
__ADS_3
"Sebaiknya kau masuk Zenith, angin malam tidak bagus untuk tubuh kita..." Ucap nya yang beranjak berdiri berjalan mendahului ku.
"Berikan aku beberapa menit kak..." Ucap ku menoleh ke belakang menatap punggung nya yang masuk ke dalam rumah, ia menghilang dari pandangan ku.
Aku menatap lurus ke depan, memikirkan sesuatu yang seharusnya aku tanyakan kepada Harley, kakak ku.
"Tunggu... Albert, bagaimana jika ia termasuk penyihir istimewa? Itu akan sangat menyusahkan... Dia memang benar-benar pria yang arogant... Aku membencinya dan sekarang aku mengkhawatirkan nya..."
____________
Ku tatap jendela kamar ku yang terbuka. Aku termenung merasakan semilir angin yang menyentuh kulit ku. Helaian-helaian rambut ku yang berterbangan menandakan bahwa angin malam yang mengenai ku sangat lah kencang, dengan suara guntur yang mulai mendekat.
Kilatan petir terlihat dari pandangan mata ku, berpuluh-puluh bulir bening berjatuhan seperti gelembung sabun yang berkilauan. Aku berjalan mendekat ke jendela kamar ku. Ku ulur kan tangan ku ke depan untuk menjadi wadah bulir-bulir air yang terasa sangat dingin menyentuh telapak tangan ku.
Ingin sekali ku hitung seberapa banyak bulir-bulir bening yang turun ke bawah, namun aku tak bisa menghitung nya. Itu terlalu banyak, sangat banyak sampai aku kesulitan untuk menerima nya.
Ku gerak kan tubuh ku mundur satu langkah dari jendela kamar, seraya tangan ku meraih pintu jendela yang sedang ku tarik ke dalam. Aku menutup nya.
__ADS_1
Aku berbalik berjalan ke arah tempat tidur ku, terbaring aku seraya meraih selimut yang berada di samping ku. Aku memejamkan mata ku meringkuk kedinginan merasakan hawa dingin yang masuk ke hati ku yang paling dalam. Ini sangat dingin...
Aku mendengar suara langkah kaki berjalan ke arah kamar ku. Ia membuka pintu kamar ku seraya melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kamar, setelahnya aku tak mendengar ia bergerak lagi. Ia terdiam.
Siapa dia?
"Maafkan aku Zenith, kita harus kembali ke Oxdeword besok... Kita harus segera menuntaskan tugas kita sebagai anak dari penyihir istimewa..." Ucap nya, yang bisa ku pastikan bahwa itu adalah suara Harley, kakak ku.
Duduk ia di atas tempat tidur ku seraya memegang telapak tangan kanan ku yang terbalut selimut. Aku merasakan kehangatan saat ia menyentuh tangan ku.
"Apa kau tau, aku selalu mengawasi mu dan Albert, aku sangat ingin bermain seperti kalian, memeluk ayah dan bertemu dengan yang lain... Namun aku tidak ingin egois karena keserakahan ku, itu adalah jalan satu-satunya mereka tidak menemukan kita..."
"Kita bertiga tak seharusnya bersama Zenith, kekuatan kita akan menjadi boomerang bagi kita semua..." Ungkap nya yang terdengar sangat sendu.
Kekuatan?
"Bersiaplah untuk besok Zenith, aku tau kau masih terbangun..." Ungkap nya melepaskan tangan ku seraya berdiri.
__ADS_1
Aku membuka mata ku menatap nya tersenyum.
"Aku hanya ingin mendengar apa yang akan kau ucap kan kak..."
"Tidur lah yang nyenyak..." Senyum nya seraya berjalan pergi keluar dari pintu kamar ku.
"Apa maksudnya? Boomerang? Kekuatan? Aku semakin bingung dengan semua nya. Bisakah aku hidup tenang kali ini? Tidak bisa."
"Lebih baik, aku segera tidur..."
"Tidur? Apa aku bisa tidur setelah ini? Ahhh... Aku sangat ingin kembali ke dunia ku, tahun 2020... Bagaimana kabarmu? Apa kau merindukanku? Tidak."
"Apa aku menjawab pertanyaan ku sendiri?"
_
_
__ADS_1
_
❤❤❤
__ADS_2