Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 46


__ADS_3

Aku terbangun dari tidur nyenyak ku seraya menatap sekitar kamar yang berada di dalam jangkauan penglihatan ku. Aku beranjak turun dari tempat tidur ku berjalan ke arah lemari, aku membukanya dan mengambil handuk serta pakaian ganti di dalam lemari.


Aku berjalan ke arah sebuah pintu yang berada di sudut ruangan, aku membuka pintu itu dengan perlahan. Tampak lah sebuah kamar mandi yang cukup luas, aku segera masuk dan membersihkan diri ku.


Cukup lama aku berkutik di dalam kamar mandi, tiba-tiba aku mendengar suara perempuan, sepertinya ia sedang menguap dan melirik ke sana kemari mencari ku, jika aku tidak salah tebak dia lah Ardelia.


Aku membuka pintu kamar mandi, perlahan.


"Dia sudah bangun..." Ungkap Ardelia yang beranjak turun dari tempat tidur nya. Ia berjalan ke arah kursi yang berada di tengah-tengah ruangan, ia duduk di sana dengan tatapan nya melihat para murid-murid yang lain masih tertidur di tempat tidurnya.


"Kau sudah bangun?" Ucap ku seraya berjalan keluar dari kamar mandi, tak lupa aku menutupnya kembali.


"Kau tak membangunkan ku Zenith, bukan kah kau teman ku?" Ungkap nya itu sedikit kesal.


Aku hanya terdiam tak mengerti, kenapa aku harus membangunkan nya? Sangat aneh bukan? Iya walau aku akui ia berada di samping tempat tidurku. Tapi aku tak mungkin membangunkannya di saat kita belum berteman sepenuhnya.


"Segera lah mandi Ardelia, sebelum antre..." Ucap ku datar.


Dengan kesal Ardelia beranjak berjalan dengan menghentak-hentakkan kedua kaki nya membuat ruangan ini sangat berisik, bahkan sedikit bergetar.

__ADS_1


Para gadis-gadis lain yang sedang tidur merasa terganggu dengan kelakukan Ardelia yang menyebalkan itu.


Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku, aku kembali berjalan ke arah lemari dan mengambil sebuah seragam khusus murid Oxdeword.


Pakaian itu seperti jubah dengan beberapa bagian menggunakan warna yang cukup terang yaitu warna kuning, dengan warna dasarnya adalah warna hitam.


"Mungkin kah seragam kami berbeda?" Ungkap ku yang kurang yakin seraya memakai nya.


Aku menatap diriku di depan cermin yang cukup tinggi dan lebar, setidaknya itu cukup untuk satu orang, seperti diriku yang masih terlihat anak-anak yang beranjak dewasa.


Aku kembali membuka lemari ku dan mengambil sebuah kotak dan sebuah buku yang sangat tebal berwarna cokelat klasik.


"Buku mantra sihir yang sangat tebal..." Ungkap ku menatap buku tebal itu seraya mengembalikan kotak yang sudah kosong ke dalam lemari, kemudian aku menutup pintu lemari Itu dengan perlahan namun pasti.


Aku berjalan ke arah tempat tidur ku dan duduk di pinggir tempat tidur seraya meletakkan tongkat sihir ku di samping tubuh ku.


Tanpa tergesa-gesa aku membuka buku ku dan mulai membaca sebuah mantra di halaman pertama.


"Aku akan menguasai semua mantra yang ada di dalam buku ini..." Ungkap ku penuh tekat.

__ADS_1


Tak beberapa lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Muncul Ardelia keluar, ia berjalan ke arah lemari dan melakukan hal yang sama seperti ku tadi.


Para murid-murid yang lain mulai terbangun satu persatu dan melakukan kegiatan pagi masing-masing.


"Ini hari pertama kita bukan? Ku rasa kita akan benar-benar menjadi penyihir yang hebat..." Ucap Ardelia menatap ku yang masih fokus membaca.


Sungguh menyebalkan...


"Ya, kau harus menikmatinya tanpa berisik..." Ungkap ku datar.


"Bisakah kau tidak sedingin itu? Kau sangat menyebalkan Zenith..." Ungkap Ardelia yang keluar dari kamar dengan perasaan kesal.


"Kita belum sedekat itu, kau belum mengenalku Ardelia..." Ungkap ku menatap kepergian Ardelia.


_


_


_

__ADS_1


❤❤❤


__ADS_2