Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 88


__ADS_3

Kami berdua hanya duduk termenung menatap apa yang terjadi di hadapan kami, sesekali kami berjalan mondar-mandir mencari sesuatu yang bisa di jadikan petunjuk. Namun kami tak menemukan apa-apa.


"Bukan kah ini efek dari sihir api?" Ucap Ardelia.


"Sepertinya seseorang dengan sengaja membakar rumah ini..." Ucap ku mengiyakan.


Karena sihir api bukan lah sihir yang lemah, bahkan itu adalah sihir yang paling kuat. Sihir api akan membakar semua yang terkena oleh nya. Tak sekalipun ada yang tertinggal.


"Sebaiknya kita mencari tempat untuk kita istirahat nanti malam... " Ucap ku beranjak berjalan ke arah kuda ku.


Aku tak ingin mengambil resiko untuk tetap berada di sini, karena ini cukup aneh. Bagaimana bisa penyihir lain mengetahui keberadaan rumah ini kecuali penyihir tersebut memiliki kekuatan yang sangat kuat.


Aku benar-benar berharap, mereka semua baik-baik saja dan sedang berada di suatu tempat yang aman. Aku mengharap kan itu.


Padahal jika di pikir-pikir kami baru pergi kemarin dan semuanya hilang dalam semalam? Ah membayangkan saja membuat ku sangat marah dan kesal.


Ku tatap Ardelia yang berjalan ke arah ku dengan kedua tangan nya penuh dengan noda hitam.


"Apa yang kau sentuh?" Ucap ku menatap nya.

__ADS_1


"Aku hanya mencari-cari sesuatu, tapi tak menemukan apapun." Ucap nya berjalan ke arah kuda nya, lalu ia menaiki nya dengan cepat.


"Bukan kah kau seharus nya menghubungi ayah mu?" Ucap ku menoleh ke arah nya.


Kami berdua menunggangi kuda dengan perlahan ke arah Padang rumput yang dulu pernah kami lalui.


"Aku akan menghubungi nya nanti..." Ucap nya tanpa menoleh ke arah ku.


"Semoga mereka baik-baik saja..." Gumam ku tanpa terdengar oleh nya.


Kami sudah menunggangi selama kurang lebih satu jam namun kami tidak menemukan apapun kecuali alam yang terlihat sangat indah membentang di hadapan kami dengan suara burung berkicauan sesekali ku dengar...


Dari kejauhan aku bisa melihat Padang rumput yang menjadi tempat pertama kali kami tiba di sini. Semuanya masih sama? Hanya waktu yang bergulir dengan cepat.



"Lihat lah, semuanya tetap sama...." Ucap Ardelia berhenti.


Kami berdua segera turun, dan menginjak kan kaki di tanah. Aku beranjak berjalan ke depan seraya pandangan mata ku menatap ke seluruh Padang rumput. Aku sama sekali tak mendapatkan jejak apapun. Aku hanya termenung sedih menatap apa yang ku ingin kan tak terwujud dengan mudah.

__ADS_1


"Aku hanya ingin bertemu dengan kalian kembali..." Ucap ku sedih.


Tiba-tiba aku merasakan sesuatu bergetar dan bersinar dengan mengeluarkan cahaya berwarna dari dalam tas ku.


Aku membuka nya dan mendapatkan permata darah yang kami temukan bersinar dengan terang. Aku memegang nya tanpa mengeluarkan permata darah dari dalam tas ku.


Aku segera berbalik menatap Ardelia yang terlihat kebingungan.


"Ada apa dengan permata darah ini? Tiba-tiba bersinar dengan sangat terang. Namun tiba-tiba mulai redup." Ucap ku menjelaskan.


"Sepertinya aku melupakan sesuatu..." Ungkap Ardelia seraya mengambil sesuatu dari dalam tas nya. Ia mengambil sebuah buku yang cukup usang namun masih memiliki ketertarikan yang cukup kuat.


_


_


_


❤️❤️❤️

__ADS_1


__ADS_2