Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 133


__ADS_3

"Dasar pengkhianat..."


"Kalian tak pantas hidup... Mati lah..."


Teriak mereka semua, aku sama sekali tak melihat siapapun yang ingin menolong mereka bertiga.


Aku menatap diri ku dan Ardelia berdiri di pojok belakang, aku bisa melihat jika kami berdua berteriak ingin menolong mereka bertiga namun di cegah oleh Professor Atherxafan. Aku bisa melihat raut wajah Professor Atherxafan yang tersenyum menang melihat mereka bertiga di hukum penggal oleh seluruh penyihir Angeland.


"Apa yang terjadi?" Teriak diri ku yang ada di sana... Aku menangis, aku berteriak namun semua itu kalah dengan teriakan cacian mereka.


"Mereka tidak bersalah..." Teriak Ardelia yang memohon untuk melepaskan mereka bertiga.


Aku bisa melihat keputusasaan di raut wajah kami berdua, kami berteriak dan terus berteriak. Memberontak, menangis namun tidak ada siapapun yang membantu kami.


"Ini semua jebakan..." Teriak ku, namun mereka semua tak mendengar sama sekali.


Lalu aku sedikit kebingungan, melihat kak Albert, kak Harley dan Dylan terdiam di tengah-tengah mereka. Mereka bertiga sama sekali tak memberontak, mereka terlihat pasrah namun mata nya terlihat meminta tolong.

__ADS_1


"Apa yang terjadi?"


Aku berjalan mendekat ke arah mereka bertiga, aku menatap mata mereka bergantian. Tatapan itu benar-benar tatapan meminta tolong, tapi apa yang terjadi dengan tubuh dan mulut nya?


"Tunggu, itu adalah sihir..." Ucap ku tiba-tiba terhenti ketika seorang laki-laki bertubuh besar mendekat dengan membawa sebilah pedang tajam di tangan kanan nya.


Aku sangat terkejut, teriakan kami berdua menggema di seluruh penjuru dunia ketika laki-laki yang membawa sebilah pedang itu memenggal kepala Dylan dengan sekali tebasan.


Aku terjatuh tatkala darah memuncrat kemana-mana, itu adalah darah Dylan. Teriakan para penyihir lain terdengar sedang bersenang-senang.


Aku menangis melihat peristiwa itu, bukan kah ini mimpi ku? Kenapa aku bisa merasakan sakit? Tolong, bangun kan aku.


Air mata ku kembali mengalir, aku berteriak tatkala pedang itu menebas kepala Albert dengan cepat. Aku terjatuh, aku menangis tak karuan. Darah nya memuncrat ke seluruh tubuh ku.


"Apa yang kau lakukan sialan..." Teriak ku ke laki-laki itu, tapi tubuh ku menembus tubuh nya. Aku tak bisa menghentikan apa yang ia lakukan.


"Ku mohon... Berhentilah..." Teriak Professor Robert yang tiba-tiba datang mendekat ke arah ku.

__ADS_1


Namun ia terlambat, tebasan ketiga sudah membuat kepala Harley terpisah dari tubuh nya. Lagi-lagi aku tak bisa mencegah nya.


"Maafkan aku..." Ucap Professor Robert menangis menatap mereka bertiga yang sudah tak bernyawa lagi.


"Apa yang kau lakukan di sini Professor? Kau puas melihat kakak ku mati seperti itu?" Teriak diri ku yang ada di sana tadi, dengan Ardelia berada di belakang ku.


Mereka berdua terlihat sangat marah dengan Professor Robert yang masih menunduk di tempat, ia menangis tanpa henti.


"Pergilah Professor... Kami tak membutuhkan mu." Ucap Ardelia dengan tegas, seraya ia menyeret Professor Robert untuk keluar dari tempat itu.


Orang-orang yang menyaksikan peristiwa tadi berhamburan meninggalkan tempat itu tanpa perasaan bersalah. Mereka semua terlihat sangat tenang dan damai, setelah melihat peristiwa yang mengenaskan baru saja terjadi.


_


_


_

__ADS_1


❤️❤️❤️


__ADS_2