
__ADS_3
Ku arahkan pandangan mata ku ke sekitar hutan, tampak dari kejauhan aku bisa melihat sebuah padang bunga yang sangat luas membentang di sana.
Aku tersenyum menatap keindahan itu, aku bergegas berjalan mendahului mereka untuk segera sampai ke sana.
"Tunggu... Jangan ceroboh Zenith..." Teriak Albert yang melarang ku untuk berlari.
Aku berhenti seraya menatap nya kesal.
"Baiklah..." Ungkap ku dengan nada turun.
"Berhati-hatilah..." Ungkap Edyn yang sedikit dingin kepadaku.
Lagi-lagi aku harus berada di tengah-tengah mereka, aku ingin bebas. Tapi baiklah aku mengerti kenapa aku harus berhati-hati.
Tak cukup lama aku menginjakkan kaki ku di atas tanah yang tumbuh dengan bunga-bunga indah. Namanya adalah bunga Aster.
Aku sangat-sangat menyukai bunga, ku petik beberapa bunga aster kemudian ku satukan menjadi sebuah buket.
__ADS_1
Aku tersenyum karena bunga-bunga akan bermekaran sangat indah di musim semi... Ahhh sangat indah... Bunga Aster tidak hanya memiliki warna putih saja melainkan masih ada banyak warna seperti ungu, pink, kuning, merah, biru dan ada beberapa warna yang lain.
Setiap warna memiliki arti yang berbeda, contohnya aster putih memiliki arti simbolis spritualitas, iman dan kepolosan. Aster putih dapat di gunakan untuk upacara pernikahan dan sebagai tambahan yang sempurna untuk pengaturan buket hiasan. Tapi sayang, di balik bunga aster ada kisah yang sangat mengharukan.
Baiklah kembali dimana aku berada sekarang.
Ku arahkan pandangan mata ku ke sekitar, tempat ini sangat lah luar biasa. Memang benar yang di katakan pepatah tempat yang paling indah adalah tempat yang paling berbahaya.
Ku tatap Edyn yang berjalan mendahului kami, ia menginjak-injak bunga aster tanpa perasaan bersalah. Ah,,, aku ingin marah kepadanya.
Aku terpaksa mengikuti mereka untuk berjalan di atas bunga-bunga, karena kami harus melewati Padang bunga untuk sampai di seberang hutan.
"Tidak, tapi aku cukup mengerti tentang beberapa bunga..." Ungkapnya tanpa menatapku.
Baiklah, ku rasa dia memang benar-benar tidak menyukai bunga.
Aku menggerakkan tangan kanan ku yang memegang sebuah buket bunga aster putih yang sangat cantik, sesekali aku mencium bau harum yang sangat alami. Ini bunga original yah bukan bunga plastik ok.
"Kau seperti anak kecil Zenith..." Ungkap Albert membuatku kehilangan senyuman ku.
__ADS_1
"Asalkan aku bahagia kak..." Ungkapku menatapnya tersenyum kesal.
Cukup lama kami berjalan di Padang bunga yang cukup luas, kami tiba di hutan seberang yang tak berbeda jauh dari hutan yang kami lalui tadi.
Ku tatap Edyn yang kembali fokus menatap sekitar dengan tatapan yang cukup tajam, ia berhenti dan menoleh menatap kami berdua.
"Siapkan senjata kalian,,, berhati-hati lah..." Ungkapnya dengan serius.
Baiklah, sekarang suasana kembali serius. Aku meletakkan buket bunga aster ku di atas tanah, aku meninggalkan nya seraya memfokuskan diri ku untuk menggunakan busur panah. Tak lupa pula Albert selalu mengajari ku untuk selalu menyiapkan sebilah pisau di sepatu ku.
Aku tidak tau apa yang akan kami hadapi nanti, tapi jika ku lihat dari raut wajah Edyn seperti nya cukup berbahaya.
Kembali kami melangkah pergi memasuki hutan yang sangat lebat di hadapan kami, aku mengikuti Edyn yang selalu berjalan lebih dulu. Sesekali aku menatap Albert yang sedang fokus melindungi ku dari belakang.
-
-
-
__ADS_1
"Jangan pantang menyerah untuk apa pun yang akan terjadi, teruslah maju dan berani."
__ADS_2