
__ADS_3
Suara pintu dibuka dari dalam.
Fatimah bangun dari duduknya, perlahan pintu terbuka, terlihat Zahra berdiri dengan wajahnya yang sembab.
Fatimah berdiri kaku melihat Zahra yang juga berdiri mematung menatap sang ibu.
"Mama.." Ucap Zahra dengan pelan, dan air matanya yang mengalir deras.
Fatimah menganggukkan kepalanya beberapa kali sembari menahan tangisnya.
Fatimah membuka lebar kedua tangannya.
"Mama.." Ucap Zahra lagi sembari berjalan perlahan menghampiri ibunya.
Pada saat itu, tak ada yang bisa menahan air matanya untuk keluar, semua yang menyaksikan turut menangis sedih dan terharu.
Zahra memeluk Fatimah dengan erat, dia membenamkan wajahnya di perut sang ibu dengan tangan yang melingkar di pinggangnya
Fatimah menundukkan kepalanya, menciumi dan mengusap kepala putrinya.
"Mama.." Ucap Zahra terus berulang kali.
"Iya sayang..ini mama..ini mama Zahra.." Jawab Fatimah terisak.
Zahra mengangkat wajahnya, dia melihat sang ibu.
Fatimah menurunkan badannya, mensejajarkan diri dengan putrinya dengan bertumpu pada kedua lututnya.
"Apapun yang terjadi.. Zahra tetap anak mama.." Ucap Fatimah terisak, sembari mencoba menghapus air mata di pipi putrinya.
Zahra menganggukkan kepalanya.
Aditya menghampiri istri dan anaknya.
"Semuanya, tak mengubah apapun sayang..kamu tetap anak papa dan mama..kami sangat menyayangimu.."
Aditya mengusap kepala putrinya.
Zahra mengangguk dan memeluk ayahnya.
"Mama.."
Zahra melihat Fatimah.
"Terima kasih sudah sayang sama Zahra.."
Fatimah menggelengkan kepalanya.
"Mama yang seharusnya berterima kasih..kamu masih mau menerima mama menjadi mama kamu..." Fatimah kembali memeluk Zahra.
"Sampai kapanpun..mamah tetaplah mamah aku.." Jawab Zahra dalam pelukan Fatimah.
Annisa tidak bisa membendung air matanya, dia menangis bahagia karena ternyata Zahra tetap mau menerima Fatimah sebagai ibunya alih alih membencinya. Semuanya karena kasih sayang diantara keduanya begitu kuat, kenyataan bahwa tak ada hubungan darah diantara mereka, tak akan dengan mudah memudarkan jalinan kasih sayang yang telah mereka rajut sekian lama, sama seperti halnya kasih sayang antara dirinya dan Clara.
Semuanya menangis bahagia.
Beberapa saat kemudian..
__ADS_1
Fatimah menyuapi Zahra di meja makan bersama dengan Annisa yang asyik bermain bersama dengan Zidane.
"Mama.."
"Boleh aku bertanya..?" Tanya Zahra pelan.
Fatimah mengangguk pelan.
"Siapa ibu kandung aku mah..?" Tanya Zahra terlihat sedikit ragu ragu dengan wajahnya yang sendu.
Fatimah melirik Annisa yang duduk di sampingnya.
Aditya yang baru saja datang, mendengar dengan jelas pertanyaan Zahra.
Fatimah melihat kedatangan suaminya.
"Kata Tante itu, mama kandung aku sekarang ada di dalam penjara.."
Deg. Fatimah dan Aditya kaget, begitu juga dengan Annisa.
"Katanya..Mama dan papa yang memasukkannya ke dalam sana.." Zahra melihat Fatimah dengan menahan tangisnya.
Fatimah dan Aditya tidak percaya dengan apa yang mereka dengar, Fatimah menutup mulutnya dan langsung meneteskan air mata.
Aditya segera menghampiri Zahra.
"Tante siapa yang mengatakannya sayang..?"
Zahra menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tahu pah..aku tidak kenal.."
"Siapa orang itu..?" Tanya Fatimah menatap suaminya penuh tanda tanya.
Aditya menggelengkan kepalanya dan terdiam memikirkan sesuatu.
"Kamu percaya sama mama dan papa kan..?" Tanya Fatimah menatap Zahra lembut.
Zahra menganggukkan kepalanya.
"Semua yang dikatakan Tante itu tidak benar.."
"Jadi mama kandung aku tidak ada di penjara..?" Tanya Zahra terlihat senang.
Fatimah langsung melihat Aditya lagi.
