
__ADS_3
Aditya terperanjat.
Dia melihat ke arah Fatimah yang sedang tertidur pulas.
"Bagaimana bisa..?" Tanya Aditya dengan suara bergetar.
"Saya ditembak di kaki, sementara Ayu dan Nona Zahra dipaksa masuk ke dalam mobil oleh beberapa orang.."Jawab Dewi terengah-engah karena menahan sakit.
Aditya menutup teleponnya.
Dia bergegas keluar kamar meninggalkan Fatimah yang masih tertidur dan belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dia menuju ruang kerjanya dan menghubungi beberapa orang termasuk Romi.
"Romi..Ayu dan Zahra diculik.." Kata Aditya menelepon Romi.
"Apa..?" Romi yang tengah meeting terperanjat langsung berdiri dan langsung pergi meninggalkan ruangan meeting diikuti tatapan heran orang orang.
------
Aditya dan Romi berada di kantor polisi dan melihat rekaman CCTV di tempat kejadian, keduanya tampak marah melihat mereka menyeret Ayu dan Zahra masuk kedalam mobil.
"Sherly.." Ucap Aditya dengan amarah yang ditahan.
Romi mengangguk.
Mereka dan beberapa orang polisi mendatangi rumah Sherly, tanpa diduga Sherly berada dalam rumah dan tampak terkejut dengan kedatangan Aditya dan rombongan.
"Ada apa ini..?" Tanya Sherly dengan polosnya.
"Jangan pura pura, cepat katakan dimana anakku Zahra..?" Kata Aditya dengan amarah yang ditahan.
"Apa maksudnya ini..aku tidak tahu dimana Zahra.." Jawab Sherly
"Kita bawa dulu saja ke kantor, dan menanyainya di kantor saja..." Ucap Salah satu polisi.
Mereka membawa Sherly ke kantor polisi.
---------
Fatimah terbangun, dia mencari Aditya yang tadi tidur di sampingnya.
Dia melihat kearah jam sudah pukul 12.00 siang, berarti Zahra sudah pulang dari sekolah.
__ADS_1
Fatimah berjalan menuju kamar Zahra, akan tetapi dia tidak menemukan putrinya disana.
Dia berpikir mungkin Zahra bermain di teras belakang rumah seperti biasanya.
Dia sampai di ruang keluarga dimana ada nenek dan beberapa ART tengah menonton televisi dengan sangat serius, Fatimah melihat nenek menangis, mengetahui kedatangan Fatimah semuanya memandang wajah Fatimah dengan sedih.
Fatimah heran apa yang sebenarnya terjadi, dia melihat ke arah televisi yang menyiarkan seputar penculikan seorang gadis dan anak kecil, Fatimah terbelalak melihat foto Zahra terpampang di layar televisi, dan mengatakan bahwa ini adalah foto anak yang telah diculik.
Fatimah menutup mulutnya, sepertinya dunia terasa runtuh dan dia tidak ingat apa-apa lagi. Fatimah jatuh pingsan tidak sadarkan diri.
Aditya yang mendapat kabar Fatimah pingsan segera kembali kerumah dan meminta Romi untuk tetap berada di kantor polisi dan terus memantau.
Sementara Sherly yang ditanyai beberapa kali oleh polisi membantah bahwa dia adalah dalang dari penculikan Ayu dan Zahra.
Polisi telah menggeledah seisi rumahnya dan memeriksa ponsel Sherly, tidak ditemukan satu bukti pun yang menunjukkan bahwa Sherly adalah dalang penculikan.
Akan tetapi karena dia adalah tersangka utama dia masih harus menjalani pemeriksaan.
----
Fatimah tersadar, dia melihat beberapa orang mengerumuninya, dia ingat apa yang terjadi, dia segera terperanjat bangun dan berdiri, walaupun semua orang menahannya dia tetap berlari keluar kamar dan menuju teras rumah, dia memanggil Mang Redo.
Semua orang ikut menangis dan mencoba menenangkan Fatimah.
