Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 115


__ADS_3

"Kak..." Panggil ku pelan, ia menatap ku serius.


"Apa kau sudah menemukan permata darah?" Ucap ku lagi.


"Kami sudah menemukan dua Zenith..." Ucap nya.


"Benarkah? Siapa yang menyimpan permata darah itu?"


"Kakak yang menyimpan nya... Lusa kakak dan Dylan akan pergi mencari permata darah yang lain." Ucap nya terus terang.


"Aku sudah menemukan delapan permata darah itu kak..."


"Sungguh? Bagaimana kau menemukan permata darah itu dengan mudah? Bukan kah permata darah sangat sulit di temukan?" Ucap nya tak percaya, ia menatap ku dengan serius.


"Seseorang memberikan nya kepada ku dengan percuma kak."


Tidak, dia mengambil ciuman pertama ku.

__ADS_1


"Seseorang? Bagaimana bisa?" Ucap nya kembali tak percaya.


"Entahlah... Dia dengan senang hati memberikan permata darah itu tanpa ku minta." Ucap ku seraya beranjak berdiri berjalan ke arah laci meja ku.


Ku ambil kunci laci ku di dalam sebuah kotak kecil yang ku letak kan di atas meja, aku meraih kunci itu dan membuka kunci laci ku dengan segera.


Ceklek...


Suara kunci terbuka, ku tarik laci keluar seraya ku ambil sebuah kotak hitam yang berisi permata darah. Aku mengangkat nya seraya berjalan ke arah Albert dengan perlahan, ku berikan kotak itu kepada nya.


Dengan cepat ia membuka kotak hitam itu seraya pandangan mata nya menjadi sangat terkejut ketika permata darah itu benar-benar berada di dalam nya.


"Siapa orang itu? Apa kakak mengenal nya?" Ucap nya seraya mengambil salah satu permata darah di tangan kanan nya.


"Dia laki-laki yang bernama Devant, aku pernah bertemu dengan nya di rumah kakek Eral. Dan dalam perjalanan mencari kalian, kami kembali bertemu dengan nya sampai malam tadi ia datang ke sini dan langsung memberikan kotak itu kepada ku." Jelas ku sedikit tak lengkap, tak mungkin aku mengatakan jika Devant melakukan sesuatu kepada ku.


"Sepertinya kakak pernah mendengar nama itu, tapi entah lah... Mungkin dia seseorang yang sangat kuat... Bahkan mencari satu permata darah saja sangat sulit, dan dia mendapat kan sembilan permata dengan mudah." Ucap nya, ia menatap ke dalam tumpukan permata darah itu dengan lekat.

__ADS_1


"Setiap permata darah di simpan oleh pemilik nya bukan? Lalu jika kita sudah menemukan sepuluh permata darah, kita hanya menemukan satu permata darah lagi. Tapi siapa pemilik permata darah terakhir? Bukan kah pemilik nya penyihir istimewa itu?" Ucap ku, ia menatap ku lekat.


"Apa kau tak ingat, siapa Lordeword?" Ucap nya menatap ku serius seraya ia menutup kotak hitam itu kembali, ia meletakkan kotak itu di atas meja seraya kembali ia menatap ku dengan serius.


"Benar, aku melupakan itu kak..."


Kami berdua terdiam, aku melupakan sesuatu yang sangat penting. Lordeword adalah salah satu penyihir istimewa bukan? Bagaimana cara nya aku bisa menyatukan permata darah itu ketika pecahan yang lain berada di tangan musuh?


"Kak, apa kau tau kekuatan kak Harley sekuat apa?"


"Kak Harley? Dia memang kuat, tapi kakak tak mengetahui kekuatannya sekuat apa! Kita tak akan tahu jika ia tak memperlihatkan nya secara langsung." Jelas nya.


"Benar, tapi dimana dia sekarang? Kenapa dia kembali ke Oxdeword hanya untuk memastikan perkataan ku kak?" Ucap ku tak mengerti.


_


_

__ADS_1


_


❤️❤️❤️


__ADS_2