Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 171


__ADS_3

Tangisan yang terdengar di telinga ku membuat ku tersadar jika aku berada di tempat yang berbeda sekarang. Aku menatap ke sekitar, aku berada di tempat dimana aku terjatuh dari lubang gua itu.


Bruukkkk....


"Zenith...." Teriak Albert yang baru saja keluar dari lubang itu, ia langsung berdiri dan berlari ke arah ku tanpa melihat diri nya yang terluka itu.


"Aku baik-baik saja... Lihat lah dahi mu kak, kau terbentur cukup kuat kak..." Ucap ku seraya menatap aku ke arah nya lekat.


"Syukurlah..." Ucap kak Albert. Aku memeluk nya dengan erat, entah bagaimana yang terjadi dengan dua anak laki-laki itu. Tapi aku hanya tau jika mereka terlihat baik di luar, aku tidak tahu bagaimana keadaan hati mereka.


"Ada apa dengan mu?" Ucap nya bingung. Aku melepaskan pelukan itu seraya ku tatap ia dengan lekat.


"Aku hanya merindukan ayah, kau sangat mirip dengan nya. Setidak nya kau menghilangkan sedikit rasa rindu ku kak..." Tutur ku, aku tersenyum. Melihat aku ke arah belakang Albert ketika suara dentuman cukup keras terdengar.


Brukkk...

__ADS_1


"Awww...." Teriak Dylan yang jatuh dengan mengkurap, ia mencium tanah dengan cukup keras.


"Ha ha ha...."


Tanpa sengaja aku tertawa melihat kejadian itu, dengan Albert yang sudah membantu Dylan berdiri.


Setelah menunggu beberapa saat untuk menghilang kan luka di tubuh mereka berdua, kami kembali bergegas mencari jalan keluar dari gua ini. Dimana cahaya terlihat dimana tempat itu sudah ku lalui tadi. Entah lah itu hanya mimpi atau bukan, tapi aku tau kalau apa yang ku lihat kenyataan. Aku hanya tak tahu bagaimana bisa aku mengalami hal itu.


"Aneh... Kita jatuh terlalu dalam, tapi kita menemukan cahaya matahari di tempat ini..." Ucap Dylan yang berjalan dengan langkah cepat ke arah cahaya itu.


"Baiklah, perempuan memang selalu benar..." Jawab Dylan yang terdengar sedikit tak rela.


"Maklum..."Jawab Albert yang meringis mendengar pembicaraan itu.


Aku mengabaikan nya, aku hanya harus berjalan tanpa menghiraukan apapun. Setelah cukup lama kami berjalan, kami berhasil keluar dari gua itu dengan pemandangan yang sedikit berbeda dari apa yang ku lihat itu.

__ADS_1


Suasana di tempat itu begitu mengerikan dengan pohon-pohon tua yang menjulang tinggi dengan beberapa dahan pohon terlihat keropos terkikis oleh waktu. Kami bertiga terus berjalan menaiki anak tangga yang menuju ke arah taman itu, namun sesampai nya di tempat itu tidak terdapat taman yang seindah yang ku lihat sebelumnya. Itu hanya sebuah taman yang terbengkalai dengan bangunan rumah yang terlihat sangat tua dan hampir roboh itu.


"Tempat ini seperti tak asing bagi ku..." Ucap Albert yang tiba-tiba berhenti tepat di hadapan gazebo taman itu.


"Benar kah? Berarti kakak dulu pernah berada di tempat ini?" Tanya ku, ia menatap ke sekitar dengan kebingungan.


"Entah lah..." Jawab nya, perkiraan ku benar jika ia tak mengingat tentang tempat ini. Mungkin kah ayah ingin membantu Albert versi kecil dulu, mungkin memang itu tujuan nya.


Aku berjalan mengikuti arah dimana halaman depan rumah itu berada, aku berjalan seraya menyusuri setiap sudut halaman yang sudah menjadi semak belukar itu.


_


_


_

__ADS_1


❤️❤️❤️


__ADS_2