
__ADS_3
Ku tatap Edyn yang berjalan dengan cepat ke arah matahari terbenam, ya sepanjang perjalanan, kami selalu berjalan ke arah matahari terbenam. Mungkin di sanalah seharusnya tempat kami berada.
Ku tatap sekitar yang masih terdapat pepohonan menjulang tinggi ke atas. Bukankah kami selalu berada di hutan?
"Kita harus bergegas sebelum terjadinya malam..." Ungkap Edyn tanpa menoleh.
"Kami tau jika malam adalah hal yang menakutkan untuk kita..." Ungkap Albert menatap sekitar.
Terdengar suara kicauan burung yang berterbangan di atas pepohonan tinggi ke arah yang berlawanan dengan perjalanan. kami. Matahari terbit beberapa jam yang lalu, jadi waktu sekarang masih terhitung pagi. Aku masih bisa melihat tetesan embun dan kabut dari kejauhan.
Sesekali aku melihat tupai yang meloncat-loncat di satu dahan ke dahan lain, itu adalah tupai normal.
Aku melangkahkan kaki mengikuti jejak Edyn di dalam semak-semak, begitupun Albert yang berjalan di belakang ku. Di saat seperti ini aku mengetahui sikap Albert yang sedikit takut dengan situasi yang sangat sulit untuk kami hadapi, ini sangat sulit.
Kami baru dua hari ini berada di Angeland, dengan kejutan perjalanan yang sangat jauh, bahkan aku tidak mengetahui kami berjalan kemana dan akan menemui bahaya apa, yang kami tahu tujuan kami satu-satunya adalah untuk pergi ke suatu tempat para penyihir baru.
Jika saja sekarang berada di masa modern, aku bisa mengendarai mobil setidaknya sepeda... Ah,,,, aku jadi merindukan kalian, barang-barang canggihku...
Matahari sangat terik menyinari tubuh ku, membuatku sangat kepanasan, aku menggunakan jubah besar berwarna hitam yang menutupi tubuhku dengan tudung kepala sebagai perlindungan agar siapapun sulit melihat siapa aku.
__ADS_1
Tapi sejak aku berada di sini, aku tidak menemukan manusia satupun kecuali kami berdua, mungkin kah hanya kami satu-satunya yang sedang dalam bahaya? Aku sangat penasaran...
"Edyn... Apa hanya kami yang mengalami hal seperti ini?!" Ungkapku bertanya kepada Edyn yang terus berjalan dengan cepat di depanku.
Dia cukup lama menjawab pertanyaan ku. Mungkin kah dia berpikir?!
"Tidak,,, tidak semua..." Ungkapnya.
"Hanya kami?!" Ungkap Albert yang juga penasaran akan hal itu.
"Tidak..." Ungkap Edyn lagi, membuatku menoleh menatap Albert. Kami bingung.
Tidak semua? Apakah kami orang terpilih?
"Hanya penyihir darah murni yang mengalami masalah ketika mereka akan pergi ke Oxdeword..." Ungkapnya tanpa menoleh, ia masih sibuk memperhatikan sekitar sejak kemarin.
"Penyihir murni? Oxdeword?" Ungkap ku dan Albert bersamaan.
"Orang tua kalian adalah penyihir berdarah murni. Kalian akan belajar di Oxdeword.." Ungkapnya menoleh menatap kami sekilas.
__ADS_1
"Jadi hanya keturunan darah murni yang mengalami hal seperti ini? Lalu apa alasan sebenarnya kami harus mengalami hal yang sangat menyulitkan?!" Ungkap Albert penasaran.
"Kalian para penyihir murni yang akan menjadi musuh terbesar Lordeword, itu adalah takdir yang tertulis..." Ungkap Edyn mulai kesal karena kami banyak berbicara, tapi dia masih menjawab kami dengan tegas.
Tertulis?
"Apakah penyihir baru yang memiliki darah murni sangat banyak?!" Ungkap Albert lagi.
"Tidak..." Ungkap Edyn singkat, padat, dan tepat.
Aku menyuruh Albert untuk terdiam, aku tau jika Edyn merasakan kelelahan sehingga ia sangat malas untuk menjawab pertanyaan kami yang sangat banyak. Itu sangat wajar jika ia malas menjawab.
-
-
-
"Belajar tanpa berpikir itu tidak berguna, tapi berpikir tanpa belajar itu sangatlah berbahaya."
__ADS_1
__ADS_2