Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 34


__ADS_3

Ku tatap Aften yang sibuk mencari sesuatu di dalam peti besar yang penuh dengan barang-barang nya, ia melempar semua benda yang menurutnya menghalangi pandangan nya ke belakang.


Sesekali kami harus menghindari benda-benda melayang yang mengarah kepada kami, tanpa sengaja salah satu gelas yang Aften lempar mengenai dahi Albert sehingga dahi nya mengalami benjol yang cukup besar.


"Awww...." Teriak Albert kesakitan seraya memegangi dahinya.


"Maafkan aku tuan Albert..." Ungkap Aften tanpa menoleh.


Kami hanya terdiam dan fokus menghindar.


"Kau bisa memanggil ku Albert tanpa ada kata tuan..." Ungkap Albert yang masih memegangi dahinya.


"Baiklah, jika kau memintanya..." Ucap Aften yang masih sibuk mencari sesuatu di dalam peti.


"Aku menemukan nya..." Ungkapnya berbalik tersenyum menghampiri kami dengan sebuah kotak kayu berwarna hitam di tangannya.


Sesampainya di hadapan kami, ia meniup debu dari kotak kayu berukuran kecil itu, kemudian ia membuka kotak kayu itu dalam satu hentak kan.


Ia mengeluarkan sebuah kertas seraya menaruh kotak itu di atas meja, aku menatap Aften yang mulai membuka isi kertas itu yang tampak lusuh karena sudah lama berada di kotak kayu. Sepertinya itu kertas yang berisi sebuah peta.


"Ini adalah peta dimana kalian akan menemukan Oxdeword..." Ungkapnya meletakkan peta itu di atas meja.

__ADS_1


Albert memandangi peta itu dengan cukup serius.


"Apa kau bisa membaca peta kak?" Ungkapku menatapnya.


"Kau jangan meremehkan kakak mu ini Zenith..." Ungkap Albert dengan nada yang sedikit tegas.


"Aku mempercayai mu kak..." Ungkapku melirik ke arah Edyn yang sedang berbicara serius kepada Aften.


Aku memperhatikan Aften yang kembali mencari sesuatu di peti yang berbeda, ia menemukan nya dengan sekali lihat. Tampak ia mengeluarkan sebuah kotak besar persegi empat, lagi-lagi ia meniup debu yang menutupi kotak kayu tersebut.


Ia berjalan menghampiri ku seraya menyerahkan kotak itu kepada ku, aku meraihnya dan menatapnya. Tampak sebuah ukiran bunga mawar di setiap sudut kotak dengan di tengah-tengahnya adalah kunci pembuka.


Aku kebingungan bagaimana membukanya, ternyata Aften menyuruhku untuk membaca sebuah mantra.


Setelah aku mengucapkan mantra itu, dengan sendirinya kunci itu terbuka dan menampilkan sebuah jubah besar berwarna hitam biasa dengan corak bunga mawar di setiap ujung jubah. Aku mengambil jubah itu dan meletakkan kotak kayu di atas meja.


"Jubah??" Ungkap Albert yang menatapku.


Aku hanya menatap nya kemudian menatap mereka berdua yang hanya menatapku.


"Itu adalah hadiah dari ibu mu nona Zenith..." Ungkap Aften tersenyum kepadaku.

__ADS_1


"Pakailah..." Ungkap Edyn.


Aku menatapnya, dan mengikuti apa yang ia perintahkan.


Dengan perlahan aku mulai memakainya di tangan ku, namun tiba-tiba tangan ku tidak terlihat sama sekali.


"Transparan??" Ungkap ku terkejut.


"Nigrum Rosa Alba, jubah itu hanya di miliki oleh kalian nona, jagalah baik-baik..." Ungkap Edyn serius menatapku.


Aku memakainya menutupi semua tubuh ku, benar-benar transparan tidak ada siapapun yang bisa melihat ku jika menggunakan jubah ini.


Aku membuka jubah ku dan menatap Albert tersenyum.


Aku sangat senang, ini adalah hal yang paling aneh namun sangat nyata, sangat ajaib. Aku mulai menyukai hidup di dunia ini.


Aku kembali melipat jubah itu dan memasukkannya ke dalam kotak.


_


_

__ADS_1


_


"Jangan terlalu berharap untuk suatu hal apapun, karena kau hanya perlu terus berjalan untuk menggapainya."


__ADS_2