Aditya datang dan segera turun dari mobilnya, dia melihat Fatimah menangis.
Dia berlari menghampiri Fatimah dan memeluknya.
"Cari Zahra..kumohon temukan dia.." Tangis Fatimah kepada Aditya.
Aditya hanya bisa mengangguk. Dia mencoba membawa Fatimah ke dalam rumah.
"Tidak..aku harus ketemu dengan Sherly..aku harus minta maaf dan memintanya mengembalikan Zahra kepadaku.." Kata Fatimah menarik tangan Aditya meminta suaminya mengantarkan ke tempat Sherly.
"Sherly sudah di kantor polisi sayang...sebentar lagi kita akan mengetahui dimana Zahra.." Ucap Asit masih memeluk istrinya.
"Kalau begitu aku harus menemuinya..kumohon.." Pinta Fatimah sambil terus menangis.
"Biar polisi yang mengurus semuanya sayang..kita hanya bisa menunggu.."
"Tidak..kumohon aku sendiri yang harus berbicara kepada Sherly.."
__ADS_1
Aditya tidak bisa berbuat banyak kecuali menuruti kemauan Fatimah yang ingin menemui Sherly.
Adi meminta semua orang menemani nenek yang juga pasti terpukul karena kejadian ini, setelah itu dia dan Fatimah pergi ke kantor polisi.
Sesampainya di kantor polisi, Fatimah berlari mencari keberadaan Sherly, akhirnya setelah diberitahu oleh petugas dia bisa menemukan Sherly yang tengah diperiksa.
Fatimah menghampiri Sherly secara perlahan-lahan, setelah tepat berada didepan Sherly dia berlutut di hadapannya.
"Aku minta maaf Sherly..aku minta maaf..kumohon kembalikan Zahra padaku.." Kata Fatimah dengan diiringi air mata.
Melihat istrinya berlutut di hadapan Sherly Aditya langsung membujuk Fatimah untuk berdiri, akan tetapi Fatimah tidak mau menuruti suaminya, dia masih ingin berlutut di hadapan Sherly dan memohon kepadanya.
Sherly terkejut dengan kelakuan Fatimah yang rela berlutut demi Zahra.
"Kalian salah..bukan aku penculiknya..aku tidak mungkin menculik anak kandungku sendiri..itu tidak masuk akal.." Bela Sherly.
"Kumohon Sherly kembalikan Zahra.. aku mohon..jangan sakiti Zahra anakku" Fatimah memohon kepada Sherly, dia hampir bersujud di kaki Sherly akan tetapi Aditya menahannya.
"Sudah aku bilang aku tidak tahu apa apa Fatimah..bukan aku dalangnya.." Masih bela Sherly.
"Kamu jangan bersandiwara Sherly.. sebaiknya cepat katakan dimana Zahra.." Kata Aditya dengan mata memerah menahan amarah.
"Sudah kubilang aku tidak tahu..demi Tuhan.." Jawab Sherly bersikukuh.
"Sherly..Aku akan lakukan apapun, asal kamu kembalikan Zahra.." Ucap Fatimah memohon masih dengan tangisnya.
Sherly masih tidak mau mengaku dan bersikukuh bukan dia dalang penculikan Zahra dan Ayu.
Sementara Romi semakin cemas memikirkan Ayu dan Zahra.
Dia berusaha terus menghubungi beberapa orang yang mungkin bisa membantunya, dia sangat mengkhawatirkannya keadaan calon istrinya dan Zahra.
Fatimah kembali dirumah dengan dipapah oleh Aditya, Aditya meminta Fatimah beristirahat di dalam kamar, Fatimah tidak menuruti suaminya dan dia pergi menuju kamar Zahra.
Disana Fatimah menangis dan menciumi baju baju Zahra.
"Zahra anakku..mama merindukan kamu nak.."
Aditya ikut menangis dan memeluk Fatimah.
"Akan kulakukan apapun untuk menemukan Zahra sayang..aku berjanji.."
__ADS_1
__ADS_2