"Mama kamu sekarang sedang berada jauh dari sini, tapi kalau kamu mau bertemu dengannya, kita bisa menemuinya.." Jawab Fatimah.
Zahra langsung menganggukkan kepalanya.
Fatimah melihat raut bahagia di wajah putrinya ketika dia mengatakan bisa menemui Sherly, ibu kandungnya, dan itu sedikit membuatnya cemburu, akankah Zahra menyayangi Sherly dan melupakannya.
--------------
"Jadi siapa Tante yang dia maksud mang..?" Tanya Aditya penasaran.
"Saya juga tidak tahu persis tuan, ketika saya menjemput nona Zahra, saya tidak begitu memperhatikan keadaan sekitarnya, namun ketika dia baru saja naik ke dalam mobil dia menangis dan menceritakan semuanya kepada saya.." Jawab Mang Redo.
__ADS_1
Aditya terdiam terlihat memikirkan sesuatu.
"Saya harus mencari tahu siapa wanita itu..saya tahu dia bermaksud buruk dengan menceritakan semuanya kepada Zahra.."
"Ditambah dia memfitnah saya dengan mengatakan saya dan istri saya yang telah menjebloskan Sherly ke dalam penjara.." Aditya terlihat geram.
"Anda benar tuan..saya juga merasakan demikian, sepertinya dia ingin merusak kebahagiaan keluarga anda.."
Aditya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Baiklah.. sekarang saya akan menyuruh orang saya untuk pergi ke sekolah dan meminta rekaman CCTV di sekolah hari ini.."
"Saya harus mengetahui siapa dia sebenarnya dan membalas semua perbuatannya kepada anak saya.." Aditya terlihat sangat kesal.
Mang Redo menganggukkan kepalanya, dia mendukung langkah Aditya untuk menyelidiki wanita misterius itu.
Aditya terlihat menelepon seseorang, dia meminta orang kepercayaannya untuk mendatangi sekolah Zahra dan meminta rekaman CCTV di sekolahan beberapa jam yang lalu kepada security sekolah.
Sesampainya di sekolah, para pesuruh Aditya segera menemui security, mereka segera menjelaskan maksud dari kedatangannya dan dengan senang hati, security bersedia membantu mereka dengan langsung membawa mereka keruang CCTV dan melihat rekaman beberapa jam kebelakang.
Rekaman yang diminta telah didapatkan, mereka segera meng-copy ke dalam kaset dan langsung pergi menuju kediaman majikan Aditya.
Di Rumah.
"Cindy.." Aditya mengepalkan tangannya, matanya memerah menahan amarah sembari melihat layar komputer di depannya.
"Ternyata dia kembali ke Indonesia lagi, dan kembali berniat menghancurkan rumah tanggaku lagi.." Gumam Aditya dalam hati.
"Rencanamu kali ini justru akan menghancurkan dirimu sendiri.."
------------
"Apa kabar om dan Tante..lama tidak berjumpa.." Aditya dengan ramah menyapa kedua orang tua Cindy ketika dia dengan sengaja berkunjung ke apartemen mereka.
Kedua orangtuanya terlihat senang menyambut kedatangan Aditya kerumah mereka, mereka tidak menyangka Aditya datang dan terlihat ingin kembali memperbaiki hubungan mereka yang sempat renggang beberapa tahun yang lalu.
Cindy yang mengetahui kedatangan Aditya, merasa heran dengan sikapnya yang ramah alih alih marah dengan apa yang sudah dia lakukan kepada putrinya Zahra.
Tidak mungkin kalau Aditya belum mengetahui bahwa dialah yang telah menghasut Zahra.
Cindy menghampiri Aditya dengan heran.
Aditya terlihat berdiri dan menyambut Cindy dengan mengulurkan tangannya.
"Apa kabar..sudah lama tidak bertemu.." Ucap Aditya dengan senyuman ramahnya.
Cindy tersenyum tentu saja dengan perasaan herannya yang berusaha dia sembunyikan.
Dia langsung duduk di samping sang ibu.
"Aditya..Tante dan om senang kamu mengunjungi kami.."
Aditya tersenyum.
"Baiklah langsung saja.."
"Saya kesini karena ada yang ingin saya tanyakan kepada kalian berdua.."
__ADS_1
"Oh ya..apa itu..?"
"Saya pernah mendengar dari kedua orang tua saya, dan saya ingin menanyakannya langsung kepada kalian..saya dengar kalau Cindy bukan anak kandung kalian, kalian mengadopsinya dari panti asuhan..apa itu benar..?"
__ADS_2