Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 67


__ADS_3

"Apa yang kau lamun kan?" Ucap Ardelia yang mengejutkan ku. Aku menoleh menatap nya yang sudah berjalan beberapa meter di hadapan ku, ia menoleh menatap ku penasaran.


"Tidak..."' Ucap ku seraya berjalan mengikuti nya.


Kami masuk ke dalam sekolah, sekarang aku berada di lantai kedua. Kaki ku kembali berjalan menaiki tangga. Sekarang kami berdua berjalan di lorong yang sangat panjang dengan di dinding lorong terdapat patung dan lukisan yang bergerak, lukisan-lukisan itu tak bosan-bosan nya mengajak seseorang untuk berbicara kepada mereka.


Misal nya sekarang, salah seorang murid yang berada di tingkatan yang berbeda dengan ku sedang berdiri di salah satu lukisan. Lukisan itu adalah lukisan seorang penyihir cahaya yang cukup terkenal. Namun hanya lukisan nya saja yang ada, penyihir Amera sudah wafat beberapa ratus tahun yang lalu.


"Sepertinya nyonya Amera menyukai nya..." Ucap ku tersenyum menatap mereka berdua yang berbicara dengan senyuman.


"Kau benar, dia adalah murid di tingkatan atas... Dia memang murid kesayangan nyonya Amera..." Ucap Ardelia tersenyum.


Aku dan Ardelia berhenti di ujung lorong, terdengar ia mengucap kan mantra untuk membuka pintu itu. Terlihat pintu itu bergerak dan menyuruh kami untuk segera masuk.


Albert dan Dylan? Mereka berdua sudah jalan terlebih dahulu meninggal kan kami. Aku memang memiliki kakak yang sangat angkuh... Menyebalkan bukan?


Aku berhenti sejenak, aku merasakan seseorang sedang mengawasi kami berdua. Aku menoleh ke belakang untuk memastikan apa yang ku rasakan tidak lah salah, namun aneh nya aku tak melihat siapapun. Bahkan murid yang berbicara dengan nyonya Amera sudah tidak lagi di sana.

__ADS_1


"Apa kau merasakan seseorang sedang mengawasi mu Zenith Cordyline?" Ucap paman Edward yang tiba-tiba melayang di hadapan ku.


"Paman, kau mengejutkan ku..." Ucap ku seraya memegang dada ku dengan tangan kanan ku.


"Heiii... Paman Edward, bagaimana kabar mu? Apa kau merindukan Ardelia?" Ucap Ardelia tersenyum.


"Kau sangat cantik Ardelia..." Ucap paman Edward menatap nya tersenyum.


"Terimakasih paman..."


"Lebih baik, kau berhati-hati anak Jassfer Axsembeurg" Ucap paman Edward yang melayang pergi meninggalkan kami berdua.


"Apa kau akan berdiri di sana Zenith? Aku akan meninggalkan mu..."


Aku menoleh menatap nya, ia sudah pergi menaiki tangga masuk ke ruangan.


Aku berjalan dengan cepat mengikuti Ardelia yang sudah berjalan ke arah tempat tidur nya. Saat pandangan mata ku menatap ke sekeliling ruangan, aku tak melihat siapapun di sini. Seperti nya mereka semua belum kembali dari perburuan.

__ADS_1


"Ardelia..." Panggil ku.


"Ada apa?" Ungkap nya tanpa menoleh menatap ku.


"Bukan kah ini hari ke lima?" Ucap ku mengingat kembali.


"Hemm... Aku tak mengingatnya..." Ucap nya yang berjalan ke arah lemari nya.


"Aku mandi duluan..." Ungkap nya yang berjalan ke arah pintu kamar mandi.


Aku duduk termenung di kursi yang ada di tengah-tengah ruangan. Entah ada apa dengan ku, aku merasakan kekhawatiran yang sangat besar di dalam lubuk hati ku. Apa sesuatu terjadi kepada ayah? Tak mungkin, dia adalah penyihir hebat... Aku bisa mengetahui itu.


Lalu apa yang sebenarnya ku rasakan?


_


_

__ADS_1


_


❤️❤️❤️


__ADS_2