
__ADS_3
"Aku ingin mendengar cerita mimpi mu." Ucap nya memohon.
Aku hanya menatap nya nanar, ia merengek lagi. Kemana sikap dewasa nya yang mudah hilang dan timbul itu.
Aku mengabaikan nya dengan pergi ke arah jendela dan menatap ke arah luar dengan hembusan angin yang menyentuh kulit ku, aku memejamkan mata beberapa saat dan membuka nya kembali.
"Aku bermimpi zwamirum yang ku temui di tebas oleh Orc." Ucap ku masih menatap ke luar jendela.
"Orc?" Ucap nya menghampiri ku.
"Ya, kau pernah membacanya di buku perpustakaan sekolah bukan?" Ucap ku lagi.
"Aku mengingatnya." Ucap nya pelan.
"Seperti nya, itu adalah peringatan untuk kita..." Ucap ku lagi.
"Kau benar... Ini waktu nya untuk kembali serius." Ucap nya lagi.
Kami berdua kembali terdiam. Ketika kami hanyut dalam pikiran masing-masing, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar.
Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya, ku tatap kakek Eral yang sudah berdiri di depan pintu dengan membawa beberapa makanan di atas nampan yang ia pegang.
"Ah kek... Tak perlu repot-repot, kami akan segera pergi..." Ucap ku menatap nya ragu.
__ADS_1
"Tak apa nak..." Ucap nya seraya memberikan nampan itu kepada ku...
Mau tidak mau aku menerima nampan itu.
"Makan lah, setelahnya kalian boleh pergi..." Ucap kakek itu tersenyum.
"Baik lah terimakasih kek..." Ucap Ardelia yang tiba-tiba berdiri di samping kanan ku.
Kakek Eral pergi ke arah dapur, tatapan ku terhenti saat laki-laki yang tadi pagi berbicara dengan ku menatap ku lekat. Ku alihkan pandangan mata ku seraya ku langkah kan kaki ku kembali ke dalam kamar dan meletakkan nampan itu di atas meja samping tempat tidur.
"Kita terlalu merepotkan kakek Eral..." Ucap ku tak enak.
"Iya, seperti nya ia memang seseorang yang sangat baik..." Jawab Ardelia sembari duduk.
"Lebih baik kita memakan makanan itu di jalan, aku akan membawanya beberapa..." Ucap Ardelia seraya memasukkan beberapa makanan di dalam tas nya.
"Baik lah... Ayo kita pergi..." Ucap ku seraya berjalan ke arah pintu kamar.
Aku membuka nya dan kami berdua keluar, tampak kakek Eral sedang duduk berdua dengan laki-laki tadi.
"Apa kalian akan pergi sekarang?" Ucap kakek itu menoleh ke arah kami berdua.
Kami berdua mengangguk.
__ADS_1
"Terimakasih kek telah menolong kami berdua, kami akan segera pergi sekarang..." Ucap ku menunduk.
"Baik lah nak, hati-hati di jalan..." Ucap kakek itu beranjak berdiri di hadapan kami berdua.
"Sekali lagi terimakasih kek..." Ucap Ardelia tersenyum.
Kakek Eral hanya tersenyum, ia mengantarkan kami sampai di depan pintu rumah nya. Saat mata ku menatap ke luar, aku terkejut ketika kuda kami sudah berada di sana. Siapa yang memindah kan kuda kami?
"Devant yang menyiapkan kuda nya untuk kalian." Ucap kakek itu.
"Devant? Jadi nama tuan yang di dalam itu adalah Devant kek?" Ucap Ardelia seraya pandangan mata nya menatap ke dalam rumah, padahal laki-laki itu duduk di kursi yang tak terlihat dari luar.
"Terimakasih kek.. Dan tuan Devant..." Ucap ku kembali menunduk.
"Pergilah... " Ucap kakek itu lagi.
Kami berdua menunggangi kuda dengan hati-hati, sesekali aku menoleh ke arah kakek Eral yang sudah beranjak berjalan masuk ke dalam rumah nya.
_
_
_
__ADS_1
❤️❤️❤️
__ADS_2