
__ADS_3
Ku langkahkan kakiku mengikuti Albert yang berjalan terlebih dahulu ke arah barat, kami menuruni tanah dengan bebatuan yang cukup curam. Bahkan jika kaki ku terpeleset dan terjatuh maka aku akan terluka, aku harus berhati-hati.
Sesekali Albert memegang tanganku untuk membantu ku turun.
"Tempat yang sangat luas..." Ungkapnya memandangi pemandangan yang ada di hadapannya.
Sekarang kami masih berada di hutan, aku tidak tau jalan keluar hutan ini mengarah kemana namun aku dan Albert berharap bahwa kami menemukan seseorang yang bisa di ajak berbicara.
Cukup lama kami berjalan menyusuri hutan ini, sampai di tengah-tengah perjalanan kami. Aku melihat seekor rubah besar sedang berada di hadapan kami. Ia memiliki beberapa botol kaca yang memiliki cairan berwarna biru dan hijau. Apa itu? Jus kah? Gak mungkin.
"Kalian terlalu lama mengunjungi tempat ini." Ungkapnya datar seraya memegang tombaknya yang sangat tajam mengarah ke bawah.
Aku dan Albert hanya saling pandang tidak mengerti.
"Apa yang akan kalian lakukan untuk menemukan Harley kakak tertua kalian?" Ungkapnya lagi.
Aku hanya menunggu jawaban dari Albert, aku menatap nya berharap ia bisa menjawab pertanyaan itu.
"Entahlah..."
__ADS_1
Zonk... Ungkapnya datar.
"Apa kau melihat Endh, seekor kelinci besar yang kedua telinganya di ikat?" Ungkapku seraya memperagakan apa yang aku ucapkan.
"Dia pergi, tugasnya hanya mencari kalian.?!" Ungkapnya datar.
"Apa kau tau Endh pergi kemana?"
Aku sangat penasaran kenapa Endh pergi gitu aja tanpa menungguku kembali.
"Tidak... Apa kalian tau dimana kalian berada sekarang?!" Ucapnya datar. Aku bingung deh dia datar Mulu ekspresinya.
"Angeland..." Jawab Albert singkat.
"Belajar? Bersama yang lain? Maksud mu?! Apa kami akan bertemu dengan manusia lain atau apa? Kau tidak bercanda kan?" Aku dan Albert kebingungan apa maksudnya.
"Kalian akan menemukan nya, untuk sekarang kau lebih baik ikut bersamaku..." Ungkapnya beranjak berdiri.
Aku menatap Albert, dia hanya mengangkat bahunya dengan ekspresi wajah tak tahu.
"Ikuti saja..." Albert kemudian berjalan terlebih dahulu. Aku mengikuti mereka dengan pandangan mataku masih melihat pemandangan sekitar yang masih penuh dengan pepohonan, salah satunya pohon Cemara.
__ADS_1
"Siapa namamu?!" Aku berteriak mencoba berbicara dengan rubah itu.
"Jangan berteriak, pelan kan suaramu.!!" Ucapnya berhenti lalu menatapku dengan lekat. Pandangan matanya mengarah ke sekeliling. Ia seperti waspada.
Seketika aku dan Albert terdiam menunggu jawaban dari rubah itu.
"Cepat ikuti aku...!" Ungkapnya berbalik berlari ke arah sisi kanan arah jalan yang kami lewati.
Aku dan Albert mengikuti nya tanpa berbicara. Rubah itu menyuruh kami untuk bersembunyi, kami berjongkok di belakang bebatuan yang cukup penuh dengan rumput tinggi.
"Husth... Diam...!!" Aku dan Albert hanya mengikuti instruksi nya.
Sesekali rubah itu mengintip dari balik semak-semak. Tak berapa lama terdengar suara berbicara. Aku sangat penasaran siapa yang berbicara. Aku mencoba mengintip dari balik semak-semak. Namun di cegah oleh Albert.
Tapi anehnya ia juga ingin mengintip siapa yang berbicara, kami sedikit berselisih karena itu membuat rubah marah kepada kami berdua.
-
-
-
__ADS_1
"Jika kapal mu tidak kunjung datang, maka berenang lah..."
__ADS_2