
__ADS_3
"Lisa..kamu masih mencintaiku..?" Tanya Kevin melihat wanita yang berdiri di depannya yang melihat dirinya dengan heran.
Lisa semakin heran dengan pertanyaan Kevin.
"Apa kamu mabuk..?" Tanya Lisa jeran
"Tidak.." Jawab Kevin singkat
"Jawab saja pertanyaanku.."
Lisa duduk di kursi didepan Kevin.
"Kamu tahu, kalau aku masih sangat mencintaimu dan cintaku padamu tidak akan pernah hilang.."
Kevin tersenyum.
"Baiklah..mulai sekarang mari kita menjalin hubungan lagi.."
Lisa mengerutkan keningnya.
"Apa maksudmu..?"
"Mari kita berhubungan kembali, bukankah itu maumu..?"
Lisa semakin tidak mengerti.
Memang benar, dirinya masih mengejar Kevin walaupun dia sudah mengetahui bahwa Kevin telah beristri dan mempunyai anak, akan tetapi rasa cintanya kepada Kevin tidak pernah surut, masih sama ketika dia dan Kevin berpacaran dulu ketika masih kuliah di luar negeri.
Dia menjalin hubungan yang cukup lama dengan Kevin, hubungan mereka terputus karena setelah lulus Kevin harus segera kembali ke Indonesia untuk melanjutkan bisnis ayahnya, sedangkan dia masih harus tinggal diluar negeri bersama kedua orang tuanya.
Lisa sadar dia sangat mencintai Kevin, beberapa tahun kemudian dia menyusul Kevin dan betapa kagetnya ketika dia mengetahui bahwa kekasihnya ternyata sudah menikahi wanita lain.
Betapa hancur hatinya, tapi dia tidak putus asa, dia terus mengejar Kevin tanpa memperdulikan statusnya, dia rela walau hanya menjadi selingkuhannya, tapi Kevin selalu menolak dan setia kepada Nadya.
"Apa yang terjadi..?" Tanya Lisa serius.
"Aku hanya ingin kita kembali menjalin hubungan.."
"Sesuai dengan keinginan kamu kan..?"
Lisa tertawa meledek.
"Dan istrimu..?"
Kali ini Kevin yang tersenyum.
"Apa kamu tidak ingat dengan kata katamu kemarin, kamu mengajakku untuk kembali menjalin hubungan dibekakang istriku..seakan tidak memperdulikan perasaan Nadya, dan sekarang ketika aku menginginkannya, kamu bertanya tentang Nadya seolah olah kamu peduli dengannya.."
Lisa berdiri, dia menghampiri Kevin dan duduk disampingnya.
__ADS_1
"Baiklah..aku tidak akan bertanya banyak hal lagi.."
"Aku senang kamu kembali padaku.."
"Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi padamu dan istrimu.."
Lisa menggoda Kevin dengan berbicara berbisik pada Kevin, mendekatkan badannya dengan badan lelaki pujaannya.
Kevin terdiam, dia sama sekali tidak tergoda, dia hanya berpikir tentang Nadya yang sudah membuatnya kecewa.
"Tapi apakah harus dengan cara seperti ini aku membalas istriku..?" Ucap Kevin dalam hatinya.
Tapi kekecewaan Kevin pada Nadya teramat dalam.
Kevin memejamkan matanya, dia terlihat bingung.
Lisa melihat Kevin yang ragu ragu, dia tidak akan melewatkan kesempatan ini, dia akan mendapatkan Kevin malam ini.
Lisa memegang wajah Kevin, mengarahkannya pada wajahnya.
Kini wajah mereka saling bertatapan, Lisa mengecup bibir Kevin.
Kevin terdiam, dia mulai tergoda, Lisa menjadi semakin bergairah, dia melakukan lagi, kali ini dia kembali mencium bibir Kevin dan Kevin membalasnya.
Tak lama, Lisa menarik Kevin untuk memasuki kamarnya, semuanya berlanjut disana.
Kevin dan Lisa kembali mengenang masa masa kebersamaan mereka dulu.
-------------
Fatimah sibuk mempersiapkan Zahra yang akan bersekolah.
"Kamu tidak akan berangkat kerja sekarang..?"
"Tidak.." Jawab Aditya singkat karena sibuk mengajak Zidane bermain.
"Baiklah..kalau begitu, aku akan mengantar Zahra ke sekolah..kamu jaga Zidane.."
"Iya.." Jawab Aditya yang sibuk dengan putranya.
