Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 155


__ADS_3

"Tapi siapa Aften?" Teriak Dylan, aku berhenti seraya menoleh ke arah nya.


"Dwarf..." Ucap ku singkat seraya ku buka pintu kamar mandi itu, aku masuk ke dalam seraya kembali ku tutup pintu itu dengan rapat.


________


Seseorang yang tak terlihat cukup lama, tepat berdiri di hadapan ku. Raut wajah yang begitu tajam dan dalam membuat ku terlena untuk beberapa detik.


"Ashan..." Panggil ku.


Laki-laki yang ku panggil itu, terdiam menatap ku dengan tatapan yang begitu hangat dan nyaman. Ia mendekat ke arah ku dengan senyuman penuh.


"Apa kau merindukan ku?"


Aku tersenyum menggodanya, ia tak berubah sama sekali. Tidak, dia berubah menjadi kesatria yang begitu tampan dan dewasa.


"Bagaimana kabar mu nona? Aku sudah menunggu mu dalam waktu yang cukup lama." Tukas nya, seraya ia menunduk kan tubuh nya di hadapan ku.


"Aku tahu, kau tidak pernah bosan menunggu ku sama sekali." Ucap ku, seraya mendekat aku ke arah nya. Aku memeluk nya dengan begitu erat, ia terlihat sedikit terperanjat oleh perlakuan ku.


"Nona..." Ucap nya pelan.

__ADS_1


"Aku hanya merindukan ayah, kau mengingat kan ku pada ayah..." Ucap ku, tak terasa air mata mengalir membasahi pipi ku.


"Apa kau tau, kau sangat mirip dengan seseorang yang mencuri ciuman pertama ku." Ucap ku pelan. Entah lah, ia mendengar atau pun tidak, aku hanya merindukan nya tanpa tau apa alasan nya.


Pelukan itu terlepas, aku berbalik berjalan meninggalkan nya.


"Bisakah kau menunggu Ashan? Aku harus menyelesaikan sesuatu." Ucap ku, berhenti aku sejenak seraya menoleh aku ke arah nya.


Kembali berjalan aku tanpa mencoba mendengar jawaban nya.


"Kau menyukai nya?" Ucap Dylan, ia tepat berdiri di hadapan ku dengan tubuh menyandar di dinding dekat pintu.


"Kita harus kembali sekarang..." Tukas ku seraya berjalan aku ke arah lemari itu. Ku buka pintu lemari itu seraya menoleh aku ke arah Dylan yang berada di belakang ku.


__________


Pandangan ku terpaku dengan pemandangan yang ada di hadapan ku, kami berdua terdiam ketika melihat keadaan Oxdeword yang begitu sunyi dan gelap.


Entah lah, kali ini kami benar-benar masuk ke dalam sekolah tanpa melewati apapun. Semua terasa begitu aneh.


Aku berlari dan terus berlari ke arah asrama yang sudah tak berpenghuni sama sekali, bangunan itu tak hancur maupun berantakan.

__ADS_1


"Syukurlah..."


Aku merasa lega saat semuanya masih berada di dalam laci meja ku, aku menemukan tongkat sihir ku dan yang lain.


"Zenith..." Panggil Dylan, aku menoleh ke arah nya. Tampak raut wajah nya berubah menjadi pucat dan lemas.


Aku berlari ke arah nya, aku menghampiri nya dan bertanya apa yang terjadi kepada nya. Namun, ia hanya terdiam dan meneteskan air mata.


Aku mengikuti langkah kaki nya yang berjalan dengan lemas dan tidak bertenaga, tubuh ku ambruk ketika ia menunjukkan sesuatu tak jauh dari pandangan ku.


"Aku salah lihat bukan?" Air mata ku keluar begitu saja, aku hanya berharap apa yang ku lihat saat ini bukan lah kebenaran.


"Aku mohon... Katakan pada ku, aku salah lihat kan Dylan? Itu tak nyata kan? Tolong... Katakan aku salah Dylan..." Aku menangis. Aku melihat kakak ku, Albert.


_


_


_


❤️❤️❤️

__ADS_1


__ADS_2