
__ADS_3
"Maafkan aku..ini semua salahku.." Ucap Cindy tiba tiba memecah lamunan Aditya.
"Tidak..kamu tidak salah apa apa.."
"Apa sebaiknya kamu segera mencari Fatimah.."
"Biarkan saja dulu, dia tidak akan kemana-mana ataupun pergi jauh, paling dia akan kerumah Ayu sahabatnya, aku akan membiarkannya sebentar.."
"Aku tidak tahu kenapa Fatimah sangat membenciku.."
"Maafkan istriku..yang aku tahu dia tidak seperti itu"
"Andai saja aku tidak masuk ke rumah ini, mungkin ini semua tidak akan terjadi.."
"Tidak..aku justru berterima kasih kepadamu, karena kini aku mengetahui sifat lain dari istriku.."
-------------
Aditya menyibukkan diri dengan pekerjaannya, dia belum berniat untuk menghubungi Romi dan menanyakan kabar Fatimah.
Hampir tengah malam, Aditya baru sampai ke rumah, dia mendengar Zahra yang masih menangis, segera dia menghampiri kamar putrinya.
Melihat kedatangan tuannya, membuat para ART yang tadinya sibuk menenangkan Zahra menjadi diam seketika.
Lain halnya dengan Zahra yang langsung berteriak histeris melihat kedatangan ayahnya.
"Zahra benci papa.. Zahra benci papa.."
Walaupun Zahra terlihat sangat marah kepadanya, dia tetap menghampiri Zahra.
"Besok papa akan menjemput mama pulang..papa janji.."
Zahra akhirnya luluh, berhenti menangis karena janji Aditya yang akan membawa kembali Fatimah ke rumah.
Pukul 02.00
Aditya masih belum bisa tertidur, dia terus melirik tempat tidur di sampingnya, dimana biasanya Fatimah akan berbaring.
Jujur saja Aditya sangat merindukan istrinya kini, besok dia akan menjemput Fatimah di rumah Romi. Hanya itu tujuan Fatimah satu-satunya di kota ini, dia tidak mempunyai kerabat dekat atau kenalan selain Ayu.
--------
Pagi hari
Aditya memencet bel, tak lama pintu terbuka.
"Tumben bro..." Sapa Romi sambil melihat ke arah jam yang masih menunjukkan pukul 7 pagi.
Dia kaget melihat Aditya datang kerumahnya pagi pagi sekali.
"Kebetulan loe kesini ada hal penting yang mau gue katakan sama loe.." Kata Romi bersemangat.
Aditya menunjukan wajah sedikit muram.
"Gue cuma mau jemput Fatimah.."
"Fatimah..?" Tanya Romi heran.
__ADS_1
Dia melihat kearah Ayu yang baru menghampiri mereka.
"Tidak ada Fatimah disini.." Jawab Romi.
"Jangan bilang kalau kalian bertengkar dan Fatimah meninggalkan rumah.." Tanya Ayu penuh selidik.
Aditya menatap Ayu dan Romi tajam.
"Kalian tidak bercanda kan..?" Tanya Aditya.
"Katakan kalau Fatimah ada disini.." Lanjutnya.
"Kami tidak akan bercanda untuk hal yang seserius ini.." Jawab Ayu.
"Kamu belum menjawab pertanyaan aku.." Lanjut Ayu lagi.
Aditya menghela napas dan menutup wajahnya dengan sebelah tangan, kini dia benar-benar cemas.
"Kami bertengkar dan Fatimah meninggalkan rumah.."
"Apa karena Cindy..??" Tanya Ayu dengan nada sedikit tinggi.
"Ya.." Jawab Aditya.
"Gue bener bener kecewa sama loe dit.." Romi menimpali.
"Kenapa loe biarin Fatimah pergi dari rumah dalam keadaan hamil seperti itu, gue yakin loe gak mencegahnya pergi.."
"Karena gue pikir dia hanya akan kesini, gue akan membiarkannya sebentar dan gue akan menjemputnya lagi.." Jawab Aditya penuh penyesalan.
Ayu menangis.