Fatimah hanya menggelengkan kepala melihat Aditya yang kini kembali malas untuk pergi bekerja kalau sudah bermain main dengan Zidane, seakan suaminya itu lupa segala hal.
Fatimah mengantarkan Zahra ke sekolah.
Aditya tahu Fatimah belum memandikan putranya, dia berinisiatif untuk mandi berdua bersama Zidane.
Dengan sembari menggendong Zidane, Aditya mempersiapkan Bathtub di kamar mandi dan mengisinya dengan air hangat.
sembari menunggu bathub penuh, dia membuka satu persatu baju Zidane dengan hati hati, walaupun ini bukan yang pertama kali dia membuka baju anaknya, tapi Aditya cukup kerepotan karena Zidane yang tidak mau diam dan terus bergerak aktif.
__ADS_1
Cukup lama, akhirnya dia berhasil melepas seluruh baju anaknya, Aditya melihat air dalam bathtub sudah penuh, dia melepas bajunya dan masuk bersama Zidane kedalam bathtub, mereka berendam bersama.
Sudah bisa dibayangkan betapa senangnya Zidane, dia terus berteriak dan mengoceh kesenangan, Zidane terus memercikkan air karena terus menepuk air dengan kedua tangannya, Aditya sangat bergembira melihat putranya yang kesenangan.
Fatimah hanya mengantarkan Zahra, dia tidak bisa menungguinya karena tidak bisa meninggalkan Zidane berlama-lama, dia berjanji kepada Zahra akan menjemput saat pulang sekolah nanti.
Fatimah kembali kerumah, dia segera pergi ke kamar karena teringat Zidane yang belum dia mandikan.
Fatimah tidak melihat suaminya dan Zidane di dalam kamar, dia berinisiatif mencari ke dalam kamar mandi, dan alangkah terkejutnya dia melihat Zidane yang tertidur di pelukan Aditya yang sedang berendam di dalam bathtub.
Aditya menyimpan telunjuknya di depan mulut.
--------------
Kehamilan Ayu sudah menginjak 8 bulan, semua persiapan untuk melahirkan sudah disiapkan, tentu saja Margareth yang menyiapkannya.
Setiap hari pasti ada saja yang dibeli oleh mertuanya untuk calon cucu mereka, Ayu bahkan sudah mengingatkan berkali kali untuk tidak membeli apapun karena semua sudah lengkap.
"Tidak apa-apa sayang, mami begitu senang akan segera menimang cucu, dan tangan mami gatal ingin membeli apapun yang bagus dan lucu untuk cucu mami.."
Ayu dan Romi hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Romi menjadi suami siaga, dia jarang masuk ke kekantor, dan banyak menghabiskan banyak waktunya bersama sang istri.
Bahkan Romi dengan telaten memenuhi segala kebutuhan istrinya, dia selalu berupaya agar bisa membuat istrinya nyaman di tengah perutnya yang semakin besar.
Seperti kali ini Ayu merasa sangat kepanasan, baginya AC tidak membantunya untuk menurunkan suhu badannya yang semakin kepanasan.
Romi dengan cekatan berniat mengipasi Ayu dengan kertas yang dia ambil dengan asal tanpa melihat terlebih dahulu di meja kerja papinya, dia segera kembali ke ruang keluarga dimana ayu sedang mengipas dirinya sendiri dengan tangannya.
Romi segera menghampiri dan kemudian mengipasi Ayu, istrinya terlihat sangat senang dan nyaman, tanpa mengenal lelah, dia terus mengipasi istrinya dengan bersemangat, dia senang karena Ayu kini sudah tidak kepanasan.
"Terima kasih kak..ayu sekarang sudah enakan.."
"Berhenti kak..Nanti kakak capek.."
"Tidak apa apa..kakak tidak capek kok.." Romi masih bersemangat mengipasi Ayu.
Margareth yang melihat dari kejauhan tersenyum melihat kelakuan anak dan menantunya.
"Romi..mana dokumen yang telah papi siapkan tadi malam untuk rapat hari ini.."
"Papi mencari di atas meja kerja tidak ada.."
Romi kaget. Dia berhenti mengipas istrinya.
Dia melihat kertas kertas yang dia pakai untuk mengipasi Ayu.
"Ini Pih.." Jawab Romi pelan sambil memberikan kertas kusut yang sebagian sudah sobek sobek.
__ADS_1
Papi tercengang.
__ADS_2