
__ADS_3
Aditya baru sampai ke kantornya, setelah seharian tadi sampai sore meeting diluar kantor, Sekretaris mengetuk pintu dan memberikan sebuah amplop coklat.
"Apa ini..?" Tanya Aditya heran sambil membuka amplop itu.
"Kurir tadi memberikannya katanya paket untuk Bapak.."
Seketika mata Aditya terbelalak melihat foto foto yang berada dalam amplop itu. Segera dia berdiri dan pergi meninggalkan ruangan itu dengan sangat marah.
Berkali kali Aditya memerhatikan foto foto yang dipegangnya sambil memegang kemudi mobil yang dibawanya dengan sangat kencang, dia ingin segera bertemu dengan Fatimah dan ingin mendapat penjelasan dari istrinya seputar foto foto yang sekarang ada di tangannya.
Aditya sampai dirumah dan segera mencari Fatimah yang ternyata sedang berada di halaman belakang bermain dengan Zahra dan Ayu.
Melihat kedatangan suaminya Fatimah segera menghampiri, akan tetapi Aditya yang sudah dibakar api cemburu menarik tangan Fatimah dan membawanya masuk ke dalam kamar, dia tidak ingin Zahra melihat dirinya dan Fatimah bertengkar.
"Apa maksud foto ini..?" Tanya Aditya dengan marah dan memperlihatkan semua foto itu kepada Fatimah.
Fatimah yang masih kaget karena Aditya menariknya secara tiba kini lebih kaget lagi karena suaminya memperlihatkan foto foto dirinya dan Angga yang sedang mengobrol waktu itu.
"Ini.." Cuma itu yang bisa Fatimah ucapkan, dia tidak tahu harus bicara apa lagi.
"Jadi kamu pulang kampung ingin bertemu dengan Kak Angga kamu itu..?" Tanya Aditya masih dengan marahnya.
"Tidak..kami tidak sengaja bertemu dan kemudian kami mengobrol sebentar.." Jawab Fatimah terbata bata karena baru kali ini Aditya memarahinya seperti itu.
"Kamu ingin aku mempercayainya..?"
"Kalau memang begitu kenapa kamu tidak menceritakannya padaku kemarin..?" Tanya Aditya .
Fatimah terdiam, dia tidak menyangka Aditya akan semarah itu kepadanya hanya karena dia bertemu dengan Angga, Fatimah juga sempat akan menceritakan pertemuannya dengan Angga akan tetapi diurungkannya karena tahu suaminya seorang pencemburu, oleh karena itu Fatimah menyembunyikan pertemuan itu dari suaminya.
"Jadi kalian sudah janjian bertemu di kampung..?"Tanya Aditya lagi.
Fatimah menangis mendengar pertanyaan Aditya kali ini, dia tidak menyangka suaminya akan berpikir seperti itu kepadanya.
"Aku tidak seburuk itu.." Jawab Fatimah sambil menunduk dan menghapus air matanya.
"Jadi bagaimana kalian bisa bertemu dan mengobrol seperti ini.." Masih tanya Aditya yang tidak berhenti bertanya walaupun sudah melihat Fatimah menangis.
"Mungkin kamu lupa..Kalau kami dari kampung yang sama, bahkan rumah kami berdekatan.."
__ADS_1
"Jadi tidak heran kalau kami bertemu dan mengobrol untuk sekedar bertanya kabar.." jawab Fatimah tersedu.
Aditya terdiam, akan tetapi api cemburu itu yang ada dihatinya masih menyala hebat. Dia tidak sanggup membayangkan Fatimah istrinya bertemu dengan pria yang dulu melamarnya.
"Kenapa kamu sangat marah, aku tidak melakukan hal yang tercela bersamanya, kami hanya sekedar mengobrol dan disitu juga ada Zahra dan Ayu, bukan hanya kami berdua.." Terang Fatimah.
Aditya merasa penjelasan Fatimah tidak membuatnya merasa tenang, kini dia harus mencari laki laki itu, Angga.
