Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 173


__ADS_3

Pandanganku kembali fokus ke arah sebuah patung yang berada di hadapanku. Aku berjalan mendekati patung itu seraya tatapanku terpaku ke arah bongkahan patung lain yang sudah hancur berserakan di bawah patung tersebut.


"Hmmm... Aneh... Kenapa patung ini tidak hancur setelah sekian lama?"


Ku perhatikan patung itu lekat-lekat, seraya ku singkirkan beberapa bongkahan patung yang menutupi tulisan yang ada di bawah patung tersebut.


"Ah... Aku tidak bisa membacanya..."


Ucapku kesal, tulisan itu sudah tidak terlihat dengan jelas.


"Apa yang kau lakukan?" Ucap Dylan yang berjalan mendekat ke arah ku, ia berjongkok mengikutiku yang sedang terlihat kebingungan.


"Apa kau tidak merasa aneh? Lihatlah patung ini... Hanya patung ini yang terlihat masih kokoh, yang lainnya hancur berkeping-keping..." Ucapku menjelaskan.


"Hemmm... Kau benar, kenapa hanya patung ini yang masih berdiri sedangkan yang lain sudah menjadi bongkahan." Ucap Dylan, seraya memperhatikan patung itu dengan lekat.


"Huhhh..."


Aku hanya bisa memikirkan apapun yang menjadi kemungkinan. Jika yang ku lihat tadi, posisi ibu ku dan Lordeword bertarung adalah di sini. Mereka menghilang di sini.


"Apa mungkin?"

__ADS_1


"kkrrrrkkkkk..."


"Ahhhh.... Kak...." Teriak ku saat ku temukan sesuatu yang terlihat keluar saat tak sengaja tanganku menekan sesuatu yang berada di tanah.


"Uhukkk uhukkk uhukkk...." Ku kibaskan tangan ku saat hembusan debu keluar berbarengan dengan sebuah bongkahan batu yang bergerak terbuka mengeluarkan sebuah peti berukuran sedang.


"Ada apa?" Ucap mereka berdua bersamaan.


"Lihatlah ini, aku menemukan sesuatu... Uhukkk Uhukkk...." Aku terbatuk-batuk tanpa henti, debu itu mengganggu penglihatan dan pernapasanku.


"Peti?" Ucap mereka berdua mendekat, mengamati sebuah kotak peti yang ada di hadapan ku.


Kotak peti itu berwarna hitam pekat, dengan debu yang menempel menutupi seluruh kotak itu.


"Apa kau mengetahui sesuatu?" Ucap Dylan yang menatap Albert dengan serius.


"Aku..." Ucap Albert terputus.


Aku terdiam tak mengerti dengan apa yang sedang di pikirkan Albert.


"Apa kak? Apa kau mengetahui sesuatu?"

__ADS_1


Ucapku tergesa-gesa.


"Aku... Aku sepertinya pernah melihat kotak ini." Ucapnya seraya mencoba membuka kotak itu.


"Aku butuh kunci...." Ucap Albert panik, ia mencari kunci itu di tempat kotak peti itu di temukan. Namun ia tak menemukan kunci itu.


Aku dan Dylan mencari kunci itu tanpa bertanya lebih kepada Albert.


"Aku menemukannya..." Ucap Dylan dengan memegang sebuah kunci dengan simbol mawar merah yang terlukis indah di kunci itu.


"Mungkin kah?..." Ucapku terhenti, saat Albert merampas kunci itu dengan tak sabaran.


Terlihat Albert membuka kotak peti itu dengan panik, sampai terdengar suara kunci terbuka ia terlihat menegang. Kemudian dengan perlahan ia membuka kotak itu. Sebuah cahaya berwarna merah muncul bersamaan dengan suara hembusan angin yang begitu kuat menghembus sekitar tempat kami berada. Kami bertiga tercengang dengan apa yang terjadi.


"Apa yang terjadi?" Ucapku takut. Saat ku tatap awan-awan yang tadi nya terlihat cerah dengan matahari yang masih bersinar terang, sekarang menjadi gelap gulita dengan suara gemuruh langit yang terdengar sangat menakutkan.


_


_


_

__ADS_1


❤️❤️❤️


__ADS_2