Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 84


__ADS_3

"Sepertinya mereka akan lama berada di sana, ini benar-benar kesempatan kita untuk mencari permata darah..." Ungkap nya lagi.


"Tapi kita akan mencarinya dimana?" Ungkap ku bingung.


"Hemmm... Tenang saja, aku akan meminta bantuan seseorang..." Ungkap nya lagi.


Tanpa menunggu lama, kami berdua pun menyiapkan beberapa barang yang harus kami bawa dalam perjalanan kami.


"Aku akan mencari bibi Ana, kau persiapkan lah semuanya..." Ucap ku seraya berbalik ke arah pintu.


"Ok..."


Aku berjalan ke arah dapur mencari bibi Ana, tampak lah ia sedang menyiapkan sesuatu.


"Bibi, bisakah kau membawakan kami sesuatu... Kami akan pergi berjalan-jalan keluar..." Ungkap ku penuh dengan senyuman.


"Bukan kah tuan Albert menyuruh nona untuk tetap di rumah?" Ungkap nya khawatir.


"Tenang saja bi, kami akan baik-baik saja... Dan kami akan kembali sebelum mereka kembali..." Ungkap ku sedikit ragu.


"Baiklah non, bibi akan bawakan beberapa bekal untuk perjalanan kalian..." Ungkap nya tersenyum.


"Bi, jangan lupa my cat ok..." Ungkap ku tersenyum, seraya berbalik pergi meninggalkan bibi Ana.


"Ardelia..." Panggil ku.

__ADS_1


"Bagaimana? Apa kita akan benar-benar pergi sekarang?" Ungkap ku ragu.


"Tenang saja, aku sudah mendapatkan informasi tentang permata darah salah satunya..." Ungkap nya, membuat ku kebingungan.


"Secepat itu?" Ungkap ku tak percaya.


Ia hanya mengangguk tersenyum.


"Baiklah..."


Akhirnya kami benar-benar pergi dari rumah kak Harley, dengan membawa beberapa bekal dan menunggangi dua ekor kuda milik kak Harley.


Hak Hak Hak...


Hari semakin siang dan udara semakin panas, sampai lah kami berdua di depan sebuah jalan setapak yang mengarah ke pinggir sungai. Kami berhenti sejenak untuk mengistirahatkan tubuh kami, sesekali kami berdua memakan bekal yang di bawakan oleh bibi Ana.


"Kita akan pergi kemana?" Ucap ku.


"Sebentar lagi kita akan sampai, sabar lah..." Jawab nya, seraya melihat sebuah peta yang ada di tangan nya.


Kami berdua kembali melakukan perjalanan ke arah selatan dengan bantuan sebuah peta yang ada di genggaman Ardelia. Setelah sekian lama sampai lah kami di depan sebuah gua yang cukup menyeramkan dengan beberapa tulang binatang berserakan di mulut gua.


"Apa kau yakin ini tempatnya?" Ucap ku kurang yakin.


Ia hanya mengedikkan bahu dan turun dari kuda nya, aku menatap nya penuh keraguan. Namun aku tetap mengikutinya dengan hati-hati.

__ADS_1


Dengan bantuan sebuah sihir cahaya, kami berdua masuk ke dalam gua dengan perlahan. Sesekali kelelawar gua terbang keluar menimbulkan suara berisik, membuat kami terkejut untuk beberapa saat.


"Aku sangat benci kelelawar..." Ucap Ardelia sedikit kesal. Aku hanya menatap nya penuh kebingungan.


Sebenarnya apa yang dia katakan?


"Kolam?" Ucap nya bingung.


"Apa kau tak tahu di gua ini ada kolam?" Ucap ku menatap kolam kecil berwarna biru itu.


Ia hanya menggelengkan kepala nya.


"Hemmm... Permata darah sangat penting, pastinya di lindungi dengan sangat ketat bukan? Tapi kenapa mereka meletakkan permata darah di gua seperti ini?" Ungkap nya lagi.


"Mungkin mereka memiliki alasan yang bagus untuk itu..." Ucap ku seraya menatap ke sekitar mencari keberadaan permata darah tersebut.


Namun saat tangan ku mencoba menyentuh air kolam, tiba-tiba sesuatu keluar dari dalam air mengejutkan kami berdua.


_


_


_


❤️❤️❤️

__ADS_1


__ADS_2