah nak, Allah SWT maha pemaaf, dan siapa kita yang hanya makhluk ciptaan-Nya, jangan kamu menyimpan dendam, mereka sudah benar benar menyesali perbuatannya.."
Ayu mengangguk.
"Jadi siapa yang akan kamu pilih nak.."
"Ayu siapapun yang akan kamu pilih, aku akan menerimanya.." Ucap Agus.
Ayu terdiam, setelah mengucapkan bismillah Ayu bersiap untuk memilih.
"Maaf Mas Agus..Ayu memilih Kak Romi.."
Romi menunduk bahagia, dalam hatinya tak henti-hentinya dia mengucapkan rasa syukur.
Agus tersenyum.
"Tidak apa-apa Ayu..Semoga kamu bahagia.."
"Selamat.." Ucap Agus sambil mengulurkan tangannya kepada Romi.
Romi menerima ucapan Agus.
Pak Sobri bahagia, akhirnya Ayu memilih Romi, yang sebenarnya karena dia sangat menyukai Romi dan kegigihannya untuk menikah dengan Ayu terlepas dari perlakuan ibunya kepada Ayu.
Romi sangat bahagia, dia pamit akan kembali ke kota dan memberitahu kedua orangtuanya dan segera melamar Ayu kemudian merencanakan pernikahan mereka.
Dan tentu saja sebelum kepada orang tuanya Romi mampir di rumah Aditya dan memberitahu kabar bahagia ini.
Fatimah bahagia mendengarnya, dia langsung menelpon Ayu dan mengucapkan selamat.
Aditya bersyukur akhirnya sahabatnya bisa menikahi gadis impiannya.
Dan kedua orangtuanya pun sama, ibu Romi terharu karena ternyata Ayu dan keluarganya sudah memaafkannya. Dia berjanji akan menyayangi Ayu sepenuh hati untuk menebus segala kesalahannya.
Lamaran pun sudah dilaksanakan, tanggal pernikahan sudah ditentukan. Kini tinggal menunggu beberapa minggu lagi Ayu dan Romi akan menjadi sepasang suami istri setelah melewati banyak rintangan.
-----------
"Sayang..kamu yakin akan hadir di acara pernikahan Ayu dan Romi.." Tanya Aditya
"Iyalah..masa aku gak hadir..?"
"Tapi sayang perjalanan cukup jauh..Aku takut kamu gak kuat di jalan.."
"Aku ini hamil, bukan sakit.." Jawab Fatimah sambil mencium gemas pipi suaminya.
"Aku cuma takut kamu nanti kecapaian.." Ucap Aditya masih cemas.
__ADS_1
"Insyaallah gak.." Jawab Fatimah.
"Akhirnya Ayu dan Romi akan bahagia seperti kita.."
__ADS_2