Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 90


__ADS_3

"Mungkin kah waktu yang ada di gua itu dengan waktu normal di luar gua memiliki waktu berbeda?" Ucap ku menatap nya.


"Jika memang benar, bukan kah itu sangat merugikan kita?" Ucap ku lagi.


Ardelia hanya terdiam, ia terlihat sedang berpikir keras.


"Sepertinya kita harus cepat menemukan kakak mu untuk memastikan itu..." Ucap nya menoleh menatap ku, aku mengangguk.


Tiba-tiba sinar yang di hasilkan permata darah yang ku bawa bersinar dengan cukup terang, berarti kepingan permata darah yang tadi kami cari tak jauh dari tempat kami beristirahat.


"Apakah kita akan mencarinya sekarang?" Ucap ku ragu, karena hari sudah malam.


"Tunggu... Kita jangan gegabah..." Ucap Ardelia, ia beranjak berdiri dan menatap ke sekitar dengan hati-hati.


Srek... Srek...


Kami berdua mendengar suara yang cukup berisik tak jauh dari tempat kami, aku segera beranjak berdiri dan mencari asal suara itu.


Kembali ku tatap permata darah yang ada di dalam tas ku, sinar nya bersinar begitu terang. Maka permata darah yang kami cari sangat lah dekat.


"Mungkin kah?" Ucap Ardelia menatap ku. Aku mengangguk kan kepala.

__ADS_1


Kami berdua mendengar suara berisik itu lagi, cukup lama kami mencari asal suara itu. Kami melihat sebuah semak-semak dengan tumpukan daun kering bergerak-gerak di hadapan kami, dengan beberapa kali terdapat sinar berwarna merah memenuhi tempat itu.


Kami berdua mendekati tempat itu dengan mengendap-ngendap. Saat sesuatu yang ada di semak-semak itu tak mengeluarkan suara lagi, kami terkejut ketika melihat sesuatu terbang begitu cepat ke arah pohon dan meninggal kan permata yang kami yakini adalah permata darah.


Dengan cepat, kami berdua menghampiri semak-semak itu dan mengorek tumpukan daun yang menutupinya.


Setelah melihat apa yang ada di genggaman tangan ku adalah permata darah, kami berdua pun terkejut ketika melihat permata-permata yang lain terdapat di tempat itu.


"Tunggu... Bukan kah ini terlalu mudah?" Ucap ku menatap Ardelia.


"Mungkin kah kita yang cukup beruntung?" Ucap Ardelia tersenyum.


"Lebih baik kita segera pergi dari sini..." Ucap ku bergegas berdiri dan berbalik ke tempat peristirahatan kami yang cukup jauh jika berjalan kaki. Mungkin sekitar sepuluh meter, ah itu dekat.


Hak... Hak... Hak...


Kami berdua menunggangi kuda dengan cukup kencang, sampai tiba-tiba dari kejauhan kami melihat sebuah rumah berada di dalam hutan.



"Rumah?" Ucap Ardelia pelan.

__ADS_1


"Ayo kita cek..." Ucap ku menarik tali kuda dengan cepat...


Kami berhenti di belakang sebuah pohon besar untuk mengintai siapa yang tinggal di rumah terpencil seperti itu.


"Ini adalah hutan? Dan hanya ada satu rumah?" Ucap Ardelia menoleh ke arah ku.


"Aneh bukan?" Ucap nya lagi menyambung kalimat yang tertunda.


"Penyihir tidak memiliki ketakutan yang begitu dalam sampai tak berani membuat rumah di hutan seperti ini..." Ucap ku menatap ke rumah itu.


"Walaupun, tapi ini terlalu aneh..." Ucap Ardelia lagi.


"Kita lihat saja, siapa yang tinggal di sana..." Ucap ku kembali fokus menatap ke rumah itu.


Kami berdua mengikat kedua kuda kami di dahan pohon, kami berbalik berjalan mengendap-endap mendekati rumah itu dengan perlahan.


_


_


_

__ADS_1


❤️❤️❤️


__ADS_2