Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 109


__ADS_3

"Apa kalian tak pernah memikirkan itu?"


Aku hanya menghela nafas kasar, tak biasa nya mereka bertiga bertingkah bodoh dan naif seperti itu. Apakah mereka sudah tersihir oleh sebuah sihir pengendali? Tak mungkin.


"Bukan kah terlihat jelas sekarang?" Ucap Ardelia, ia menatap nanar ketiga nya.


"Tak mungkin penyihir hebat seperti Professor Robert melemah tanpa alasan." Ucap Ardelia kembali.


"Apa kalian mengetahui hal ini sejak lama?" Ucap kak Harley menatap ku dan Ardelia bergantian.


"Sebenarnya kami tahu banyak hal saat masih berada di Oxdeword, seperti saat Professor Atherxafan membicarakan sesuatu kepada seorang laki-laki yang memakai cadar, bahkan kami selalu memperhatikan tingkah laku para Professor." Ucap ku.


"Apa kalian tahu apa yang di bicarakan Professor Atherxafan?" Ucap Albert serius.


"Hanya percakapan biasa, sepertinya ia menjaga sesuatu tapi kami tak tau apa yang ia maksud." Jawab Ardelia mengingat.


"Lalu ada kejadian saat Ardelia tertidur sambil berjalan, kemudian ia berhenti di depan sebuah pohon tempat kami sering belajar di halaman. Lalu Professor Atherxafan lah yang membangun kan nya dan berkata, sangat berbahaya murid seperti mu tidur sambil berjalan."

__ADS_1


"Dan jika aku jujur, aku tak pernah tidur sambil berjalan sebelum itu. Dan itu aneh bukan?" Sambung Ardelia.


"Lalu saat Ardelia kembali ke asrama, aku masih berhenti menunggu Professor Atherxafan untuk pergi namun sebelum ia pergi ia berkata sesuatu kepada pohon itu." Ucap ku terhenti, aku mengingat kembali apa yang Professor katakan.


"Ia mengatakan Apa yang kau rencanakan? Apa kau ingin mencelakai murid ku? " Jelas ku.


"Beberapa pohon memang memiliki niat seperti manusia pada umumnya, tergantung apa yang ia ingin kan." Jawab Dylan, seraya ia mengganggukkan kepala nya menyetujui ucapan nya sendiri.


"Sejenak kami berdua mencurigai Professor Atherxafan, tapi jika di pikir kan lagi seperti nya kami salah ketika kami mendapat petunjuk tentang Professor Robert melalui mimpi ku." Ucap ku.


"Apa yang kau mimpikan Zenith?" Tukas kak Harley, ia menatap ku lekat.


"Apa kau yakin dengan mimpi mu itu?"


"Mungkin kah itu hanya bunga tidur?" Ucap Albert dan Dylan beruntun secara serempak.


Aku hanya terdiam, mereka tidak mempercayai apa yang ku katakan. Terbesit keraguan di hati ku untuk melanjutkan cerita ku, aku sangat kesal. Ingin sekali aku berteriak jika itu tak salah, namun itu adalah kebenaran.

__ADS_1


"Bisakah kalian berdua tenang?" Ucap kak Harley, sesekali ia menatap ku. Seperti nya ia tau jika aku sedang marah.


"Jika kau tak percaya dengan adik mu, lupakan..." Ucap Ardelia mendengus kesal.


"Bukan nya aku tak percaya, maksud ku itu sesuatu yang aneh... Tak salah jika kami ragu dengan apa yang melekat di mimpi seseorang." Jawab Dylan, raut wajah nya memang benar-benar terlihat ragu.


"Kalau tak percaya ya sudah... Aku sudah menceritakan itu semua, sekarang kembali kepada kalian... Apa kalian masih tak sadar juga?" Ucap ku mengabaikan kepercayaan mereka tentang cerita ku.


"Setelah kita mengalami banyak hal, kalian masih tak percaya? Pikir kan lah itu baik-baik..." Sambung Ardelia, jika ia dalam mode kesal ia tak akan takut pada siapapun termasuk kak Harley yang ada di hadapan nya sekarang.


"Aku lelah, lebih baik kita istirahat..." Ucap nya lagi, seraya ia beranjak berdiri dan menarik ku pergi ke arah kamar.


_


_


_

__ADS_1


❤️❤️❤️


__ADS_2