"Mungkin dia kembali ke kampung..aku akan menyusulnya sekarang.." Jawab Aditya hendak oergi
"Tunggu Aditya ada yang harus loe ketahui.." Cegat Romi.
"Ini tentang Cindy.." Lanjutnya.
"Cindy..?" Tanya Aditya heran.
"Iya..ada yang harus loe ketahui tentang Cindy dan..."
"Dan..?"
"Sherly.."
Aditya mengerutkan kening.
"Mereka bekerjasama untuk merusak rumah tangga loe dan Fatimah.."
"Apa maksud loe..?"
"Cindy tidak seperti yang kamu pikirkan.."Jelas Romi.
--------
Aditya mengendarai kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi, sekali kali dia memukul kemudi dan menarik rambutnya.
__ADS_1
Ingatannya kembali kepada Romi yang menunjukan sebuah video, dimana merekam dua sosok didalamnya tidak lain adalah Cindy dan Sherly. Keduanya terlihat jelas sangat bergembira, Sherly berkali kali mengucapkan selamat atas keberhasilan Cindy yang telah berhasil merusak rumah tangga Aditya dan Fatimah.
Aditya kini mengetahui semuanya, dia sangat menyesal karena tidak mempercayai Fatimah istrinya. Kini dia akan meminta ampun kalau pun harus dia akan bersujud meminta maaf kepada Fatimah dan membawanya kembali pulang.
Dan Aditya akan mengurus Cindy dan Sherly setelah urusannya dengan Fatimah selesai.
Kini dia hanya ingin Fatimah memaafkannya dan kembali pulang kerumah mereka.
Akhirnya Aditya sampai dirumah paman, melihat kedatangan menantunya, paman menyambut dengan gembira.
"Nak Aditya..Fatimah tidak ikut..?" Tanya Paman yang mengagetkan Aditya.
"Apa Fatimah tidak ada disini paman?" Tanya Aditya penasaran.
"Tidak..tidak ada Fatimah disini.." Jawab Paman juga dengan heran.
"Kenapa..? Apa Fatimah pergi dari rumah.?" Tanya Bibi tiba-tiba.
Aditya mengangguk.
"Aduh anak itu, padahal tidak baik sedang mengandung kabur-kaburan seperti itu.." Ucap Bibi sedikit marah kepada Fatimah.
Aditya semakin cemas.
"Kira kira dimana tempat yang bisa dikunjungi Fatimah disini.."
Pamannya menerawang.
"Kawan Fatimah disini banyak, akan tetapi hanya dengan Ayu saja dia sangat akrab.."
"Mari paman temani nak Aditya untuk mencari Fatimah di semua teman temannya disini.."
Akhirnya mereka berkeliling dan tidak sama sekali menemukan bahkan mengetahui keberadaan Fatimah termasuk rumah Pak Sobri.
Aditya kembali ke kota, sepanjang diperjalanan Ayu terus menghubunginya dan menanyakan hasilnya.
Kini Ayu sangat khawatir karena Aditya tidak menemukan Fatimah di kampung mereka.
"Fatimah..dimana kamu..?" Ayu terisak mengingat Fatimah yang kini tidak diketahui keberadaannya.
Ayu teringat akan kondisi Fatimah yang tengah mengandung, dia mengetahui persis Fatimah tidak mempunyai tujuan di kota ini.
Ternyata Romi tidak tinggal diam, dia turut mencari Fatimah hampir di semua tempat yang kemungkinan akan dikunjungi oleh istri sahabatnya itu, akan tetapi hasilnya tetap nihil, tidak ada yang tahu dimana Fatimah kini berada.
Malam Hari.
"Di kafe d'Red.." Ucap Seseorang menunjukan sebuah alamat diujung telepon Aditya.
Aditya menginjak pedal gas dengan kencang.
Aditya sampai disana, melihat ke sebuah meja dimana ada dua wanita yang sedang mengobrol dengan asyik.
Aditya menghampiri keduanya.
"Selamat rencana kalian berhasil.."
Keduanya tersentak kaget.
__ADS_1
"Adit.." Ucap Cindy dan Sherly hampir bersamaan
__ADS_2