Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 80


__ADS_3

Ku arahkan pandangan mata ku ke jendela kamar ku, dari kejauhan aku bisa melihat sebuah cahaya merah yang bersinar terang di bawah sinar rembulan.


Aku melihat sekumpulan beberapa orang sedang melakukan sesuatu yang membuat ku sangat penasaran, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam asrama ku. Aku terkejut ketika seseorang itu bersimbah keringat.


"Ada apa dengan mu?" Ungkap Ardelia yang terlihat kebingungan.


"Aku... Kami berdua baru saja keluar untuk mencari hewan peliharaan nya, namun sesuatu terjadi... Aku melihat nya bersimbah darah..." Ungkap nya terduduk lemas...


"Apa yang kau maksud, cahaya di luar itu?" Ungkap ku seraya menunjuk ke arah jendela luar.


Ia hanya mengangguk.


"Kau baik-baik saja bukan?" Ungkap Ardelia memegang pundak kanan Erina. Ia orang itu adalah Erina, murid seangkatan ku.


Ia mengangguk.


"Aku baik-baik saja..." Ungkapnya masih bergemetaran.


"Lebih baik kau segera istirahat..." Ungkap ku menyuruhnya bergegas.


Ardelia membantu nya berdiri, ia berjalan ke arah tempat tidurnya dengan bantuan Ardelia.

__ADS_1


Aku kembali duduk di kursi seraya memikirkan apa yang barusan terjadi, ini sangatlah aneh.


"Oxdeword tidak lah aman... Dengan kejadian seperti ini bukan kah kita sudah berada di dalam bahaya?" Ungkap Ardelia yang duduk di kursi yang ada di hadapan ku.


"Lalu, apa yang harus kita lakukan? Aku bahkan tak tau apa yang sebenarnya terjadi..."


"Jika aku tak salah menebak, para Professor sekarang sedang sibuk mengurusi masalah itu jika keesokan harinya masih memakan korban pasti kita di kembalikan ke rumah bukan? Jika seperti itu, itu adalah kesempatan kita untuk mencari permata darah itu..." Tukasnya serius.


"Lalu jika kita di pulangkan, aku harus pulang kemana? Kerajaan Hydeland belum lah sepenuhnya pulih, ayah tak akan mengizinkan kami untuk pergi ke sana." Ungkap ku penuh tanya.


"Lalu sebelumnya dimana kau dan kakak mu tinggal?"


"Di rumah Professor Auter Deltha, tapi tak mungkin kami kembali ke sana. Itu sudah berbulan-bulan yang lalu..." Ungkap ku menjelaskan.


"Kita? maksudmu, kau akan ikut dengan kami?" Ungkap ku memastikan jika aku tak salah dengar.


"Iya, aku akan berbicara dengan ayah ku melalui surat jika aku akan mengikuti mu..."


"Apa yang kau bicarakan... Tak mungkin Professor Ghofren akan meliburkan kita hanya karena masalah itu..." Ungkap ku kurang yakin.


"Kita lihat saja beberapa hari lagi..." Ungkap nya yakin.

__ADS_1


"Lagian jika itu benar, pasti kita lebih kesusahan untuk pergi jika bersama mereka bertiga..." Ucap ku kembali mengingat, sikap Harley dan Albert.


"Ya jika itu terjadi, mau tak mau kita harus menceritakan semua yang kita ketahui bukan, walau itu sedikit mengambil resiko..." Ungkapnya seraya meminum sebuah minuman cokelat dingin.


"Hemmm.... Aku masih belum yakin untuk memberitahu semua itu kepada mereka..."


"Apa yang membuat mu tak yakin? Kita harus mempercayai mereka, mau gimanapun mereka adalah sauadaramu..." Ungkap Ardelia masih meminum minumannya.


"Entahlah aku sedikit khawatir tentang itu..."


"Tenang lah, sebelum kita memberitahunya kita akan membuat mereka mengetahui itu sendiri..."


"Baiklah...."


Ku alihkan pandangan mata ku ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua belas malam lewat tiga puluh menit, aku beranjak berdiri berjalan ke arah tempat tidur ku begitu pun Ardelia.


"Selamat tidur..." Ungkap Ardelia.


_


_

__ADS_1


_


❤️❤️❤️


__ADS_2