Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 103


__ADS_3

Aku menyentuh punggung Ardelia, ia menatap ku penuh tanya. Aku memberikan sebuah kode, ia mengangguk mengerti.


Kami berdua mengucapkan mantra bersamaan, dengan sekejap mata kami kembali ke tempat tadi. Dengan cepat kami berlari ke arah kuda kami yang masih berada di sana dengan langkah cepat.


Hak... Hak... Hak....


Kami menunggangi kuda kami dengan cepat. Kuda kami kembali berlari membelah dingin nya hutan malam. Sesekali aku menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada siapa pun mengikuti kami.


Hujan deras masih setia mengguyur semua hal yang ia lewati, tubuh kami basah dan kedinginan mulai masuk ke dalam tulang.


Sekitar lima belas menit kami menunggangi kuda tanpa berhenti, sampai di depan kami terdapat sebuah gua yang cukup besar.


Aku beranjak turun dari kuda ku seraya memeriksa gua tersebut apakah aman atau tidak untuk kami berdua berteduh.


Di rasa cukup aman, aku menoleh ke arah Ardelia. Kami berdua membawa kuda kami masuk ke dalam gua dengan cepat.


Ku tatap Ardelia yang sedang membuat perapian tak jauh dari tempat ku berdiri. Dengan sekejap mata, perapian itu menghangat kan tubuh kami. Walau tak bisa menghilangkan dingin dengan keseluruhan karena pakaian kami basah, namun itu cukup untuk membuat kami tetap hangat.


"Kau kemana saja dengan laki-laki itu?" Ucap ku setelah beberapa saat.


"Kami? Dia hanya membuat ku sangat kesal..." Ucap nya kesal tampak di raut wajah nya yang sedikit pucat.

__ADS_1


"Ada yang aneh dengan mereka." Ucap ku pelan.


"Lupakan, aku tak ingin berurusan dengan mereka lagi." Ucap nya mengakhiri pembicaraan.


Kami berdua cukup kelelahan malam itu, dengan terpaksa kami berdua tertidur menggunakan pakaian yang masih basah.


__________


Mata ku terbuka menatap seseorang yang sedang duduk di atas sebuah batu yang ada di hadapan ku. Aku memerjap kan mata ku untuk memastikan apakah aku hanya berhalusinasi, namun nyata nya laki-laki itu berbalik menatap ku. Aku terkejut.


"Kenapa kau di sini? Astaga kau penguntit." Ucap ku langsung beranjak berdiri.


"Kau menganggu... Sekarang, pergilah..." Ucap ku seraya ku arah kan pandangan mata ku menatap ke arah Ardelia yang baru saja ikut terbangun.


"Ayo pergi..." Ucap ku seraya membantu Ardelia berdiri.


"Kenapa mereka ada di sini lagi?" Ucap nya pelan.


"Lupakan." Ucap ku.


Kami berdua melangkah kan kaki keluar dari gua menuju ke kuda kami, di samping kuda kami terdapat seorang laki-laki berdiri dengan tatapan aneh menatap kami berdua dengan cukup intens.

__ADS_1


Sebenarnya ada apa dengan mereka? Jika ada sesuatu silahkan bicara bukan membuat kami semakin kesusahan dan takut.


Kami berdua hanya mengabaikan laki-laki itu, kami lebih memilih langsung menunggangi kuda kami dan langsung pergi meninggalkan mereka.


Setelah cukup jauh dari gua itu, aku melihat Ardelia sedikit kedinginan, ia demam. Aku memutuskan untuk segera mencari tempat untuk kami istirahat.


"Tahan lah..." Ucap ku menatap nya.


"Tak apa, ini hanya demam biasa.." Ucap nya tersenyum.


"Masih saja kau mengelak..." Ucap ku kesal.


Setelah sekian lama berjalan tampak dari kejauhan aku melihat sebuah gubuk yang berada di pinggir hutan, kami berdua berencana untuk izin beristirahat di sana.


_


_


_


❤️❤️❤️

__ADS_1


__ADS_2