
__ADS_3
Ku pegang gembok kunci yang mengurung ku itu, seraya ku raih jepitan rambut yang berada di rambut ku. Ku masukan jepitan rambut itu ke dalam gembok kunci seraya ku putar-putar jepitan rambut itu dengan perlahan.
Ceklek...
Gembok itu terbuka, aku melepaskan gembok itu dari pintu penjara dengan perlahan. Ku langkah kan kaki ku keluar dari penjara dengan berhati-hati.
Ku arah kan pandangan ku menatap ke pintu penjara yang lain, seseorang terlihat duduk menunduk di salah satu kurungan penjara di samping mereka mengurung ku.
"Dylan?" Ucap ku pelan saat seseorang itu mengangkat kepala nya ke arah ku.
"Zenith..." Ia terkejut kemudian ia berdiri berjalan ke arah ku dengan tergesa-gesa.
"Husttt...." Aku menyuruh nya untuk terdiam, seraya ku buka gembok kunci itu dengan cepat.
Butuh waktu lama untuk membuka gembok itu karena sedikit berkarat dan menimbulkan macet.
"Sial..."
Kembali ku coba dengan perlahan, ku hembuskan nafas ku berkali-kali untuk merilekskan pikiran ku.
__ADS_1
Ceklek...
Akhirnya gembok itu terbuka. Dengan segera Dylan keluar dari dalam penjara itu dan kami berdua berjalan keluar dari penjara ini dengan hati-hati.
"Bagaimana bisa kau berada di penjara itu Dylan?"
"Seseorang yang sangat mirip seperti mu mengajak ku keluar dari Oxdeword Zenith, aku mengikuti nya dan tiba-tiba aku merasa kelelahan dan bangun-bangun aku sudah berada di dalam penjara." Jelas nya, ia berjalan di belakang ku.
"Cara yang sama... Mereka melakukan hal yang sama seperti ku, tapi menyamar sebagai Ardelia..."
"Ardelia?" Tanya nya sedikit tak percaya.
"Stop..."
Saat ku arah kan pandangan ku ke lorong sebelah kanan aku tak melihat siapapun namun saat aku melihat ke lorong sebelah kiri, aku melihat dua penyihir berjalan ke arah kami berdua, ku tarik Dylan untuk mendekat ke arah ku. Kami bersembunyi di balik dinding batu yang sedikit menonjol di sisi sebelah kiri nya.
Kedua penyihir itu melewati kami berdua tanpa mengetahui keberadaan kami, aku langsung menarik tangan Dylan untuk segera berlari dari tempat itu.
Kami kembali bersembunyi ketika dua penyihir lain melintas di ujung lorong yang akan kami lewati. Kami merapat ke dinding untuk menghindari mereka melihat kami berdua.
__ADS_1
"Aku tak tahu kemana pintu keluarnya, dan aku tak tahu kemana ujung lorong ini..." Jelas ku, aku menoleh ke arah nya dengan cepat.
"Ada apa dengan mu?" Tanya ku ketika ku tatap Dylan yang sedikit terlihat aneh dan merasa canggung. Mata nya melihat ke arah bawah, aku mengikuti arah pandangan nya yang mengarah ke arah tangan kami berdua, aku menggandeng nya.
"Apa aku harus melepaskan nya? Baiklah..." Ucap ku seraya ku lepaskan tangan nya.
Kembali ku arah kan pandangan ku ke arah depan, tiba-tiba Dylan menarik tangan ku dan mengajak ku untuk segera berlari dan bersembunyi. Aku terkejut.
"Husttt.... Ada suara langkah kaki mendekat." Bisik nya.
Kami berdua berlari ke ujung lorong tadi, di sana terdapat sebuah pintu yang membuat kami berdua berinsiatif untuk masuk ke dalam ruangan itu.
Saat kami berada di dalam kami berdua tercengang saat seseorang yang kami sangat kenal berada di dalam kurungan penjara yang penuh dengan sihir gelap. Ia terkurung dalam keadaan terkapar.
_
_
_
__ADS_1
❤️❤️❤️
__ADS_2