
__ADS_3
Ku tatap Edyn dan Aften yang sedang berpelukan dengan haru di hadapan kami, mereka akan berpisah kembali untuk waktu yang cukup lama.
Aku dan Albert saling tatap sebelum bersalaman dengan Aften.
"Kita akan bertemu lagi bukan?" Ungkap ku menatap nya.
"Jika kau baik-baik saja nona..." Ungkapnya tersenyum.
"Jaga diri baik-baik pak.." Ungkap Albert yang berada di belakang ku.
"Berhati-hatilah..." Ungkap Aften yang berdiri di depan pintu.
Kami beranjak pergi meninggalkan rumah Aften untuk kembali pergi ke tempat yang seharusnya kami berada.
Sesekali aku menatap rumah Aften yang sangat indah, aku sangat ingin tidur di sana namun aku tidak ingin membuat Edyn marah kepada ku.
Cukup lama kami berjalan, sekarang kami sudah berada di sebuah hutan yang cukup menyeramkan.
Ku arahkan pandangan mata ku ke sekitar hutan yang penuh dengan kabut, terkadang aku bisa mendengar suara langkah kaki kami sangking sepinya.
"Kak, apa kau takut?" Ungkap ku yang masih menatap sekitar.
"Diamlah..." Ungkapnya datar.
__ADS_1
Dasar Albert laknat.
Ku arahkan pandangan mata ku ke bawah yang terdapat tumpukan daun berguguran berwarna merah.
Aku tidak tahu jenis pohon apa, namun pohon ini sangat cantik karena memiliki daun berwarna merah yang gugur dengan bunga-bunga yang bermekaran di tangkai pohon.
"Hanya daun yang gugur?" Ungkap ku memperhatikan setiap pohon yang kami lewati.
Ini musim semi apa musim gugur? Kenapa aku memikirkan itu, ini dunia yang sangat berbeda hufhh...
Kami berjalan cukup lama tanpa Edyn berbicara sedikit pun kepada kami, ku tatap ia yang masih fokus berjalan di depan ku seraya memperhatikan keadaan sekitar yang membuat nya harus selalu waspada.
"Bisakah kita berhenti, aku sangat lelah..." Ungkap ku mengeluh kepada mereka berdua.
Edyn tak menjawab ku, namun tiba-tiba ia menyuruh kami untuk berhenti di bawah sebuah pohon besar rindang berwarna hijau.
Aku duduk bersandar di pohon seraya meluruskan kaki ku ke tanah, aku memejamkan mata ku untuk menghilangkan rasa pusing karena kelelahan.
Aku membuka mata ku menatap Albert yang sedang memukul-mukul lututnya, ia terlihat kelelahan. Ku arahkan pandangan mata ku ke arah Edyn yang pergi ke arah selatan hutan, mungkin ia sedang mencari sesuatu.
Sekitar lima belas menit sudah kami beristirahat, tiba-tiba aku melihat Edyn yang datang dari arah timur dengan tergesa-gesa ke arah kami.
"Darimana dia?" Ungkap ku bertanya kepada Albert.
__ADS_1
"Entahlah..." Ungkap Albert yang masih menatap lekat Edyn yang berusaha berlari ke arah kami.
Edyn memberikan isyarat untuk kami segera memanjat pohon.
"Ikuti saja..." Ungkap Albert seraya membantu ku memanjat pohon.
Aku memanjat pohon dengan cepat untuk sampai di tengah-tengah pohon di ikuti Albert, tak lama kemudian Edyn memanjat pohon dengan nafas yang masih tak beraturan.
"Panjat lebih tinggi..." Ungkap nya lagi.
Aku dan Albert mengikuti perintahnya, sehingga kami memanjat lebih tinggi sehingga siapapun yang berada di bawah akan kesusahan melihat kami karena tertutupi daun-daun yang lebat.
Ku tatap Edyn yang serius menatap ke arah timur tempat ia berlari tadi, aku mengikuti arah matanya yang terlihat sedikit takut.
Ku tatap sesuatu yang bergerak di sana, tampak sekawanan binatang mengendus-endus sesuatu di tanah.
"Jangan berbicara..." Bisik Edyn pelan.
_
_
_
"Semua akan baik-baik saja jika kau berpikir positif."
__ADS_1
__ADS_2