
__ADS_3
Tampak lah sesosok makhluk aneh yang sangat mengerikan keluar dari air kolam itu, aku terjatuh terduduk melihat sebuah pemandangan yang sangat-sangat membuat ku takut.
Ini adalah pertama kali nya aku melihatnya, maksud ku ini pertama kalinya aku melihat makhluk aneh di kehidupan nyata. Sebelumnya aku hanya melihat makhluk itu di dalam film atau sebuah novel.
Makhluk itu sangat kuat, memiliki kaki yang sangat besar dengan beberapa tanduk di kepalanya, dan beberapa lendir keluar dari tubuh nya, makhluk itu memiliki pori-pori kulit yang sangat lebar dan lembeh. Lebih mirip seperti banteng namun juga seperti Orc atau bahkan seperti tubuh gurita. Aku tak bisa menyebutkan apa nama yang pas untuk makhluk itu.
Karena keterkejutan ku, membuat kami berdua lengah. Makhluk itu tiba-tiba menyerang kami berdua dengan brutal. Kami hanya menghindar dan terus menghindar sampai dimana kami berdua menatap sesuatu yang aneh di dada nya.
"Lihat itu..." Teriakku kepada Ardelia.
Ia mengangguk, seraya mengeluarkan sihir perekat dari tumbuhan yang tak ku ketahui nama nya.
Sekarang giliran ku mengeluarkan sihir air, membuatnya kehilangan nafas untuk beberapa saat sampai kami terpental ke dinding gua.
"Uhukk... Uhukkk... Uhukkk...." Aku terbantuk mengeluarkan darah segar dari mulut ku, begitupun dengan Ardelia.
"Lihat lah kaki nya..." Teriak ku.
__ADS_1
Kami berdua kembali bertarung dengan makhluk itu, dengan cepat kami menyayat tubuh nya dengan pisau yang ada di sepatu kami. Dengan mengerahkan seluruh tenaga dan sihir kami, akhirnya makhluk itu sedikit melemah.
Namun sekali lagi kami terpental ke dinding dan semakin lemah. Kami berdua telah melupakan sesuatu.
"Aku akan menyerangnya, kau lihat lah dadanya.. Jika ada kesempatan kau ambil permata darah itu..." Teriakku dengan sedikit tersengal-sengal.
Ardelia mengangguk.
Kami berdua kembali bangkit dan menyerang makhluk itu dengan sisa energi kami.
"Yakkkkk...." Aku menendang nya dan terus menendang nya. Aku melumpuhkan setiap tubuh makhluk itu menyentuh kaki ku. Makhluk itu tak mempan dengan sihir, jadi ku rasa ia tak bisa mengelak dengan ilmu beda diri.
"Kita berhasil..." Teriak Ardelia senang.
Akhirnya kami berdua bisa bernafas dengan lega.
"Kau benar, kelemahan nya adalah di dada nya..." Ucap nya yang masih tersengal-sengal dengan sebuah batu permata ada di tangan kanan nya.
__ADS_1
Aku terduduk lemas dan tersenyum menatap makhluk itu yang terbaring mati dengan luka sayatan di seluruh tubuh nya. Namun tiba-tiba tubuh makhluk itu menghilang di gantikan dengan sebuah bayangan manusia yang berdiri di hadapan kami, namun aku tak bisa melihat nya dengan jelas rupa wajah bayangan manusia itu.
"Pergunakanlah permata darah itu dengan hati-hati." Ungkap nya sebelum menghilang mengikuti sinar matahari yang sudah mulai memerah.
Aku dan Ardelia terkejut melihat sebuah pesan itu, kami berdua saling pandang tak mengerti tentang sesuatu yang belum pernah kami temukan.
"Dia pasti salah satu dari penyihir istimewa itu..." Ucap Ardelia menatap kekosongan itu. Aku mengangguk.
Aku terbaring seraya memejamkan mata ku sejenak, sebelum sesuatu menyentuh kaki ku dengan dingin.
"Zenith... Bangun lah... Lihat itu..." Teriak Ardelia mengejutkan ku...
Dengan terpaksa aku membuka kedua kelopak mata ku dengan berat.
_
_
__ADS_1
_
❤️❤️❤️
__ADS_2