
__ADS_3
Aditya memerhatikan Fatimah yang masih tertidur pulas di sampingnya, dia tidak berniat membangunkannya walaupun jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 pagi
Padahal setelah shalat subuh tadi Fatimah meminta Aditya membangunkannya lagi sekitar pukul 7.
Aditya sudah memberitahu nenek bahwa mereka menginap di hotel, untungnya ada Ayu yang bisa menjaga Zahra.
Dia terus memerhatikan wajah istrinya, dia mengingat kejadian semalam, dia tersenyum mengingat Fatimah lebih mendominasi permainan dan membuatnya sedikit kewalahan.
Andai saja itu bukan karena efek obat perangsang yang diberikan oleh Sherly, pastinya Aditya akan lebih senang melihat istrinya yang sangat agresif kepadanya malam tadi.
Seketika Fatimah terbangun, membuka matanya dengan perlahan, dia yang hanya mengenakan kemeja milik Aditya langsung terperanjat ketika
dilihatnya jam sudah hampir pukul 9 pagi.
"Kenapa kamu ga bangunin aku, kita harus cepat pulang nanti Zahra mencari aku.." Kata Fatimah seraya menurunkan kakinya dari atas tempat tidur.
Melihat istrinya akan bangun, Aditya menarik tangan istrinya sehingga Fatimah kembali terbaring di samping Aditya.
"Ada Ayu yang menjaganya, hari ini kita akan menghabiskan waktu kita berduaan disini.." Ucap Aditya berbisik sambil memeluk istrinya.
"Tapi.."
"Apa..?"
Fatimah terdiam, dia memang tak perlu khawatir karena Zahra kini sudah akrab dengan Ayu.
Aditya terus saja menciumi leher Fatimah.
"Aku lapar.." Kata Fatimah tiba tiba.
Aditya tersenyum geli.
"Pasti kamu lapar..setelah semalaman kita bertempur habis-habisan.." Goda Aditya.
Fatimah tersenyum malu.
"Kenapa Sherly memberikan obat itu padaku.." Tanya Fatimah.
"Tentu dia ingin mempermalukan kamu dan aku, karena biasanya wanita yang meminum obat perangsang akan tidak bisa mengontrol dirinya.." Jawab Aditya.
"Tapi kamu..aku heran melihat kamu yang masih bisa mengontrol diri.." Lanjut Aditya.
__ADS_1
Fatimah tersenyum, semua itu karena dia memohon pertolongan kepada Allah SWT.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu, Aditya yang hanya mengenakan celana pendek pergi membuka pintu, dan ternyata pelayan mengantarkan makanan.
Fatimah dan Aditya segera memakan sarapan mereka yang kesiangan.
Walaupun begitu, pikiran Fatimah terus tertuju kepada Zahra, beberapa kali dia menelepon Ayu agar menjaga Zahra dengan baik.
Aditya yang merasa heran melihat istrinya begitu mengkhawatirkan Zahra.
"Ada apa..?" Tanya Aditya mengetahui ada yang disembunyikan oleh istrinya.
Fatimah terdiam, dia berpikir akan lebih baik kalau suaminya tahu tentang Sherly yang mengancam akan menyakiti Zahra.
"Semalam Sherly mengancam akan menyakiti Zahra.." Jawab Fatimah.
Aditya terdiam, karena memang dia sudah mengetahui hal ini.
"Kamu jangan khawatir, Sherly tidak akan bisa menyentuh Zahra.." Jawab Aditya mencoba menenangkan Fatimah.
Fatimah mempercayai ucapan suaminya, dan kini membuatnya sedikit lebih tenang.
Dia tahu suaminya akan melakukan apapun untuk melindungi Zahra.
Menjelang sore, setelah pesanan baju Fatimah dari salah satu butik datang, mereka segera meninggalkan hotel dan berniat kembali kerumah.
Ternyata Aditya hanya mengantarkan Fatimah kerumah, setelah itu dia berniat pergi lagi karena harus menuju suatu tempat.
