Zenith In The New World

Zenith In The New World
Chapter 37


__ADS_3

Sekawanan binatang itu berhenti di bawah pohon besar tempat kami bersembunyi, aku bisa melihat dengan samar-samar bahwa mereka adalah seekor srigala yang sangat menyeramkan.


Sekawanan srigala itu berjumlah sekitar lima sampai tujuh srigala yang sangat besar. Kami bertiga terdiam menunggu mereka pergi, sesekali aku bisa mendengar samar-samar pembicaraan mereka.


"Aku mencium bau manusia di sekitar sini..." Ungkap salah satu srigala yang berada di barisan paling depan.


"Kita harus segera menemukan mereka..." Ungkapnya lagi seraya berlari ke arah selatan hutan.


Ku tatap srigala itu yang berlari dengan sangat cepat ke sana, ku rasa jika mereka mengejar kami maka mereka lah yang akan menang.


Terdengar suara hembusan nafas dari dahan sebelah ku.


"Hufth..."


Aku menatapnya, tampak Edyn terlihat sangat lega karena para serigala tidak menemukan kami di sini.


"Kalian lihat? Mereka lah yang selalu mengejar kita..." Ungkap Edyn yang memegang dahan pohon dengan kuat.


Ku alihkan pandangan mata ku ke arah Albert yang berada di dahan bawah ku menatap ku lekat.


"Kita harus segera turun..." Ungkap Edyn.


"Tunggu..." Ungkap ku menahan Albert yang bergerak.

__ADS_1


Tampak dari kejauhan aku bisa melihat cahaya yang di hasilkan oleh obor api berjalan ke arah tempat kami berada.


"Jangan mengeluarkan suara sedikit pun..." Ungkap Edyn menatap asal cahaya itu.


Ku tatap lekat-lekat siapa yang membawa obor api di hutan seperti ini, cahaya itu semakin mendekat, tampak seseorang... Bukan, maksud ku dia memiliki kepala yang berbulu itu bukan manusia.


"Dimana sih rubah tua itu?" Terdengar samar-samar makhluk itu berbicara.


Aku menatap lekat Edyn yang serius memperhatikan siapa dia, seperti nya dia mengenal makhluk yang ada di bawah.


"Dia teman ku..." Ungkap Edyn yang beranjak turun dari pohon.


Aku dan Albert mengikutinya untuk segera turun dari pohon. Sesampainya di bawah aku bisa melihat bahwa makhluk yang ku lihat tadi adalah seekor tikus.



Aku hanya menatapnya lekat yang sama sekali tidak menjijikkan seperti tikus yang berada di rumah-rumah, dia bisa berbicara gengs.


"Lihatlah tikus itu, sangat lucu..." Ungkap Albert yang salah bicara.


"Maksudku, siapa nama mu? Sangat imut..." Ungkap Albert lagi.


"Aku tidak lah imut tuan, nama ku Enhyph..." Ungkap tikus itu sedikit marah.

__ADS_1


"Maafkan kakak ku, tuan Enhyph..." Ungkap ku menundukan tubuh ku menatap Enhyph.


"Baiklah nona Zenith..." Ungkap Enhyph tersenyum kepadaku seraya mematikan obor api kecil yang ia pegang, ia meletakkan obor itu di bawah pohon seraya di tutupi nya dengan daun-daun yang berada di dekatnya.


"Kita harus segera pergi dari sini..." Ungkap Edyn yang menatap kami bergantian seraya memperhatikan sekitar.


"Ikuti aku..." Ungkap Enhyph yang berjalan terlebih dahulu di ikuti Edyn.


Ku langkahkan kaki ku mengikuti mereka yang pergi ke arah barat dengan langkah cepat, sesekali ku tatap Enhyph yang berjalan kemudian merangkak. Terkadang ia berhenti menatap kami yang berada di belakangnya.


"Kak..." Ungkap ku menoleh ke belakang, tampak Albert sedang menatap ke sekitar.


Ia menatap ke arah ku dengan pisau yang di berikan Ibu berada di pinggang nya.


"Bukankah kita akan sampai di sana kak? Aku sangat lelah sekarang..." Ungkap ku mengeluh kepadanya.


"Jangan mengeluh..." Ungkapnya lagi.


Aku kembali memperhatikan langkah kaki ku mengikuti Enhyph dan Edyn yang berjalan di depan ku.


_


_

__ADS_1


_


"Hidup akan lebih berarti jika kau benar-benar bisa menikmatinya."


__ADS_2