
__ADS_3
Aku terbangun, memaksakan kedua kelopak mataku untuk terbuka. Ku angkat tanganku menutupi wajahku dari sinar matahari yang masuk dari celah-celah jendela. Aku beranjak turun dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Aku berendam. Air hangat yang harum mengenai tubuhku, membuatku seakan-akan tidak memiliki masalah hidup. Aku melamun, membayangkan semua hal yang sudah terjadi padaku.
"Semua nya tidak sesuai dengan rencana ku bukan? Mereka sama sekali tak sadar... Sangat membingung kan..."
Cukup lama aku berendam, aku beranjak keluar sembari menarik handuk yang ada di samping kanan tubuh ku.
"Zenith..." Panggil Ardelia, dengan cepat aku keluar dari kamar mandi menemui nya.
Aku hanya menatap nya ketika ia sibuk mencari sesuatu di dalam kamar ku.
"Apa yang kau cari?" Ucap ku, ketika ia berhenti dengan suara nafas menderu-deru.
"Aku kehilangan peta ku..." Ucap nya, ia kembali melangkah kan kaki nya keluar dari kamar ku.
"Ngelindur kali ya..."
Aku berjalan ke arah pintu, ku tutup pintu itu dengan erat.
_________
__ADS_1
"Apa kau sudah menemukan peta mu?" Tukas ku, ketika melihat Ardelia berjalan mendekat ke arah ku.
"Hehehe..." Dia hanya cengengesan.
"Masih berada di tempat yang sama kok." Ucap nya santai, ia menggerakkan tubuh nya duduk di samping kanan tubuh ku dengan tangan kanan nya mengambil satu bungkusan makanan.
"Dimana mereka?" Ucap nya ketika menyadari tak melihat siapapun di ruangan ini.
"Aku gak tau..." Ucap ku tanpa menoleh ke arah nya.
Aku beranjak berdiri melangkah kan kaki ku berjalan ke arah sebuah taman, dari kejauhan aku melihat Albert dan Harley sedang berbicara serius di gazebo taman.
Pandangan mata ku mengarah kepada tangan Harley yang memegang sesuatu seperti sebuah permata merah, aku memperhatikannya ketika ia mulai memejamkan mata nya dan mulut nya terlihat komat-kamit membaca sebuah mantra.
"Apakah itu permata darah? Apa yang kak Harley lakukan?"
"Sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu dari ku..."
Aku berbalik melangkah kan kaki ku kembali masuk ke dalam rumah, aku masih melihat Ardelia sedang asyik makan di ruangan itu dengan beberapa renyahan makanan nya jatuh ke lantai, sedikit berantakan.
"Dimana sifat dewasa mu itu? Kau terlihat berbeda ketika berada di rumah, Ardelia..." Ucap ku berhenti di hadapan nya, aku menatap nya penuh kekesalan.
__ADS_1
"Bisakah kau tak mengganggu ku Zenith? Aku hanya ingin bersikap santai... Nanti aku bersihkan." Ucap nya sembari melihat ke bawah.
"Yah setidaknya kau tidak merepotkan bibi Ana..." Tukas ku lagi.
"Zenith, apa kau tak merasa curiga dengan mereka bertiga?" Ucap nya, sembari ia meletakkan bungkusan makanan nya di atas meja. Ia mulai berbicara serius kepada ku.
"Apa yang kau tau?"
"Jika di pikir-pikir lagi, sepertinya mereka berpura-pura tak tau..." Ucap nya sembari menatap ke arah luar.
"Kenapa kau berkata seperti itu?"
"Hemmm... Aku hanya melihat raut wajah mereka sebelum nya, tapi aku hanya diam mungkin cuma pandangan ku yang salah..." Tukas nya, seraya kembali meraih bungkusan makanan itu.
"Seperti nya dugaan mu memang benar, ada yang aneh dengan mereka... Lebih aneh lagi mereka kenapa berpura-pura bodoh? Mungkin kah mereka merencanakan sesuatu tapi tak ingin melibatkan kita?"
"Nah itu... Bisa jadi memang mereka cuma berpura-pura." Sambung Ardelia menganggukkan kepala nya. Kami berdua terdiam.
_
_
__ADS_1
_
❤️❤️❤️
__ADS_2