Di sebuah kafe
"APA MAUMU..?" Tanya Aditya pada Sherly yang sedang terduduk. Dia mengetahui keberadaan Sherly dari salah satu informannya.
Sherly kaget karena ada Aditya yang tiba tiba duduk di sampingnya dan bertanya dengan penuh emosi.
"Kenapa kamu menyuruh orang untuk membuntuti Fatimah..?"
"Apa maksudmu memberikan Fatimah obat perangsang..?"
"Dan kenapa kamu mengancam Fatimah akan menyakiti Zahra..?" Tanya Aditya terus menerus dengan emosi yang ditahannya.
Sherly tersenyum.
__ADS_1
"Sabar sayang..satu satu kalau mau bertanya.." Jawab Sherly sambil mengelus halus pundak Aditya.
Aditya menepis tangan Sherly yang berada di pundaknya.
"Iya memang benar, aku menyuruh orang untuk membuntuti Fatimah, aku hanya ingin melindungi putriku Zahra, aku takut Fatimah menyiksa putri kita, dia kan hanya ibu tiri.."
"Obat perangsang?Aku tidak tahu apa apa tentang itu, mungkin Fatimah hanya ingin memfitnah aku.."
"Sayang..." Lanjut Sherly memelas.
"Aku hanya ingin kembali padamu..aku tahu dulu aku salah meninggalkan kamu dan anak kita..tapi sekarang aku menyesal, aku ingin kita kembali bersama, aku kamu dan Zahra putri kita, dan kita akan hidup bahagia.." Ucap Sherly dengan nada menggoda.
"Coba kamu bayangkan, Zahra akan lebih bahagia kalau aku sendiri yang mengasuh dan merawatnya, karena aku ibu kandungnya, dan Fatimah itu hanya orang lain.." Lanjut Sherly.
Aditya yang sedari tadi tersenyum sinis mendengar perkataan Sherly yang berbohong dan bersandiwara.
"Lalu kenapa kamu mengancam akan menyakiti Zahra..?" Jawab Aditya sinis.
Sherly tersenyum.
"Mana mungkin aku ibu kandungnya akan menyakiti anakku sendiri?" Jawab Sherly.
"Sudah kubilang, Fatimah mencoba memfitnah aku, dia berusaha menjauhkan aku dari kamu dan Zahra.."
"Padahal aku sangat merindukan Zahra putriku.." Ucap Sherly panjang lebar dan seolah-olah akan menangis
Aditya kembali tersenyum sinis.
"Kemampuan akting mu memang tidak diragukan lagi, tapi jangan harap aku akan tertipu dengan semua sandiwara kamu Sherly..." Jawab Aditya.
"Fatimah sangat menyayangi Zahra, dan aku sangat mencintai Fatimah, kami bertiga sangat bahagia, dan apapun usaha yang kamu lakukan untuk memisahkan keluarga kami, itu tidak akan pernah berhasil.." Lanjut Aditya dengan lantang
Mendengar semua itu Sherly sangat marah. Akan tetapi dia mencoba untuk menahannya dan kembali merayu Aditya.
"Sayang..apa kamu sudah lupa dengan kisah cinta kita, dulu kita saling mencintai, kamu sangat mencintaiku..aku yakin sekarang pun kamu masih mencintaiku.." Rayu Sherly sambil mencoba memegang tangan Aditya.
Aditya menepis tangan Sherly.
"Kisah kita dulu merupakan kesalahan terbesar dalam hidupku, satu-satunya yang tidak ku sesali adalah hadirnya Zahra.." Jawab Aditya sambil berlalu pergi meninggalkan Sherly.
Sherly menahan amarah, dia mencoba menahannya karena semua orang memerhatikan dirinya.
__ADS_1
"Baiklah kalau begitu.." Gumam Sherly dalam hati.
"Kali ini aku tidak segan-segan menyakiti kalian semua.."
__ADS_2