Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 102


__ADS_3

Kami kembali terkejut ketika mereka menghindari sihir ku dengan sangat mudah, sebenarnya siapa mereka.


"Siapa kalian?" Ucap ku tegas.


Aku berjalan menghampiri laki-laki yang pertama tadi, dengan langkah cepat aku membuka tudung kepala nya namun tangan ku di cekal oleh nya dengan cukup kuat.


"Zenith..." Teriak Ardelia yang masih menggema di telinga ku.


Laki-laki tadi membawa ku berteleportasi ke sebuah tempat yang sangat asing bagi ku, sebuah rumah yang cukup nyaman, aku mundur beberapa langkah saat ia berdiri di dekat ku.


"Apa kau... Salah satu dari mereka?" Ucap ku sedikit gugup.


Lagi-lagi laki-laki itu tak menjawab ku, ia hanya mengabaikan ku dan berjalan mendekati ku. Aku kembali berjalan mundur namun aku kembali terpojok di dinding, dengan tangan kiri nya berada di kanan kepala ku.


Aku terdiam mematung.


Tangan kanan nya bergerak memegang tudung nya dan menarik nya perlahan ke belakang. Aku terkejut saat laki-laki itu adalah laki-laki yang sama di rumah kakek Eral yang kami temui pagi tadi.

__ADS_1


"Apa kau benar-benar tak bisa menjaga diri mu dengan baik?" Ucap nya sembari mendekat kan wajah nya di depan wajah ku. Aku menatap kedua mata nya lekat.


Ia memiliki warna mata berwarna hitam pekat dengan alis tebal yang terbentuk rapi di kedua nya, dengan nafas nya yang terdengar sangat halus. Aku terkesima beberapa saat, sampai ia mendekat kan wajah nya dengan begitu dekat.


Aku mendorong nya menjauh dari tubuh ku, ia melangkah mundur ke belakang beberapa langkah.


"Apa kau mengikuti ku?" Ucap ku menatap nya sinis.


"Tidak, aku hanya suka berpergian kemanapun." Ucap nya mengelak.


"Siapa laki-laki yang bersama dengan Ardelia? Kau tak menyuruh nya untuk membunuh Ardelia kan?"


"Kembalikan aku ke tempat semula..." Ucap ku menatap nya kesal.


"Apa kau tak bisa dengan sihir mu sendiri?" Ucap nya dengan raut wajah meremehkan.


"Aku menghemat energi, lagian sihir ku memang tak sekuat punya mu." Ucap ku menatap nya lekat dengan penuh kekesalan.

__ADS_1


"Kau seorang putri yang begitu terus terang, tenang lah mereka akan kemari..." Ucap nya, ia duduk di sebuah kursi yang ada di dekat jam pasir tadi.


Aku hanya berdiri mematung, tak tau harus melakukan apa. Aku hanya berharap Ardelia benar-benar sedang menuju kemari.


Sekitar sepuluh menit aku menunggu, Ardelia tak kunjung datang. Aku menatap ke arah laki-laki itu dengan tatapan marah. Baru saja aku ingin mengucapkan sesuatu tiba-tiba Ardelia berada di hadapan ku dengan di peluk oleh laki-laki yang memiliki paras yang tampan dengan senyuman di bibir nya menatap ku.


"Zenith..." Panggil Ardelia melepaskan tangan laki-laki yang membawa nya dengan kasar, ia berlari ke arah ku dengan ketakutan.


"Apa sudah puas dengan kencan mu?" Ucap laki-laki yang membawa ku tadi.


"Tidak... Ia sangat pemarah..." Ucap nya terlihat kesal, ia duduk di samping laki-laki itu.


Aku sangat kesal dengan perlakuan kedua nya, ku arah kan pandangan mata ku menatap ke sekitar aku mencari celah yang pas untuk pergi dari tempat ini.


_


_

__ADS_1


_


❤️❤️❤️


__ADS_2