Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 21


__ADS_3

"Bisakah kalian diam?!" Ungkapnya berbisik pelan dengan suara yang terdengar sangat marah.


Aku seketika terdiam menatap rubah itu yang terlihat sangat marah. Aku menatap Albert yang acuh tak acuh dengan suasana canggung seperti ini.


Jika aku mengaku, kami berdua seperti dua anak kecil yang memperebutkan sebuah mainan.


Sangking penasaran dengan suara itu, aku mencoba mengintip dari balik semak-semak. Aku bisa melihat dengan sedikit jelas bahwa mereka bukanlah manusia. Itu adalah sekumpulan kelinci yang memiliki mata merah, berbeda dengan Endh yang memiliki manik mata berwarna biru bening.


Mereka membawa senjata berupa pisau eh maksud aku pedang. Terlihat seperti memegang pisau sih, hehe... Eh tapi salah satu dari mereka juga megang pisau, aku gak salah kok. Kenapa aku jadi permasalahin senjata mereka sih? Skip deh...



Mereka terlihat sangat menakutkan, apa mereka adalah musuh kami? Tapi itu terlalu imut untuk menjadi musuh manusia. Bukan imut sebenarnya, mereka sangat keren.


Jika di dunia modern kelinci hidup seperti itu, pasti sangat menakutkan. Bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya dunia jika kelinci itu hidup di sana. Huhh....


"Sangat menyeramkan..." Ungkapku tanpa sadar.


Dan itu membuat mereka melihat sekeliling mencari kami, aku, Albert dan rubah itu menjadi gemetaran karena tatapan tajam yang di keluarkan kelinci itu.

__ADS_1


Tapi tunggu dulu deh, itu kan hanya kelinci? Tapi kenapa kami takut? Bukankah rubah karnivora ya? Kelinci itu makanannya kan? Kenapa dia juga takut.


Aneh... lebih aneh nya aku tetap saja bersembunyi. Aku tidak mau mati konyol karena pemikiran ku yang sangat logis untuk dunia normal, tapi ini dunia fantasi. Aku harus hati-hati. Sebenarnya aku mikirin apaan sih?


Lama-lama otakku setress gara-gara hidup di sini. Sudah sangat lama aku tidak mendengar suara mereka lagi, apa mereka sudah pergi? Aku mencoba mengintip pelan-pelan untuk melihat mereka.


Namun....


DEG*


Aku sangat terkejut karena salah satu kelinci bermata merah itu berjalan ke arah persembunyian kami. Apa yang harus aku lakukan?


Rubah itu menyuruh kami berjalan dengan sedikit menjongkok untuk pergi meninggalkan tempat persembunyian sebelum mereka menemukan kami.


"Cepat..." Ucapnya pelan.


Akhirnya rubah merah itu berjalan berjongkok dengan cepat tanpa menimbulkan suara, aku dan Albert pun mengikuti nya seperti hewan pengendap.


Sesekali ku arahkan pandangan mataku ke belakang menatap mereka yang semakin mendekati bebatuan itu.

__ADS_1


"Jangan meninggalkan bekas..." Ungkap Albert pelan yang berada di depanku.


"Aku mengerti." Ungkapku lebih cepat berjalan.


Kami berhenti di belakang pohon besar yang cukup jauh dari tempat itu, aku melihat kelinci yang menghampiri tempat persembunyian kami telah menelusuri tempat itu, sepertinya ia sedikit curiga, ia menatap sekeliling sampai kelinci lain memanggil nya.


Mereka kembali berjalan meninggalkan tempat itu ke arah Utara dengan santai karena mereka tidak menemukan apapun.


"Huhh..."


Nafas kami terdengar lega karena sejak tadi kami menahan nafas dan lutut ku keram karena berjalan berjongkok tadi...


Aku meluruskan kakiku sebentar untuk menghilangkan rasa keram itu sebelum kembali berjalan pergi. Begitupun Albert dan rubah merah itu.


-


-


-

__ADS_1


"Berubah memang berat pada awalnya, kacau di tengah-tengahnya dan sangat indah pada akhirnya."


__ADS_2