My Love My Baby Sitter

My Love My Baby Sitter
Extra Part : Clara dan Angga..


__ADS_3

"Dennis..."


Clara kaget, dia melihat Angga yang berdiri di depannya.


Dennis terlihat melihat Angga dengan penuh tanda tanya.


"Dennis..apa yang sedang kamu lakukan disini..?" Tanya Clara gelagapan


"Siapa dia..?" Bukannya menjawab pertanyaan Clara, Dennis malah menanyakan lelaki yang berdiri di depan Clara.


Clara terlihat serba salah dan bingung untuk menjawabnya.


"Dia..dia..temanku.." Jawab Clara terbata bata.


Dennis terlihat tidak puas dengan jawaban dari Clara, dia masih melihat Angga dengan sinis.


Angga sadar akan posisinya, dia tidak ingin membuat Clara semakin serba salah dan bingung lebih lama lagi, dia memilih untuk pergi dan mengalah.


"Baiklah..aku permisi dulu.." Angga pergi meninggalkan mereka berdua, berjalan menuju mobilnya dan kemudian menaikinya.


Clara terdiam, dia menundukkan kepalanya ketika Angga pergi meninggalkannya dan Dennis berdua saja.


Clara merasa sangat bersalah, dia bahkan belum mengetahui apa tujuan Angga menunggunya, Angga pasti merasa kesal dengan kedatangan Dennis.


"Aku juga harus pergi.." Ucap Clara kepada Dennis sambil membuka pintu mobilnya


"Kemana..?" Tanya Dennis menahan pintu mobil Clara


"Pulang kerumah.. ibuku sedang tidak enak badan.."


"Boleh aku ikut..?" Pinta Dennis


"Lain kali saja.. maaf aku buru buru.." Clara menaiki mobil dan menutup pintunya.


Dennis melihat kepergian mobil Clara dengan sedikit kecewa.


Akhirnya Clara sampai dirumah, dia berjalan masuk dengan tergesa-gesa, Clara sedikit merasa lega karena melihat Fatimah serta anak anaknya berada disana bersama Annisa yang terlihat sedang bermain bersama.


Clara menghampiri ibunya, dia memeluk Annisa dengan erat.


"Bagaimana keadaan mama..?"


Annisa tersenyum.


"Mama baik baik saja sayang.."


"Syukurlah..mama tahu, aku sangat mengkhawatirkan mama.."


Clara melihat Fatimah.


"Fatimah, terima kasih kamu sudah mau langsung kesini dan menemani mamah.."


Fatimah tersenyum.


"Terima kasih juga karena kamu sudah mau memberitahu perihal mama kepadaku.."


"Karena aku tahu, mama akan merasa lebih baik kalau kamu bersamanya.." Jawab Clara tersenyum


Clara melihat Annisa.


"Dan aku benar kan ma..?" Clara tersenyum melihat ibunya.


Annisa hanya tersenyum dan mengangguk.


Tak lama, Kevin datang bersama dengan Nadya dan anaknya, Annisa langsung mengajak semuanya untuk makan siang bersama, tanpa diduga Aditya pun datang dan ikut bergabung bersama mereka.

__ADS_1


Mereka tampak makan dengan diiringi oleh suara tertawa Zahra dan Nabila yang terus saja bermain dan bercanda.


Annisa merasa perasaannya semakin membaik, kehadiran semua anak dan menantunya serta cucunya membuat dirinya kembali melupakan kesedihannya beberapa waktu yang lalu.


Mereka tengah asyik mengobrol setelah makan, sambil beristirahat di ruang keluarga.


Tiba-tiba Handoko datang, dengan raut wajahnya yang serius, Handoko menghampiri semuanya.


Melihat kedatangan Handoko, seketika semua orang langsung terdiam, mereka melihat Handoko dengan raut wajah penuh kekecewaan, mengingat yang sudah dia lakukan kepada ibu mereka.


Handoko menyadari itu, namun dia tidak memperdulikannya, dia terlihat semakin menunjukkan wajahnya yang serius.


"Untung kalian semua disini..ada yang mau papa beritahu.."


"Malam ini, kalian bersiaplah karena kita akan makan malam bersama dengan keluarga Dennis, sekaligus membahas rencana pernikahan antara Clara dan Dennis.."


Clara menundukkan wajahnya, begitu juga dengan Annisa, mereka yang duduk bersampingan saling memegang tangan.


Sementara yang lainnya juga diam tak menjawab


Setelah cukup lama tak ada yang merespon, hingga akhirnya Kevin berani bersuara.


"Dari yang aku dengar, Clara ingin membatalkan perjodohannya dengan Dennis.." Kevin berdiri dan melihat ayahnya sinis.


