Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 58


__ADS_3

Kami kembali melangkah menyusuri jalan setapak yang kami lewati, semakin lama kami berjalan, kami bisa melihat jika kami berada di hutan yang cukup terang dan luas sangat berbeda jauh dengan hutan terlarang yang sangat terlihat menyeramkan dan gelap.


"Lihat itu..." Ucap Dylan yang menunjuk sesuatu di arah barat kami.



Dari kejauhan aku bisa melihat sebuah rumah yang cukup besar berada di sana, dengan beberapa tumbuhan yang berada di depan rumah itu.


"Rumah? Apakah tak aneh jika ada rumah di sini?" Ucap Ardelia mengernyitkan dahi, bingung.


"Akan sangat aneh jika ada toko pakaian di sini..." Ucap ku mengejek ungkapan Ardelia yang terdengar sangat bodoh.


"Ah, kau selalu menjawab ku Zenith..." Ucap nya kesal.


"Kau memang mudah tersinggung..." Ucap ku kembali menggoda nya.


"Bisakah kalian diam?" Ucap Albert menoleh menatap kami dengan pandangan tajam nya.


Terdengar suara langkah kaki kuda berada tak jauh dari kami, aku menoleh untuk melihat dari mana asal suara langkah kaki kuda itu. Ketika aku menoleh ke belakang aku bisa melihat seorang pria menunggangi kuda berlari ke arah kami dengan cepat nya.


Kami berempat terdiam ketika pria itu berhenti di hadapan kami dengan turun dari kuda itu...

__ADS_1


"Wah, ada tamu..." Ucap nya tersenyum kepada kami.


"Silah kan masuk..." Ungkap nya kembali tersenyum.


Kami berempat hanya saling tatap tak mengerti, kenapa pria itu begitu ramah kepada kami. Apa itu hanya jebakan?


Kembali ku tatap pria itu yang masuk ke dalam gerbang rumah dengan tangan kanan nya menuntun kuda, kemudian pria itu mengikat kudanya di salah satu tiang kayu yang berada di kiri gerbang.


Kembali ia berjalan ke depan pintu gerbang seraya menatap kami dengan senyuman nya yang cukup menawan.


Sepertinya aku pernah melihat nya, namun dimana?


Jika ku banding kan umur pria itu dengan Albert mungkin tidak terlalu jauh, tunggu... Kenapa mereka memiliki kemiripan di wajah mereka?


"Bukan kah pria itu tampan?" Ucap nya berbisik di telinga kanan ku.


"Kenapa? Kau menyukainya?" Ucap ku menoleh ke arah nya seraya melepaskan tangan nya yang masih menempel di pundak ku.


"Kau sangat sulit di ajak berbicara Zenith..." Ucap nya kesal.


"Kenapa kalian masih di sana, ayo ikut lah dengan ku... Aku tak berbahaya..." Ucap nya tersenyum yang membuat ku sedikit ragu untuk mengikuti nya.

__ADS_1


"Lebih baik kita masuk..." Bisik Dylan yang masih bisa terdengar oleh ku.


Ku tatap Albert yang berjalan masuk ke dalam pintu gerbang menghampiri pria itu yang menunggu nya dengan senyuman hangat nya.


"Senyuman itu seperti senyuman ayah..." Bisik ku pelan.


"Apa kau mengatakan sesuatu?" Ucap Dylan yang menoleh menatap ku.


"Tidak..." Aku menggeleng kan kepala ku.


"Ohh,,, Baiklah..."


Aku beranjak berjalan mengikuti mereka dengan arah pandangan mata ku masih menatap ke sekitar, aku terkejut ketika mendengar suara pintu gerbang tertutup.


Ternyata pria itu bisa menggunakan sihir dengan cukup baik walau tak menggunakan tongkat sihir di tangan nya.


"Tongkat sihir? Bukan kah jika penyihir tidak menggunakan tongkat sihir maka ia termasuk penyihir istimewa?" Bisik ku mengingat buku yang pernah ku baca di perpustakaan sekolah.


_


_

__ADS_1


_


❤❤❤


__ADS_2