Aditya pergi meninggalkan Fatimah.
Dia akan menyuruh orang kepercayaannya untuk segera menemukan Angga secepatnya.
Dalam foto itu, Anggap terlihat jelas mencuri pandang melihat kearah Fatimah dengan tatapan penuh cinta.
"Berani sekali dia melihat istriku seperti itu.." Pikir Aditya.
Sementara Fatimah menangis di dalam kamar, betul-betul tidak menyangka Aditya akan semarah itu, kini dia merasa menyesal tidak memberitahu pertemuannya dengan Angga kepada suaminya.
Aditya akhirnya mendapatkan kontak Angga, selain itu tempat pekerjaannya dan dimana dia tinggal Aditya kini mengetahuinya dari orang kepercayaannya.
"Halo..saya suami Fatimah..bisa kita bertemu sebentar..?" Aditya menelepon Angga.
Angga yang awalnya terkaget, kemudian menyanggupi pertemuan itu dan datang ke lokasi yang diberikan Aditya lewat WA.
Tanpa basa basi Aditya memperlihatkan foto foto itu kepada Angga.
"Apa maksudnya ini..?"
"Kenapa kamu menemui istriku.." Tanya Aditya dengan emosi yang ditahan.
Angga mengambil foto foto itu dan dilihatnya dengan seksama.
"Apa kamu selama ini mempunyai musuh..?" Tanya Angga balik.
Mendengar pertanyaan Angga, Aditya mengernyitkan dahi, bukan itu jawaban yang ingin dia dengar.
"Kenapa kamu tidak menjawabnya.." tanya Aditya semakin emosi.
Angga tersenyum.
__ADS_1
"Kamu tidak seharusnya curiga pada istrimu sendiri, dia wanita yang mengerti ilmu agama, dan dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang berdosa.."
"Aku yang kebetulan juga pulang kampung mendengar bahwa Fatimah juga ada di kampung, aku berniat menemuinya dan bertanya kabar..hanya itu saja.." Jelas Angga.
Aditya tersenyum meledek.
"Kenapa aku harus percaya pada cerita mu..?" Tanya Aditya.
"Aku mempercayai Fatimah, akan tetapi tidak denganmu.." Lanjut Aditya
Angga tersenyum.
"Kamu melihat Fatimah seakan kamu masih mencintainya.." Lanjut Aditya sambil menunjuk foto dimana Angga sedang melihat Fatimah.
"Kamu benar..aku memang masih mencintainya sampai detik ini.." Jawab Angga yang membuat Aditya semakin merasa kesal.
"Beraninya kamu mencintai istri orang lain.." Jawab Aditya dengan amarah yang ditahan.
"Sebelum menjadi istrimu, aku sudah mencintainya.."
"Aku mencintainya tapi tidak bisa memilikinya, tidak seperti dirimu yang mencintainya dan dapat memiliki Fatimah, bukankah seharusnya kamu kasihan padaku..?" Jawab Angga setengah tersenyum.
"Kamu beruntung mendapatkan Fatimah, jangan coba-coba menyakiti perasaannya karena aku masih menunggunya.."
"Kalau saja aku dengar Fatimah tidak bahagia dan menderita bersamamu, aku akan membawa Fatimah pergi dari sisimu.."
"Dan seharusnya bukan masalah pertemuan kami yang harus kamu khawatirkan, sepertinya ada orang yang membuntuti Fatimah, kamu harus lebih menjaganya.." Lanjut Angga dengan panjang lebar kemudian pergi meninggalkan Aditya.
Aditya terdiam.
Apa yang dikatakan Angga benar
Dia kini baru menyadari siapa yang telah mengiriminya foto foto itu.
Dan siapa yang mengikuti istrinya sampai ke kampung.
Dia berpikir kalau saja kini istrinya dalam bahaya.
Hanya ada satu nama yang sanggup melakukan ini semua.
__ADS_1
Sherly.
Apa yang kini Sherly rencanakan, pikir Aditya.
__ADS_2