"Mungkin kamu juga mendengar, bahwa papa tetap ingin melanjutkan perjodohan Clara.." Jawab Handoko tegas.


"Jadi papa tidak memperdulikan keinginan Clara..?"


"Papa melakukan ini karena papa sangat memperdulikan adikmu.." Jawab Handoko tegas.


"Maaf..aku tidak mengerti, seharusnya papa mempertimbangkan keinginannya untuk membatalkan perjodohan ini dan memikirkan masa depannya.."


Handoko melihat Kevin dengan tajam


"Dennis dari keluarga baik-baik, dan papa tahu, Dennis akan membahagiakan Clara.."


Kevin tersenyum.


"Bagaimana dia akan bahagia, sementara dia menikah hanya karena terpaksa..?"


"Apa papa tak memikirkan itu..?"


"Clara menolaknya karena dia tidak menyukai lelaki pilihan papa.." Lanjut Kevin dengan lantang.


"Bagaimana dia bisa langsung berbicara tidak menyukainya, sementara dia baru bertemu beberapa kali saja.."


"Clara bahkan belum mengenalnya dengan baik.." Jawab Handoko kesal.


Annisa memeluk Clara yang terlihat menangis.


Aditya serta Fatimah dan Nadya hanya bisa terdiam mendengarkan percakapan Kevin dan Handoko yang semakin memanas.


"Maaf papa.. kali ini, aku akan mendukung Clara untuk membatalkan perjodohan ini.."


Handoko tampak tidak kaget, akan tetapi dia menunjukkan wajahnya yang sedikit marah.


"Tidak ada kata mendukung atau tidak mendukung, Clara tetap harus menikahi Dennis walaupun dengan atau tanpa dukunganmu.."


Kevin tersenyum kecil.


"Boleh aku tahu, apa perjanjian yang sudah papa buat dengan keluarga Dennis..?"


"Apa maksudmu..?"


"Entah, aku merasa pernikahan Clara hanya seperti urusan bisnis saja.."

__ADS_1


"Kamu berpikiran sama seperti ibumu..?"


"Semua orang akan berpikiran seperti itu.."


Handoko terlihat kesal.


"Apa maksud kamu..? kamu mau melawan papa..?"


"Haruskah aku tidak ikut campur?Seperti papa meminta mama untuk tidak ikut campur karena Clara bukan anak kandungnya..?"


"Kevin..!!!" Bentak Handoko marah.


Semua orang kaget, terlebih dengan Annisa dan Clara.


"Aku sangat kecewa dengan papa.." Ucap Kevin tegas.


"Papa telah menyakiti ibu dan adikku.."


Handoko menghampiri Kevin, dia mengangkat tangannya seperti akan menampar putranya tersebut.


"Sekali kamu menampar anakku, aku akan meninggalkan kamu untuk selamanya.." Ucap Annisa tiba tiba dengan marah.


Handoko kaget, dia melihat Annisa yang berdiri.


"Mereka memang bukan anak kandungku, didalam tubuh mereka memang tidak mengalir darahku, akan tetapi di setiap jengkal tubuhnya mengalir tetesan keringat dan air mataku.." Ucap Annisa lagi.


"Jadi jangan berani sekalipun untuk menyakiti mereka.."


"Jika kamu tetap memaksakan kehendakmu untuk menjodohkan Clara, aku akan pergi dari sisimu.." Ancam Annisa menatap Handoko dengan tajam.


Keadaan semakin menegang, Handoko terlihat sangat marah mendengar ucapan terakhir istrinya.


"Kamu tidak tahu apa yang kamu ucapkan.." Jawab Handoko pelan menahan amarah.


"Aku tahu.." Jawab Annisa pelan.


Clara berdiri, sambil menangis dia memeluk Annisa.


"Mama jangan bicara seperti itu.. aku mengubah pikiranku ma..aku mau menikah dengan Dennis.."


Annisa kaget dengan perkataan Clara.


"Kamu jangan mengorbankan kebahagiaanmu, kamu harus menikah dengan lelaki pilihanmu sendiri.."


"Katakan pada ayahmu bahwa kamu sudah mempunyai lelaki yang kamu cintai.."


"Dan kamu ingin menikah dengannya.."


Semua orang kaget, terlebih dengan Handoko.


"Apa..?!"


"Seperti yang kamu dengar, Clara sudah mempunyai pilihannya sendiri.."


Handoko melihat Clara.


"Apa itu benar..?"


Clara mengangguk pelan.


"Karena itu kita harus menikahkan mereka, mereka saling mencintai.." Lanjut Annisa.


Handoko terlihat diam beberapa saat sambil memijit pelipisnya.


"Papa tidak peduli, kamu harus tetap harus menikah dengan Dennis.."

__ADS_1


"Apa...?!" Tanya Kevin dan Annisa terkejut.


__ADS_2