
__ADS_3
Ku tatap kembali Aften yang sedang mengeluarkan sesuatu dari balik sakunya. Aku dan Albert menatap nya lekat , sesekali kami mengalihkan pandangan mata kami ke arah Edyn yang juga menatap Aften.
Tampak sebuah botol kecil pipih berwarna merah mewah di atas telapak tangannya. Ia memberikan botol itu kepada ku.
Aku mengambil botol itu dari tangannya seraya ku perhatikan desain yang ada pada botol kecil yang sangat apik.
"Ini adalah ramuan penyembuh, bisa menyembuhkan luka apapun hanya dalam satu tetes..." Ungkap Aften menerangkan.
"Wah... Benarkah???" Ungkap ku tak percaya.
Aku kembali menatap Albert, Edyn dan Aften bergantian. Aku tersenyum mendapatkan sebuah ramuan yang sangat membantu ku.
"Sekarang giliran milik mu tuan Albert..." Ungkap Asten kembali memutar badan nya mencari sesuatu di dalam sebuah peti berwarna kuning emas yang berbeda dari peti yang tadi.
Ia membungkukkan tubuh nya seraya kembali mengobrak-abrikan peti itu untuk mencari sesuatu, aku hanya menatap punggung nya yang terlihat sangat agresif dari belakang.
Tiba-tiba ia berdiri seraya berbalik menatap kami dengan membawa sebuah pisau berwarna emas pekat, dengan di ujung pegangan pisau terdapat sebuah ukiran naga yang sangat memukau.
Asten memberikan nya kepada Albert.
__ADS_1
"Itu adalah hadiah dari Laudya untuk mu tuan Albert..." Ungkap nya tersenyum.
"Dari ibu? Untuk ku?" Albert menerima pisau itu dengan senyuman.
"Terimakasih..." Ungkap Albert tersenyum kepada Aften.
"Kalian sudah menerima semua benda yang Laudya tinggalkan, sekarang kalian harus kembali bergerak meninggalkan tempat ini..." Ungkap Edyn serius menatap kami.
"Apakah kami tidak bisa tinggal malam ini di sini???" Ungkap ku menatap Aften dan Edyn bergantian. Karena jujur aku sangat ingin bermalam di sini.
Aften dan Edyn saling menatap.
"Tapi itu..." Ungkap Edyn terhenti karena Aften memotong pembicaraan nya.
"Tenang lah, itu tidak akan membahayakan ku jika mereka tidak keluar dari rumah ku..." Ungkap Aften kepada Edyn.
Albert menyentuh ku, aku menoleh menatap ke arahnya yang terlihat seperti berbicara "sebaiknya kita pergi dari sini".
Aku kembali menatap raut wajah Edyn yang terlihat khawatir dengan keadaan Asten jika kami tetap berada di sini malam ini.
__ADS_1
"Kami akan pergi malam nanti,,," Ungkap Edyn yang meninggalkan kami ke ruang sebelah.
"Baiklah..." Ungkapku sedikit kecewa karena kami harus tetap pergi malam nanti.
Aku hanya mengingat satu hal, jalan hidup ku berubah seratus delapan puluh derajat ketika berada di dunia ini, apalagi setelah berada di Angeland mungkinkah kehidupan ku akan berubah tiga ratus enam puluh derajat? Kalian bisa membayangkan nya.
Aku menatap tangan ku yang sedang memegang botol pemberian ibu ku, Laudya. Desain yang sangat mewah, ajaib pula.
Aku membuka botol itu dan ku cium bau yang ada di dalamnya. Ku rasakan ramuan itu mengeluarkan harum bunga lavender yang sangat menyegarkan.
"Wah..." Aku lagi-lagi terpana akan bau harumnya yang sangat menyegarkan ketika tercium oleh ku.
Aku kembali menutup botol itu sebelum ada yang melihat ku membuka botolnya. Ku tatap Albert yang sedang memperhatikan pisau pemberian ibu, tampak ia membolak-balikan pisau itu dengan tatapan fokus, setelah cukup ia memeriksanya ia memasukan kembali pisau itu ke dalam sarung pisau.
_
_
_
__ADS_1
"Berusahalah untuk semua hal yang kau impikan, dan percayalah kau bisa menggapai nya."
__ADS_2