Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 131


__ADS_3

"Ahhhhh..." Teriak ku kesakitan.


Ia terlihat sangat kewalahan ketika melihat ku yang berteriak karena kesakitan bercampur dengan gatal yang sama sekali semakin membuat ku frustasi.


Aku tak bisa menahan nya lebih lama, aku harus mencari sesuatu untuk mengobati penyakit ini.


"Zenith... Apa yang terjadi kepada mu ketika aku masuk ke dalam gua?" Ucap nya, ia meraih kedua pundak ku, tatapan mata nya menatap ku dengan serius.


"Aku tak tahu kak, tiba-tiba angin kencang datang dan aku menjadi seperti ini..." Ucap ku berteriak, aku sama sekali tak bisa menahan apa yang ku rasakan sekarang.


"Bertahan lah... Kakak akan mencari obat nya..." Ucap nya, kemudian ia beranjak berdiri dengan tergesa. Ia berjalan ke arah luar gua.


Pandangan mata ku mulai terlihat samar-samar, pusing mulai menyerang kepala ku. Aku sama sekali tak kuat untuk membuka mata ku lagi, tubuh ku terasa sangat lemah dan kehilangan tenaga. Aku terjatuh, kegelapan mulai menyerang ku.


_________


"Aku sudah mengobati penyakit itu... Tapi Zenith belum sadar kembali... Apa yang harus ku lakukan?" Ucap seseorang terdengar samar-samar di telinga ku.

__ADS_1


Aku tahu jika itu adalah kak Albert. Aku sama sekali belum bisa membuka mata ku walau aku ingin. Rasa sakit itu mulai memudar namun masih berbekas, aku belum bisa sadar sepenuh nya.


"Zenith..." Panggil nya lagi.


Aku membuka mata ku dengan paksa, samar-samar aku bisa melihat senyum Albert ketika menatap ku.


"K.. Kak..." Ucap ku terbata-bata.


"Syukurlah kau terbangun..." Ucap nya, seraya memberikan ku sebuah ramuan. Aku meminum nya dengan bantuan nya, rasa nya sangat pahit.


"Habiskan Zenith..." Ucap nya memaksa, aku menelannya dengan susah payah. Kemudian ia memberikan air minum untuk kembali ku minum.


Sekali lagi ku tatap Albert yang beranjak berdiri ke arah perapian itu, ia meraih beberapa kayu di samping perapian itu untuk membuat api yang lebih besar.


Kembali ku arah kan pandangan mata ku menatap ke arah kulit tangan ku, benjolan itu mulai mengecil dengan rasa sakit yang mulai menghilang.


Bagaimana dia bisa tahu ramuan penyembuh itu?

__ADS_1


Ku gerakkan tubuh ku perlahan, aku duduk bersandar di dinding gua dengan nyaman seraya pandangan mata ku menatap ke arah Albert yang membawa seekor ayam panggang yang sudah matang di atas dedaunan yang ia bawa.


"Darimana kau mendapatkan ayam itu kak? Bukan kah di sini tak mungkin ada ayam seperti itu?" Tanya ku, ia menunduk ke arah ku. Kemudian ia duduk di samping kanan tubuh ku.


"Entahlah... Kakak mendapatkan ayam ini ketika kakak mencari obat untuk mu." Jawab nya, kemudian ia memberikan potongan daging kepada ku, ia menyuapi ku.


"Bagaimana?" Ucap nya menatap ku, ia berhenti dari aktivitas nya.


"Lumayan..." Ucap ku yang masih mencoba mengunyah daging ayam itu.


"Kakak makan lah..." Ucap ku, ia mengangguk kemudian memakan daging ayam itu.


Sebelum nya aku tak pernah berpikir sikap Albert yang seperti ini, mungkin kah sebelum nya kami memang seperti ini? Rasanya sangat nyaman dan hal ini membuat ku teringat dengan kedua orang tua ku, bagaimana kabar mereka?


_


_

__ADS_1


_


❤️❤️❤️


__ADS_2