
__ADS_3
"Mungkin kah?" Ucap nya, ia mengetahui maksud ucapan ku.
"Dimana letak terdekat tempat permata darah itu?" Ucap ku lagi.
Dengan tergesa-gesa ia mengambil sebuah peta di dalam tas nya, ia membuka peta itu dan melihat nya dengan serius.
"Perkiraan mu benar... Kita berjalan ke arah yang sama." Ucap nya tersenyum senang.
"Tunggu, apa kita melanjutkan mencari nya sekarang... Lihat lah kegelapan muncul di sekeliling kita." Ucap ku, seraya ku tatap sekeliling hutan.
"Kau benar, kita harus mencari tempat untuk tinggal malam ini." Ucap nya seraya mengemas peta itu kembali ke dalam tas nya.
"Ayo..." Ucap nya, ia menunggangi kuda nya begitu pun dengan ku.
Hak... Hak... Hak...
Kuda kami melaju dengan cepat membentang hutan dengan cuaca yang sudah sangat gelap. Aku memfokuskan pandangan mata ku menatap lurus ke depan dengan kuda yang ku tanggangi melaju dengan cepat ke arah timur hutan.
__ADS_1
Sihir cahaya yang kami gunakan untuk penerangan membuat kami sedikit takut, karena bisa saja penyihir jahat berada di sekitar tempat ini.
Hak... Hak... Hak...
Terdengar suara Ardelia yang menarik tali kekang kuda dengan sangat kuat, ia menambah kecepatan dengan diri ku yang mengikuti apapun yang ia lakukan.
Sesekali pandangan mata ku menatap ke sekitar hutan yang tampak sangat menyeram kan. Semua nya terlihat sangat gelap gulita.
Tiba-tiba aku terkejut ketika mendengar suara dentuman keras di langit malam.
Ku arah kan pandangan mata ku menatap awan-awan hitam yang berkumpul di setiap langit yang ku lihat, petir mulai saling menyambar satu sama lain dengan di ikuti suara gemuruh guntur yang sangat kuat.
"Kita harus mencari tempat teduh sebelum hujan turun..." Teriak Ardelia menoleh menatap ku.
Aku mengangguk, seraya ku arah kan pandangan mata ku menatap ke sekitar dengan fokus untuk mencari sebuah gua atau sesuatu yang bisa di jadikan tempat untuk berteduh.
Namun selama dalam perjalanan aku tak menemukan tempat teduh apa pun, sampai tiba-tiba Ardelia berhenti dengan tiba-tiba ia mengejutkan ku sehingga dengan tanpa sengaja aku mengejutkan kuda ku juga.
__ADS_1
Suara rengekkan kuda ku terdengar sangat keras di telinga ku, kuda ku berhenti dengan tiba-tiba sehingga aku hanya merasakan jika tubuh ku terbang melayang kemudian tersungkur ke bawah.
"Aww..." Teriak ku saat ku rasakan perih yang menyerang kaki kanan ku, aku melihat ke arah kaki kanan ku yang terpampang jelas terdapat noda darah yang mengalir ke bawah.
Ku alih kan pandangan mata ku menatap ke sebuah kayu yang berada di samping kanan ku, aku menyadari jika kaki ku tergores oleh kayu tersebut dengan cukup dalam.
"Maaf kan aku..." Ucap Ardelia yang berjalan ke arah ku dengan tergesa-gesa.
Aku hanya menatap nya malas, tanpa ingin mengatakan apapun. Aku menepuk-nepuk kedua tangan ku yang terdapat sedikit goresan dan debu yang menempel.
Ardelia membantu ku berdiri namun ku rasakan kaki kanan ku tak terasa sakit sedikit pun, bahkan aku tak bisa mengangkat nya. Kaki kanan ku sedikit keram.
"Biar kan aku duduk kembali." Ucap ku seraya melepaskan tangan Ardelia yang masih memegang kedua pundak ku.
_
_
__ADS_1
_
❤️❤️❤️
__ADS_2