
__ADS_3
Sekitar dua puluh menit berjalan, Enhyph membawa kami semua ke suatu tempat di dalam sebuah rimbunan pohon yang sangat lebat, kami mengikutinya dengan sesekali menyingkirkan daun-daun yang menghalangi pandangan kami.
Ketika kami sudah berada di dalam, tampak sebuah pintu. Bukan, itu seperti bangunan yang hanya terdapat puluhan batu bata yang sudah tersusun rapi berbentuk dinding persegi empat.
Tak lama kemudian Enhyph membaca sebuah mantra yang membuat beberapa batu bata bergerak terbuka seperti sebuah pintu masuk ke suatu tempat.
Enhyph menyuruh ku dan Albert untuk segera masuk dan di ikuti mereka berdua.
Saat aku melintasi pintu itu aku sangat terkejut karena aku berada di dalam sebuah kota yang sangat klasik, ketika pandangan mata ku menoleh ke arah belakang ku, aku hanya melihat susuan batu bata yang sudah kembali seperti semula.
"Wooow..." Ungkap Albert yang juga merasakan keheranan dengan apa yang kami lihat sekarang.
Aku menatap sekitar yang tampak sekerumunan manusia dengan Zwamirum (Istilah untuk binatang yang bisa berbicara) berkumpul menjadi satu di sini.
"Ini adalah Angeland yang sebenarnya..." Ungkap Edyn yang berjalan terlebih dahulu ke arah sebuah toko.
Aku menatap toko yang ada di hadapanku adalah toko yang sangat klasik, tampak di dalam toko terdapat rak-rak yang berisi puluhan tongkat sihir.
"Kalian akan menemukan tongkat sihir kalian di sini..." Ungkap Enhyph yang menyusul Edyn.
Aku dan Albert mengikuti mereka masuk ke dalam toko itu.
__ADS_1
"Wahhh...." Lagi-lagi aku terkesima dengan apa yang ku lihat sekarang.
"Selamat datang tuan..." Ungkap seseorang yang tiba-tiba mengejutkan ku.
Ia adalah seorang pria tua yang memiliki rambut hitam dengan beberapa helai rambut berwarna putih menggunakan kacamata berada di hadapan ku berjalan ke arah mejanya.
"Tongkat sihir untuk tuan Albert dan nona Zenith..." Ungkap Edyn menatap orang tua itu.
"Tuan Albert... Dan nona Zenith..." Ungkap orang tua itu menatap kami berdua.
"Aku sudah mengetahui jika mereka berdua akan berkunjung ke sini..." Ungkap nya seraya berbalik pergi mencari sebuah tongkat sihir untuk kami berdua.
Ku langkah kan kaki ku kembali ke tempat Edyn dan Enhyph berada, aku dan Albert bisa melihat bahwa orang tua itu sudah membawakan dua buah tongkat sihir.
"Ini tongkat milik kalian, tuan dan nona..." Ungkapnya seraya menyerahkan tongkat sihir itu kepada kami berdua.
Aku menerimanya seraya mengeluarkan tongkat sihir itu keluar.
__ADS_1
"Terimakasih, kami akan segera pergi dari sini..." Ungkap Edyn yang tersenyum ke arah orang tua itu.
Orang tua itu hanya tersenyum mengangguk menundukan tubuhnya sebelum menghilang dalam sekejap.
Aku dan Albert hanya saling pandang tak mengerti tentang semua hal yang paling sulit untuk kami pahami.
"Abaikan saja..." Ungkap Albert yang mengikuti Edyn dan Enhyph.
Dengan terburu-buru aku memasukkan tongkat sihir ku kembali dan ku masukkan ke dalam jubah ku.
Sekarang kami berada di sebuah tempat yang sangat aneh, mereka membawa kami ke sebuah lorong tua yang sangat kumuh, namun dari kejauhan aku bisa melihat ujung lorong ini yang sangat menyilaukan.
"Kemana mereka akan membawa kita?" Ungkap ku penasaran kepada Albert.
Albert hanya mengedikkan bahu mengabaikan ku.
_
_
_
__ADS_1
"Jangan menyerah untuk segala sesuatu yang sulit."
__ADS_2