Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 53


__ADS_3

Kami kembali berjalan menyusuri hutan untuk mencari tempat perlindungan karena sinar matahari mulai meredup tanda siang akan segera berakhir.


Sesekali aku merasakan tenggorokan ku sangat kering karena seharian berjalan tanpa meminum air sedikit pun, bahkan kamu tak menemukan sumber air apapun di dalam hutan ini.


"Kak, aku haus..." Ungkap ku mengeluh kepada Albert yang sedang serius berjalan melewati akar-akar pohon yang tak ada habisnya.


"Bertahan lah Zenith..." Ungkap Ardelia yang juga mengalami hal yang sama seperti ku.


Tampak Dylan berjalan ke arah salah satu pohon yang berada di sebelah kanan jalan yang kami lewati, terlihat ia mengeluarkan sebuah pisau kecil dari balik saku bajunya, kemudian ia memotong salah satu akar yang menggantung di pohon itu.


Kemudian akar itu terpotong dan keluar lah air yang cukup banyak, kemudian tampak Dylan meminum nya.


"Air?" Aku tersenyum seraya menghampiri Dylan begitupun Ardelia.


"Bisakah air dari akar ini di minum? Apa tidak beracun?" Ungkap ku ragu untuk meminum nya.


"Buktinya aku baik-baik saja..." Ungkap nya seraya menyuruh ku untuk meminum nya.


"Rasanya segar dan seperti air biasa, wah..." Ungkap ku tak percaya meminum air dari akar gantung.

__ADS_1


"Kau benar Zenith, ini benar-benar menyegarkan..." Ungkap Ardelia yang tersenyum kepada ku.


Ku arah kan pandangan mata ku menatap Albert yang berada di kiri ku sedang memotong sebuah akar gantung dan meminum air yang keluar dari akar itu.


Sepertinya ia memang sangat kehausan, namun ia bisa menyembunyikan tanpa mengeluh seperti ku.


Sebenarnya mempunyai kakak sepertinya tak terlalu buruk untuk ku. Sekarang, aku sangat penasaran bagaimana sifat kakak tertua ku yang tak pernah ku temui? Apa aku bisa bertemu dengan nya yang pergi entah kemana? Ku harap aku benar-benar bisa menemukan nya...


"Apa yang kau lamun kan Zenith?" Ungkap Ardelia yang mengejutkan.


"Tidak..." Ungkap ku datar.


"Kenapa kita tidak pergi ke arah barat kak?" Ungkap ku penasaran menatap nya.


"Apa kau bodoh, hutan arah barat tempat laba-laba itu tinggal..." Ungkap nya yang membuat ku semakin merasa bodoh.


"Benarkah?" Ungkap ku menatap Ardelia yang berada di belakang ku.


"Entahlah, sepertinya aku buat arah jika berada di hutan ini..." Ungkap nya tersenyum meringis menatap ku.

__ADS_1


"Perhatikan langkah kalian..." Ucap Dylan tegas.


"Kami akan berhati-hati, tenang lah..." Ungkap Ardelia kesal mendengar penuturan kata Dylan yang terdengar sangat menyebalkan.


Aku baru mengetahui jika Ardelia dan Dylan adalah sepupu, mereka memang sering berselisih paham namun jika ku perhatikan mereka selalu membantu jika salah satu nya kesulitan, namun mereka akan kembali seperti ini jika mereka sama-sama bersemangat.


Kenap jadi seperti anj*ng dan kucing? Yang tak akan pernah berteman jika keduanya bersemangat namun akan berteman jika salah satunya kesulitan. Haha... benar-benar saudara yang aneh... Eh tunggu, bukan kah aku dan Albert seperti itu? Ah tidak... Aku tidak mengakuinya jika kamu seperti anj*ng dan kucing yah...


Cukup lama kami berjalan kami sampai di depan sebuah air terjun yang cukup tinggi di hadapan kami.


"Ahhh... Sangat menyegarkan..." Ungkap Ardelia yang tersenyum cerah melihat air terjun yang ada di hadapan nya...


_


_


_


❤❤❤

__ADS_1


__ADS_2