Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 79


__ADS_3

Aku membuka mata ku perlahan, menatap sekitar kamar yang terlihat sangat gelap. Ternyata hari sudah malam.


"Jam sepuluh malam? Aku kehilangan jam makan malam ku..." Ungkap ku lesu seraya beranjak duduk menatap jam dinding.


Ku arah kan pandangan mata ku menatap ke arah tempat tidur Ardelia, tampak ia bangun seraya menguap. Terlihat ia sedang merenggangkan tubuh nya.


"Ahhh... Kenapa sangat gelap?" Ungkap nya bingung.


"Sekarang sudah malam..." Ungkap ku malas.


"Ahhh aku melewatkan jam makan malam ku..." Ungkap nya beranjak turun berjalan ke arah kamar mandi.


Ku tatap kucing ku yang masih tertidur pulas tanpa merasa terganggu atas keributan yang di timbulkan Ardelia tadi. Aku beranjak turun melangkah kan kaki ku mengambil handuk dan mengikuti Ardelia masuk ke dalam kamar mandi.


Cukup lama kami membersihkan tubuh, sekarang kami berada di ruangan asrama dengan Ardelia yang sedang memakan sepotong roti yang ia simpan di dalam tas belajar nya, sedangkan aku hanya memakan beberapa cemilan yang sudah tersedia di atas meja tengah.


Kami memakan makanan tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, sampai ia mengucapkan sesuatu.


"Seharian aku di kamar sendiri, kau darimana saja?" Ungkap nya seraya masih mengunyah makanan nya.


"Aku menemui kedua kakak ku..." Ungkap ku.


"Aku menunggu mu sampai ketiduran..." Ungkap nya kesal.

__ADS_1


"Kan kau bisa belajar dengan fokus..." Ucap ku tak mau kalah.


"Ya ya terserah kau saja, apa yang kau dapatkan dari pertemuan mu itu?" Ungkap nya mulai serius.


"Ternyata mereka berdua terluka karena mencari permata darah, dan kau tau yang memerintahkan nya adalah Professor Robert?!"


"Semakin ke sini mimpi mu mulai berhubungan Zenith..." Ungkap nya serius.


"Jika memang benar, bukan kah kita sudah mendapat kan petunjuk?" Ungkap ku tersenyum.


"Lalu, apa kau tak memberitahukan mimpi mu kepada mereka bertiga?" Ungkap nya penasaran.


"Sepertinya belum waktunya, karena mereka berada sangat dekat dengan pengkhianat. Bagaimana jika mereka mengalami bahaya jika mengetahui pengkhianat sebenarnya berada di dekat mereka? Bukan kah itu sangat merugikan?" Ungkap ku menjelaskan.


"Kita juga harus bergerak bukan?" Ungkap ku tersenyum.


"Baiklah... Mulai besok aku akan mempersiapkan semuanya..." Ungkap nya tersenyum.


"Apa kau mengingat saat kita mengikuti Professor Atherxafan?" Ungkap ku lagi.


"Professor Atherxafan? Jangan-jangan ia mengetahui jika Professor Robert lah pengkhianat itu..." Ungkap Ardelia menerka.


"Bisa jadi... Tapi belum pasti bukan? Kita tidak tahu apa yang di maksud bawahannya itu..." Ungkap ku.

__ADS_1


"Dan akan sangat mencengangkan jika Professor Atherxafan adalah salah satu dari mereka..."


"Aku tidak akan berhenti tertawa jika itu terjadi..."


"Ya, karena kau terlalu bodoh sampai tertipu semudah itu..."


"Bukan hanya aku tapi kau juga..."


"Ya ya... Mereka sangat hebat dalam menipu, jadi tak salah jika kita mudah tertipu."


"Bagaimana jika mulai besok kita mencaritahu apa yang di rencanakan Professor Atherxafan? Kita harus mencari sekutu sebelum berperang." Tukas ku seraya meletakkan sebungkus kacang polong di atas meja.


"Tenang... Aku akan mencari informasi sebanyak mungkin... Aku tak ingin dunia ini hancur karena keserakahan mereka..." Ucapnya penuh kebencian.


"Semangat..." Ucap kami berdua bersamaan.


_


_


_


❤️❤️❤️

__ADS_1


__ADS_2