Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 89


__ADS_3

"Lihat ini..." Ucap Ardelia seraya mengarah kan jari telunjuk nya ke atas buku itu.


"Itu sebuah sinyal? Maksud nya tak jauh dari tempat ini ada kepingan permata darah yang lain? Ternyata mereka saling terhubung pada jarak tertentu." Ungkap ku membaca buku tersebut.


"Namun jika mulai redup maka permata darah itu mulai menjauh dari yang kita punya? Apakah yang di maksud kan permata darah itu bergerak?" Ungkap ku menatap ke arah Ardelia.


"Bisa jadi..." Ucap nya menutup buku itu dan mengembalikan nya ke dalam tas nya.


"Lebih baik kita segera mencari permata darah itu, sebelum menghilang." Ucap ku tergesa-gesa.


"Ini adalah kesempatan kita..." Ucap ku lagi seraya beranjak menunggangi kuda ku dengan cepat.


"Lalu bagaimana dengan kakak-kakak mu, apa kita tidak mencarinya terlebih dahulu?" Ucap Ardelia sedikit ragu.


"Aku percaya mereka baik-baik saja..." Ucap ku semangat.


Akhirnya Ardelia menyetujui keputusan ku untuk mengejar permata darah itu.


Hak... Hak... Hak...


Kami berdua menunggangi kuda dengan sangat kencang mengarah ke arah barat Padang rumput, dengan di tandai permata darah yang mulai bersinar lumayan terang.

__ADS_1


Kami berdua semakin mendekati tempat itu, namun aku masih tak mengetahui siapa dan makhluk apa yang membawa permata darah tersebut.


Bagaimana jika seseorang yang sangat kuat? Aku masih belum memikirkan nya. Aku benar-benar berpikir untuk segera mendapatkan nya dan membuat Lordeword tak bisa bangkit lagi. Aku hanya memikirkan cara itu agar semuanya kembali membaik.


Ayah, kak... Percayalah pada ku, aku akan segera menuntaskan permasalahan ini.


Setelah kami mencari kesana kemari, kami tidak menemukan apapun. Bahkan sepertinya makhluk itu mempermainkan kami berdua dengan tiba-tiba menjauh dan mendekat.


"Lebih baik kita istirahat di sini..." Ucap ku menatap Ardelia yang terlihat kelelahan.


Ia turun dari kudanya dan berjalan ke arah bawah pohon seraya mengikat kudanya dengan tergesa-gesa. Kemudian ia duduk bersandar di pohon tersebut dengan memejamkan kedua mata nya.


"Apa kau begitu kelelahan?" Ucap ku menghampirinya.


"Tapi keadaan membuat kita dewasa bukan?" Tanya ku tersenyum.


"Sebelum ini aku juga memiliki sikap yang kekanak-kanakan bukan? Maafkan aku..." Ucap ku menatap nya dengan sedikit sendu.


"Kau memang sudah berubah Zenith..." Ucap nya tersenyum.


"Kau istirahat lah, aku akan membuat perapian..." Ucap ku beranjak berjalan mencari kayu dan ranting pohon yang tergeletak tak jauh dari tempat ku berdiri.

__ADS_1



Dengan cepat aku sudah menghidupkan perapian dan mendudukan tubuh ku di dekat perapian tersebut.


"Lihat lah pemandangan itu, bukan kah terlihat sangat indah?" Ucap Ardelia yang beranjak duduk di samping ku.


"Akan lebih indah jika mereka ada di sini..." Ucap ku menatap ke arah pemandangan tersebut.


"Tenang lah kita akan mendapatkan keduanya, permata darah dan menemukan mereka..." Ucap Ardelia tersenyum.


"Jika di pikir-pikir bukan kah sesuatu menjadi aneh ketika kita keluar dari gua itu Zenith?" Ucap nya menoleh ke arah ku.


"Kau benar... Kuda yang kita tunggangi tiba-tiba menjadi lebih besar dan rumah kak Harley hancur terbakar seperti itu... Bukan kah seperti waktu berlalu lebih cepat?" Ucap ku mengingat nya.


"Aku belum pernah membaca kejadian yang sama seperti itu..." Ucap nya menatap ke arah perapian.


_


_


_

__ADS_1


❤️❤️❤️


__ADS_2