
__ADS_3
Aku terkejut saat suara pintu tertutup dengan keras di belakang ku, aku menoleh ke arah pintu itu seraya ku pegang kenop pintu itu namun ketika aku menggerakkan nya pintu itu terkunci.
"Aku benar-benar ketakutan sekarang."
Aku memegang tongkat sihir ku seraya ku arah kan ke arah pintu itu, aku mencoba membuka nya namun pintu itu seperti tidak mengenal sihir ku. Aku gagal membuka nya.
"Mau tak mau aku harus masuk ke dalam tempat ini bukan?"
Aku berbalik badan, kembali ku langkah kan kaki ku seraya tongkat sihir tetap berada di pegangan ku. Aku terus berjalan sampai pandangan ku menemukan sesosok tubuh yang berdiri tegap di belakang pencahayaan menghadap ke arah ku.
"Siapa kau?" Ucap ku sedikit ketakutan, saat suara tawa terdengar di telinga ku.
"Apa kau melupakan ku nona?" Ucap seseorang itu seraya berjalan dengan perlahan ia ke arah ku. Aku terkejut saat seseorang yang berdiri di sana adalah seseorang yang membuat aku dan Albert jatuh ke jurang.
"Rezer?" Bibir ku bergemetaran saat menyebut nama nya. Aku tak melupakan nama nya sama sekali.
"Bagus, kau masih mengingat nama ku... Hahahaha..." Ia tertawa begitu keras, itu sangat menakutkan. Aku terus berjalan mundur dengan perlahan saat ia kembali mendekati ku.
__ADS_1
"Apa yang kau lakukan?" Ucap ku saat tubuh ku kembali tak bisa bergerak sedikit pun. Bukan kah sihir ini mengingat kan ku pada Devan?
"Bagaimana perasaan mu saat kehilangan kakak tersayang mu itu?" Ucap nya, ia menatap ku dengan senyuman tak bersalah sedikit pun.
"Kau... Kau yang membunuhnya?"
"Hahaha... Tentu saja bukan, sahabat nya lah yang sudah membunuh nya Zenith.... Apa kau tak tahu siapa Dylan?" Ucap nya, ia mendekatkan wajah nya ke arah ku dengan tangan kanan nya menyentuh dagu ku, ia mencengkram dagu ku. Aku terus memberontak, namun sama sekali tak bisa melepaskan sihir itu.
"Apa maksud mu?"
"Dia adalah putra dari Lordeword Zenith...!!!" Teriak nya.
Aku terkejut. Tidak... Aku benar-benar terkejut. Apa yang dia ucap kan, apakah ia berusaha menipu ku?
"Bagaimana bisa dia putra dari pengkhianat itu?" Teriak ku, aku berusaha agar tetap tenang dan tak terbawa emosi oleh perkataan nya.
"Apa kau benar-benar bodoh? Dia menyamar sebagai salah satu dari kalian. Bahkan dia menghancurkan persahabatan ku dengan Albert." Ucap nya yang kembali membuat ku tak bisa menjawab lagi.
__ADS_1
"Dia lah yang menyebabkan semua ini Zenith... Dia yang membunuh Albert..." Ucap nya sedikit lirih. Aku melihat ke arah nya, air mata menetes di sudut kanan mata nya. Dia menangis?
"Kau bohong... Dylan tak mungkin seperti itu... Kau lah yang membunuh Albert..."
"Lepaskan aku..."
"Percayalah pada ku Zenith, aku tak berbohong pada mu." Ucap nya memohon, aku menatap ke arah mata nya. Aku melihat kesedihan di mata nya. Namun sekarang, aku benar-benar tak bisa mempercayai siapapun.
"Bagaimana bisa kau bersahabat dengan Albert? Sedang kan Albert tak pernah keluar dari sekolah kecuali ada sesuatu yang penting. Kau lah yang bohong bukan Dylan."
_
_
_
❤️❤️❤️
__ADS_1
__ADS_2