Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 162


__ADS_3

Kami melakukan perjalanan dalam waktu yang cukup lama, sesuatu telah terjadi di dalam perjalanan tadi. Aku memutuskan untuk tidak berteleportasi karena bisa saja dia membawa ku ke suatu tempat yang lain, dan demi alasan yang lain, mana tau aku bertemu dengan seseorang yang ku kenal, aku hanya berharap itu.


"Zenith..." Panggil seseorang, aku menoleh ke asal suara itu. Di sebelah kanan ku, aku melihat seseorang berdiri di sana dengan memakai pakaian serba hitam.


"Siapa kau?" Aku tertegun, aku sama sekali tak bisa melihat wajah nya. Ia memakai tudung yang menutupi kepala nya.


"Segera lah lari, kau akan menyesal mengikuti perempuan itu..." Ucap nya berteriak, beberapa detik kemudian ia menghilang tanpa jejak seperti segumpalan asap yang tertiup angin kencang.


"Apa yang kau lihat? Ayo..." Ucap Ardelia yang baru saja kembali dari sesuatu yang sedang dia lakukan.


Aku hanya terdiam seraya ku raih tali kekang kuda ku, aku menunggangi nya. Kami kembali berjalan dengan perlahan, pandangan ku kembali teralihkan oleh sesuatu yang jauh terlihat di balik pepohonan rindang tak jauh dari tempat kami melakukan perjalanan.


"Ada apa dengan ku?"


"Zenith..." Panggil Ardelia dengan kuat, aku sedikit kelabakan menoleh ke arah nya.


"Ada apa dengan mu? Kau kelihatan sedikit pucat." Ucap nya, ia menoleh ke arah ku dengan tatapan sedikit khawatir.


"Iya seperti nya aku butuh istirahat..." Jawab ku seraya ku pegang kepala ku yang mulai terasa berat.


Pandangan ku sedikit mengabur, kedua mata ku tak kuat menahan kantuk.

__ADS_1


"Sudah seharusnya kau beristirahat Zenith..." Suara Ardelia terdengar samar-samar, ia mengucapkan kata itu... Aku tak mendengar kelanjutan ucapan nya. Aku tertidur.


____________


"Siapa yang tuan bawa kali ini?"


"Seseorang yang tak biasa."


"Kenapa kalian hanya berbicara? Kurung dia seperti yang lain Ha Ha Ha...."


Di angkat nya aku dengan sangat kasar, lalu tak lama kemudian dua orang yang membawa ku tadi menghempas ku menghantam dinding. Aku hanya bisa merasakan sakit, kedua kelopak mata ku tak kuat untuk terbuka. Aku hanya mendengar mereka tertawa dengan penciuman ku yang mulai terganggu.


"Dimana aku? Lembab? Sangat bau..."


"Penyihir yang sangat kasihan...."


Terdengar suara gesekan besi yang membuat ku mulai bisa membuka mata ku perlahan, dengan sedikit buram aku melihat seseorang mengunci gembok dimana tempat aku di kurung.


"Apa kau ingin merasakan seperti mereka?"


"Tidak..."

__ADS_1


"Lupakan... Ayo kembali..."


"Penjara?"


Kembali ku buka mata ku, seraya ku gerakkan tubuh ku duduk menyandar di dinding. Ku tegak kan badan ku seraya ku arah kan kepala ku menatap ke atas, ku hembuskan nafas perlahan seraya kembali ku gerakkan kepala ku ke arah yang lain.


Tubuh ku membaik, rasa lemas itu mulai menghilang. Aku bisa menggerakkan tubuh ku dengan normal.


"Aku tak menyangka ia melakukan hal ini secepat ini..."


Ku arah kan pandangan mata ku ke arah sekitar, aku berada di dalam penjara yang sangat kumuh dan sedikit lembab.


"Bisakah mereka meletakkan jerami di sini, tanah ini sangat lembab... Haishhhh..."


Berdiri aku seraya menepuk-nepuk tubuh ku yang sangat kotor, sedikit ku rasakan rasa nyeri akibat hantaman tadi. Pinggang ku terasa seperti terkilir.


"Mereka harus membayar nya..."


_


_

__ADS_1


_


❤️❤️❤️


__ADS_2