
__ADS_3
Ku tatap punggung Harley, yang menunggangi kuda dengan fokus. Tatapan nya menatap lurus ke depan, sesekali ia terlihat menoleh ke arah samping kanan dan kiri, seperti waspada terhadap sesuatu.
Kami menunggangi kuda dengan perlahan mengikuti jalan setapak yang menuju ke sebuah tempat yang tidak ku ketahui.
Sesampainya di depan sebuah air terjun yang tak jauh dari jalan setapak yang kami lewati tadi, Harley turun dari kuda nya seraya beranjak berjalan ke arah sebuah pohon besar yang berada di pinggir genangan air terjun.
Ku tatap tangan kanan nya yang memegang tongkat sihir sedang mengetuk-ngetuk batang pohon itu beberapa kali seperti mengikuti sebuah simbol rahasia yang tidak ku mengerti, seraya mengucapkan sebuah mantra sihir yang tak terdengar oleh ku.
Pandangan mata ku teralihkan ketika Albert turun dari kuda nya beranjak berjalan ke arah Harley, ia berhenti seraya menatap Harley yang masih fokus mengucapkan mantra sihir.
Hanya terlewat beberapa detik setelah Harley selesai mengucapkan mantra sihir, pohon itu terlihat bergerak seperti tertiup angin yang sangat kencang dengan sebuah sihir transparan yang berada di kanan pohon itu memancarkan sinar berwarna putih yang sangat menyilaukan.
Apakah itu sebuah pintu?
Tubuh Harley bergerak menoleh menatap Albert sebelum menatap kami. Tatapan mata nya terlihat tersenyum tanpa menjelaskan suatu.
__ADS_1
Ia beranjak berjalan menghampiri kuda nya yang berada di hadapan ku. Kemudian tampak Albert mengikuti nya tanpa bertanya sesuatu.
"Zenith, Ardelia..." Panggil nya ketika ia sudah berada di atas kuda.
Kami berdua hanya menatap nya tanpa menjawab.
"Kalian masuk lah..." Ucap nya seraya memberi isyarat untuk kami segera masuk ke dalam sihir itu.
Aku dan Ardelia hanya saling tatap sebelum kuda kami berjalan masuk ke dalam pintu sihir. Aku memejamkan mata ku merasakan semilir angin yang menyentuh kulit ku, aku membuka mata ku menatap sekitar ku yang terlihat sangat familiar. Aku berada di halaman sekolah, tepat nya di depan sebuah pohon besar yang sering ku jadikan tempat belajar.
"Lalu, apa kau bisa menggunakan sihir teleportasi?"
"Hemmm... Kau tau bukan? Kita berdua masih berada di tahap awal, aku dan kau sama. Kita hanya bisa berpindah beberapa meter ke depan... Sangat memalukan bukan?" Ucap nya menatap ku tanpa senyuman.
Beberapa detik kemudian muncul lah Harley dan Albert bersamaan, namun di detik yang sama Harley segera meninggalkan kami tanpa berbicara sedikit pun.
__ADS_1
"Apa yang terjadi?" Ucap ku menatap Albert dan Dylan penasaran.
"Menemui Professor Ghofren..." Ucap Dylan singkat dengan tatapan matanya menatap kepergian Harley yang sudah menghilang dari pandangan mata ku.
"Ingat, rahasiakan apa yang pernah kita lalui..." Ucap Albert singkat seraya turun dari kuda, ia beranjak masuk ke dalam sekolah.
Aku dan Ardelia hanya mengangguk tanpa ingin bertanya lagi. Dengan cepat, aku turun dari kuda ku seraya berjalan mendekati Dylan yang sedang berdiri di hadapan ku.
Sedetik kemudian, kuda kami menghilang tanpa jejak. Aku ingin bersikap normal, tapi ini terlalu membuat ku bersemangat untuk mengetahui sihir apa yang bisa membuat nya hilang tanpa salah satu dari kita mengucap kan sihir.
_
_
_
__ADS_1
❤️❤️❤️
__ADS_2