Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 134


__ADS_3

"Zenith... Bangun lah... Apa yang kau mimpikan?" Teriak seseorang, aku terbangun dengan cepat seraya ku tatap seseorang yang membangunkan ku itu, aku memeluk nya dengan erat.


"Ada apa dengan mu?" Ucap nya kebingungan, aku hanya ingin memeluk nya. Mimpi ku itu? Tidak tuhan... Ku mohon, aku tak ingin melihat mereka bertiga mati karena kesalahpahaman itu.


"Ada apa dengan mu?" Ucap Albert, ia melepaskan pelukan ku. Aku menatap nya lekat. Aku sama sekali tak bisa kehilangan kalian semua.


"Apa yang kau mimpikan? Kenapa kau menangis?" Ucap nya menyadar kan ku. Ku sentuh pipi ku yang basah karena air mata. Hati ku juga terasa sangat sakit, itu adalah mimpi. Dan selama ini, mimpi ku menjadi kenyataan.


Ku mohon tuhan, aku tak ingin mimpi itu menjadi kenyataan.


"Zenith..." Panggil nya lagi, sembari ia mengguncang tubuh ku dengan khawatir.


"Maafkan aku kak, aku hanya mimpi buruk..." Senyum ku, aku menatap nya tersenyum.


"Seburuk apakah mimpi mu? Kau sampai menangis tersedu-sedu di kesadaran nyata mu." Ucap nya memelan.


"Ahhh... Kakak tak perlu tahu..." Ucap ku tersenyum.


"Kakak yang mengoleskan ini?" Ucap ku mengalihkan pembicaraan.

__ADS_1


Aku menatap penyakit yang menyerang ku itu mulai menghilang dengan olesan dedaunan warna hijau yang tak ku ketahui nama nya sudah memenuhi sebagian tubuh ku.


"Siapa lagi kalau bukan kakak? Bukan kah rasa sakit itu menghilang?" Ucap nya memeriksa.


Aku mengangguk.


Rasa sakit itu memang menghilang di gantikan dengan rasa sakit yang melekat di hati ku sekarang kak.


"Oleskan ke wajah mu sendiri, kakak tak bisa mengolesi jika air mata mu memenuhi wajah mu." Ucap nya, seraya memberikan sebuah cairan yang sedikit mengental ke arah ku.


"Terimakasih kak..." Ucap ku, seraya meraih nya. Dengan perlahan ku oleskan obat itu ke wajah ku dengan hati-hati. Bau nya sangat khas, tidak terlalu menyengat namun sedikit aneh.


"Tiga puluh menit? Jadi ingat maskeran di rumah, sampai ketiduran pula." Ucap ku menghela nafas kasar.


Tanpa bergerak dan masih di dalam posisi yang sama selama lima belas menit membuat ku kesemutan, ingin rasanya aku berdiri dan membasuh kulit ku tapi aku harus menunggu selama lima belas menit lagi.


Kemana kak Albert pergi? Kenapa dia belum balik lagi dari dalam gua itu.


"Kak..." Teriak ku menggema di seluruh gua.

__ADS_1


"Sebentar..." Teriak kak Albert, namun aku tak melihat batang hidung nya dimana pun.


Aku hanya menunggu dan terus menunggu, waktu berlalu dengan lambat akhir nya tiga puluh menit sudah berlalu. Aku beranjak berdiri berjalan ke arah dalam gua dengan perlahan, ku tatap dinding-dinding gua yang terlihat cukup rata dan rapi.


"Sepertinya seseorang merapikan gua ini..." Ucap ku tanpa memikir kan nya lagi.


Aku berjalan dan terus berjalan, aku melihat dua arah yang berlawanan.


"Kak..." Teriak ku, untuk memastikan keberadaan Albert yang tak terlihat dari tadi.


"Masuk lah ke lorong sebelah kanan Zenith..." Teriak kak Albert, aku berjalan ke arah lorong gua yang ada di sebelah kanan.


_


_


_


❤️❤️❤️

__ADS_1


__ADS_2